B. Terapi Seni Art Therapy
1. Pengertian Terapi
Terapi adalah remediasi masalah kesehatan, biasanya setelah pasien didiagnosis. Orang yang melakukan terapi disebut Terapis. Dalam bidang
medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Diantara psikolog, istilah ini mungkin merujuk secara khusus untuk psikoterapi.
22
Sedangkan dalam kamus lengkap psikologi dikatakan bahwa terapi merupakan suatu bentuk perlakuan dan pengobatan yang ditujukan kepada
penyembuhan suatu kondisi yang menyimpang patologis pada diri seseorang.
23
2. Macam-macam Terapi
Pada Umumnya, terapi menampilkan empat gambaran kegiatan, yaitu:
24
a. Membangun hubungan murni atau genuine yang bersifat memelihara
hubungan antara terapis dan pasien atau klien. b.
Membantu klien melakukan eksplorasi diri dengan cara-cara psikologis. c.
Terapis dan kliennya bekerja sama memecahkan masalah psikologis klien dan mengembangkan fungsi pribadi personal function klien.
d. Terapis membangun sikap dan mengajarkan keterampilan kepada klien
untuk menanggulangi stress dan mengendalikan kehidupannya secara dengan sendirinya dan efektif.
22
Nawazir, “Pengertian Terapi”, artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari http:www.id.shvoong.compengertian-terapi20140508html
.
23
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, penerjemah: Kartini Kartono, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 507.
24
Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis Bandung: PT. Refika Aditama 2007, h. 9.
Hawari dalam bukunya Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA Narkotik, Alkohol, dan Zat Adiktif telah menemukan metode terapi
detoksifikasi tanpa anestesi pembiusan dan subtitusi pengganti yang masih turunan putawopiate khususnya pada detoksifikasi putaw opiate.
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun toksin NAZA dari tubuh seseorang. Secara singkat metode Prof. Dadang Hawari ini adalah sebagai
berikut:
25
a. Terapi Medik-Psikiatrik Psikofarmaka
Akibat penyalahgunaan NAZA adalah terganggunya sistem neuro- transmitter pada susunan saraf pusat otak yang menimbulkan gangguan
mental dan perilaku. Gangguan mental dan perilaku ini masih berlanjut meskipun NAZA sudah hilang dari tubuh setelah menjalani terapi
detoksifikasi. Selain daripada itu pada pasien penyalahgunaketergantungan NAZA proses mental adiktif masih berjalan; artinya rasa ingin craving
masih belum hilang, sehingga kekambuhan dapat terulang kembali. Untuk mengetahui gangguan tersebut di atas digunakan obat-obatan
yang berkhasiat memperbaiki gengguan dan memulihkan fungsi neuro- transmitter pada susunan saraf pusat otak, yaitu yang dinamakan
psikofarmaka golongan major transquilizer yang tidak menimbukan adiksi dan dependensi tidak berakibat ketagihan dan ketergantungan. Selain
psikofarmaka golongan
major transquilizer
terjadi pada
pasien penyalahgunaketergantungan NAZA juga diberikan jenis obat anti-
depressant. Obat anti-depressant perlu diberikan karena dengan
25
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA Narkotik, Alkohol, dan Zat Adiktif Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2006, h. 103.