290
untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Untuk media audio visual, angket penilaian diberikan pada
kelas eksperimen I dengan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38. Sedangkan, untuk media modul bergambar, angket penilaian diberikan
pada kelas eksperimen II dengan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 39.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Uji Coba Instrumen
a. Uji Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
suatu soal. Indeks kesukaran adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban
benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item soal. Besarnya indeks kesukaran item soal tes berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Indeks kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut :
max
S N
B IK
´ =
Keterangan :
IK
: Indeks kesukaran
B
: Jumlah siswa yang menjawab dengan benar
N
: Jumlah sampel
S
max
: Skor maksimal
290
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 3.2. Klasifikasi indeks kesukaran
Nilai IK Kualifikasi
0,91 – 1,00 0,71 – 0,90
0,41 – 0,70 0,21 – 0,40
0,00 – 0,20 Mudah sekali
Mudah Sedang
Sukar Sukar Sekali
Masidjo, 1995 : 189-192 Berdasarkan hasil uji coba tahap II instrumen tes prestasi belajar fisika aspek
kognitif dapat diketahui besarnya indeks kesukaran masing-masing item soal. Indeks kesukaran item soal tes prestasi belajar ini terdiri dari lima tingkatan
seperti pada tabel 3.2. Dari uji taraf kesukaran item soal tes prestasi belajar diperoleh data hasil yang disajikan pada tabel 3.3. Data hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 35.
Tabel 3.3. Hasil uji taraf kesukaran soal tes prestasi belajar
Jumlah Item Soal Kelas
MDS MD
CK SK
SKS Eksperimen I
21 8
10 1
Eksperimen II 12
19 9
b. Uji Taraf Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah, yang
besarnya ditunjukkan dengan indeks diskriminasi. Indeks diskriminasi adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda, yaitu antara -1,00 sampai 1,00.
290
Seluruh peserta tes dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu atas dan bawah. Siswa-siswa yang tergolong kelompok atas adalah siswa-siswa yang memiliki
skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah adalah siswa-siswa yang memiliki skor rendah.
Untuk menentukan siswa-siswa yang tergolong kelompok atas NKA atau kelompok bawah NKB, diambil kira-kira 25 atau 27 dari jumlah siswa suatu
kelompok apabila kelompok itu besar = N 100 atau 50 apabila kelompok itu kecil = N 100. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :
max
S atauNK
NK K
K ID
B A
B A
´ -
=
Keterangan :
ID
: Indeks Diskriminasi
K
A
: Jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
K
B
: Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
NK
A
: Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas
NK
B
: Jumlah siswa yang tergolong kelompok bawah
S
max
: Skor maksimal
Daya pembeda soal dapat diklasifikasikan Masidjo, 1995 : 196-201:
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks diskriminasi
Nilai ID Kualifikasi
0,81 – 1,00 0,60 – 0,79
0,40 – 0,59 0,20 – 0,39
Negatif – 0,19 Sangat Membedakan
Lebih membedakan Cukup Membedakan
Kurang Membedakan Sangat Kurang Membedakan
290
Berdasarkan hasil uji coba tahap II instrumen tes prestasi belajar fisika aspek kognitif dapat diketahui besarnya indeks diskriminasi masing-masing item soal.
Indeks diskriminasi item soal tes prestasi belajar ini terdiri dari lima tingkatan seperti pada tabel 3.4. Dari uji taraf pembeda item soal tes prestasi belajar
diperoleh data hasil yang disajikan pada tabel 3.5. Data hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.
Tabel 3.5. Hasil uji taraf pembeda soal tes prestasi belajar
Jumlah Item Soal Kelas
SM LM
CM KM
SKM Eksperimen I
5 18
17 Eksperimen II
4 20
16
c. Uji Validitas