290
Tidak  ditolaknya  hipotesis  nol  ini  kemungkinan  terjadi  karena  kemampuan awal yang dimiliki siswa cenderung merupakan kelebihan yang dimiliki siswa itu
sendiri.  Siswa  yang  mempunyai  tingkat  kemampuan  awal  tinggi  cenderung  akan memperoleh  prestasi  yang  tinggi  sekalipun  diajar  dengan  model  pembelajaran
yang  berbeda.  Sedangkan  siswa  yang  mempunyai  tingkat  kemampuan  awal rendah  juga  cenderung  akan  memperoleh  prestasi  yang  rendah  sekalipun  diajar
dengan pembelajaran yang berbeda. Dengan  demikian,  tidak  ada  perbedaan  prestasi  belajar  untuk  siswa  yang
mempunyai  kemampuan  awal  tinggi  bila  diajarkan  menggunakan  model pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dengan  media  audio  visual  disertai  LKS
dibandingkan  dengan  bila  diajarkan  menggunakan  model  inkuiri  terbimbing dengan media modul bergambar disertai LKS. Demikian pula tidak ada perbedaan
prestasi  belajar  untuk  siswa  yang  mempunyai  kemampuan  awal  rendah  bila diajarkan  menggunakan  model  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dengan  media
audio  visual  disertai  LKS  dibandingkan  dengan  menggunakan  model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media modul bergambar disertai LKS.
5. Hipotesis Kelima
Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh F
hitung
=  4,0051    F
tabel
=  3,91  sehingga  H
AC
ditolak,  artinya  ada  interaksi  pengaruh antara  penggunaan  model  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dengan  media  audio
visual  disertai  LKS,  media  modul  bergambar  disertai  LKS,  dan  aktivitas  belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok Tata Surya.
290
Hasil  perhitungan  komparasi  ganda  dengan  metode  Scheffe  diperoleh  hasil sebagai berikut :
a. Terdapat perbedaan rerata prestasi belajar fisika yang signifikan dari :
1. Interaksi  antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual
disertai  LKS  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  rendah  dengan  siswa yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual  disertai  LKS  yang
tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  F
hitung
=  8,3936    F
tabel
=  3,91 sehingga H
o
ditolak. 2.
Interaksi  antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual disertai  LKS  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  dengan  siswa
yang belajar menggunakan media modul bergambar disertai LKS yang tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  F
hitung
=  17,1781    F
tabel
=  3,91 sehingga H
o
ditolak. 3.
Interaksi  antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual disertai  LKS  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  dengan  siswa
yang belajar menggunakan media modul bergambar disertai LKS yang tingkat  aktivitas  belajarnya  rendah  F
hitung
=  22,1063    F
tabel
=  3,91 sehingga H
o
ditolak. b.
Tidak terdapat perbedaan rerata prestasi belajar fisika yang signifikan : 1.
Interaksi  antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual disertai  LKS  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  rendah  dengan  siswa
yang belajar menggunakan media modul bergambar disertai LKS yang
290
tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi  F
hitung
=  1,4347    F
tabel
=  3,91 sehingga H
o
diterima. 2.
Interaksi  antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual disertai  LKS  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  rendah  dengan  siswa
yang belajar menggunakan media modul bergambar disertai LKS yang tingkat  aktivitas  belajarnya  rendah  F
hitung
=  2,9020    F
tabel
=  3,91 sehingga H
o
diterima. 3.
Interaksi  antara  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  modul bergambar  disertai  LKS  yang  tingkat  aktivitas  belajarnya  tinggi
dengan  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  modul  bergambar disertai LKS yang tingkat aktivitas belajarnya rendah F
hitung
= 0,2444 F
tabel
= 3,91 sehingga H
o
diterima.
Kesimpulan  yang  dapat  ditarik  dari  hipotesis  kelima  ini  adalah  interaksi siswa yang belajar menggunakan media audio visual disertai LKS dengan tingkat
aktivitas  belajar  rendah  cenderung  akan  memperoleh  prestasi  belajar  fisika  yang tinggi  daripada  interaksi  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  modul
bergambar  disertai  LKS  dengan  tingkat  aktivitas  belajar  tinggi.  Interaksi  siswa yang  belajar  menggunakan  media  audio  visual  disertai  LKS  dengan  tingkat
aktivitas  belajar  tinggi  cenderung  akan  memperoleh  prestasi  belajar  fisika  yang tinggi  daripada  interaksi  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  modul
bergambar  disertai  LKS  dengan  tingkat  aktivitas  belajar  baik  tinggi  maupun rendah.
290
Kesimpulan  yang  lain  adalah  interaksi  siswa  yang  belajar  menggunakan media audio visual disertai LKS dengan tingkat aktivitas belajar rendah cenderung
akan memperoleh prestasi belajar fisika yang tinggi daripada interaksi siswa yang belajar  menggunakan  media  modul  bergambar  disertai  LKS  dengan  tingkat
aktivitas  belajar  tinggi  baik  tinggi  maupun  rendah.  Interaksi  siswa  yang  belajar menggunakan  media  modul  bergambar  disertai  LKS  dengan  tingkat  aktivitas
belajar  tinggi  cenderung  akan  memperoleh  prestasi  belajar  fisika  yang  tinggi daripada  interaksi  siswa  yang  belajar  menggunakan  media  modul  bergambar
disertai LKS dengan tingkat aktivitas belajar rendah. Aktivitas  belajar  siswa  dapat  ditingkatkan  dengan  penciptaan  proses
pembelajaran  yang  memungkinkan  siswa  dapat  menggali  dan  meningkatkan aktivitas  belajarnya.  Dalam  hal  ini,  guru  sebagai  fasilitator  dapat  meningkatkan
aktivitas  belajar  siswa  dengan  menciptakan  kondisi  belajar  yang  mendukung. Dengan  model,  metode  dan  media  pembelajaran  yang  memotivasi  dan
meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar fisika.
6. Hipotesis Keenam