Wawancara dengan Pasien KESIMPULAN DAN SARAN

1. Mengapa Ibu membawa “IW” untuk menjalani rehabilitasi di RSKO? 2. Siapa saja yang menjenguk “IW” selama menjalani rehabilitasi di RSKO? 3. Apakah Ibu rutin menjenguk “IW” selama di RSKO? 4. Kapan “IW” dapat dikunjungi oleh keluarga? 5. Kalau boleh tahu, siapa yang bertanggung jawab secara penuh dalam membiayai pengobatan “IW” selama di RSKO? 6. Berapa biaya kegiatan art therapy yang dikenakan dari pihak RSKO? 7. Apakah menurut Ibu, biaya kegiatan art therapy tersebut terjangkau? 8. Bagaimana kondisi “IW” sebelum menjalani rehabilitasi di RSKO? 9. Bagaimana kondisi “IW” setelah menjalani rehabilitasi di RSKO? 10. Apakah terlihat perubahan secara fisik pada diri “IW”? 11. Apakah ada perubahan psikis pada diri “IW”? 12. Apakah “IW” sudah mengalami perubahan sosial? 13. Bagaimana perasaan Ibu melihat perubahan pada diri “IW”? 14. Bagaimana respon “IW” ketika keluarga sedang menjenguknya? 15. Apa harapan Ibu kedepannya untuk “IW”? HASIL WAWANCARA INFORMAN A. Wawancara dengan Pekerja Sosial di RSKO Jakarta Indikator Evaluasi Program Art Therapy di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. 1. Indikator InputMasukan a. Siapa pendiri program art therapy di RSKO?  Awal mula yang membentuk program art therapy adalah Pak Isrizal. Beliau adalah mantan Psikolog di RSKO. b. Sejak tahun berapa program art therapy dibentuk di RSKO?  Art therapy dibentuk pada tahun 2007 sekitar bulan Maret-April. Tepatnya ketika awal-awal RSKO beroperasi di Cibubur. Dahulu pada tahun 2007 Pak Isrizal mengajak Pak Syarif Pekerja Sosial RSKO untuk mengikuti kegiatan art therapy bersama dengan Beliau. c. Apa alasan yang mendasari dibentuknya program art therapy di RSKO?  Program art therapy dibentuk di RSKO ditujukan bagi pasien dual diagnosis atau pasien Special Programme. Alasan dibentuknya kegiatan art therapy karena mereka memiliki gerak yang terbatas, jadi untuk mengisi waktu luang yang mereka miliki untuk menyalurkan ekspresi mereka melalui seni. d. Apakah ada fenomena luar negeri, terkait dengan kegiatan art therapy yang bisa membantu proses penyembuhan bagi pengguna napza?  Menurut beberapa ahli, art therapy merupakan salah satu saluran karena pasien dual diagnosis kaya akan fantasi yang luar biasa. Sehingga, art therapy dapat mewadahi. Dengan kata lain, seni dapat dijadikan sebagai kegiatan untuk mengekspresikan diri atau menceritakan pengalaman pasien. Art therapy mengubah keadaan seseorang dari kurang baik menjadi lebih baik karena pasien dapat mencurahkan isi hatinya sehingga menjadi alternatif penyembuhan diri.  Ada cerita nyata seorang Warga Negara Asing Amerika yang mengalami Bipolar. Dia terobsesi untuk bekerja di NASA dan ternyata obsesinya dahulu kini menjadi kenyataan. Dia saat ini bekerja di NASA walau posisinya hanya sebagai staff administrasi, tetapi itu merupakan bukti bahwa yang sudah di diagnosa sakit psikisnya juga tetap bisa berkembang dalam kehidupannya ke arah yang lebih baik. e. Apa tujuan diadakannya program art therapy di RSKO?  Tujuan diadakan program art therapy di RSKO dikarenakan antara lain: tugas yang sudah diprogramkan oleh Instalasi Rehabilitasi, art therapy diharapkan dapat mengisi waktu luang pasien, art therapy sebagai alternatif penyembuhan terapi bagi pasien dual diagnosis, dan art therapy dapat melatih emosi pasien agar dapat lebih stabil. f. Apa saja tugas pokok dan fungsi Bapak sebagai Pekerja Sosial di RSKO?  Tugas pokok Pekerja Sosial di RSKO antara lain: merencanakan materi kegiatan selama satu bulan minimal, mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan, memandu atau memimpin acara kegiatan art therapy, dan membuat kesimpulan disetiap akhir sesi atau kegiatan.  Fungsi Pekerja Sosial di RSKO adalah untuk memberikan terapi alternatif bagi pasien dual diagnosis sekaligus sebagai fasilitator yang berhubungan langsung dengan pasien. g. Siapa saja yang berperan dalam program art therapy di RSKO?  Yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan art therapy adalah Pekerja Sosial dan teman sejawat tanpa dibantu oleh Konselor. Sedangkan unit yang terkait atau terhubung dalam kegiatan art therapy yaitu: Instalasi Rehabilitasi dan Instalasi Psikososial. h. Berapa orang pendampingpetugas yang mendampingi kegiatan program art therapy di RSKO?  Petugas yang mendampingi pelaksanaan kegiatan art therapy berjumlah dua orang yang berprofesi sebagai Pekerja Sosial di RSKO Jakarta yaitu, saya Agus Darmawan dan Syarifuddin. i. Apa latar belakang pendidikan dari pendampingpetugas yang mendampingi kegiatan art therapy?  Saya dan Pak Syarif bertugas dalam pelaksanaan art therapy, sebagai Pekerja Sosial. Latar belakang pendidikan kami yaitu S1 Strata 1 Sarjana Kesejahteraan Sosial. j. Apakah sebelumnya para pendampingpetugas yang berperan dalam kegiatan program art therapy sudah mengikuti pelatihan?  Saya dan Pak Syarif sebagai petugas belum pernah mengikuti atau mendapatkan pelatihan secara khusus terkait dengan art therapy, tetapi kami belajar sendiri secara autodidak. Dengan cara membaca buku-buku atau artikel-artikel yang berkaitan dengan kemampuan mengasah otak atau berbagai permainan yang menghibur dan memiliki makna positif. k. Siapa saja peserta yang mengikuti program art therapy di RSKO?  Pasien yang dapat mengikuti program art therapy adalah pasien dual diagnosis yang mengikuti rehabilitasi dan berada dalam fase SP. Dual diagnosis disebut juga diagnosa ganda yaitu ketergantungan NAPZA dan gangguan jiwa. Akan tetapi dilihat dari kondisi atau keadaan si pasien itu sendiri. Misalkan, salah satu pasien kondisinya sedang parah maka pasien tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan art therapy. Jadi pasien SP yang dapat mengkuti art therapy yakni, pasien yang secara psikisnya siap menerima materi dan kondisinya lumayan baik. l. Mengapa program art therapy di RSKO hanya diperuntukan bagi pasien dual diagnosis?  RSKO mengutamakan program TC Therapeutik Community untuk penanganan pasien NAPZA. Jadi untuk pasien dual diagnosis karena mereka terbatas geraknya untuk mengikuti