77
BAB III PROFIL RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
A. Latar Belakang Berdirinya Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Rumah Sakit Ketergantungan Obat RSKO Jakarta didirikan pada tahun 1972, yang sebelumnya merupakan salah satu unit RSUP Fatmawati Jakarta.
Rumah Sakit ini merupakan satu-satunya Rumah Sakit milik Pemerintah yang khusus bergerak dalam bidang penanganan gangguan yang berhubungan dengan
zat. Rumah Sakit ini semula bernama Drug Dependence Unit DDU yang diresmikan oleh Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu. Pada
Tahun 1974 DDU berubah nama menjadi Lembaga Ketergantungan Obat LKO, dimana tujuan utamanya adalah penanganan ketergantungan obat yang
komprehensif dan bersifat jangka panjang, meliputi bidang preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pada tahun 1978, status LKO ditingkatkan menjadi Rumah Sakit tipe C dengan nama Rumah Sakit Ketergantungan Obat RSKO di bawah Departemen
Kesehatan Republik Indonesia sebagai unit pelaksana fungsional dari Ditjen Pelayanan Medik dengan dr. Erwin Widjono, SpKJ sebagai direktur pertama.
RSKO juga telah mengalami perubahan kelembagaan menjadi tipe B non Pendidikan pada tanggal 14 Juni 2002 dan kemudian pada 26 Juni 2007
ditetapkan menjadi instansi Pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum BLU bertahap.
Dengan meningkatnya jumlah pasien ketergantungan opiat pada akhir tahun 90 yang membutuhkan tempat perawatan yang lebih luas, lahan di
Fatmawati tidak memadai untuk dikembangkan. Untuk itu pada tahun 1999 Pemda DKI Jakarta memberi bantuan berupa izin persetujuan prinsip pemanfaatan
tanah seluas + 1,5 hektar untuk pembangunan Rumah Sakit yang bertempat di Cibubur, Jakarta Timur. Pada tanggal 15 Oktober 2002 gedung RSKO baru di
Cibubur resmi digunakan dan sejak itu secara bertahap dilakukan pemindahan seluruh aktivitas Rumah Sakit dari lokasi Fatmawati ke Cibubur. Terhitung sejak
tanggal 1 Februari 2007 RSKO hanya berada pada satu lokasi, yaitu di jalan Lapangan Tembak no. 75, Cibubur, Jakarta Timur.
RSKO mendapatkan status terakreditasi pada tanggal 23 Mei 2000 untuk bidang-bidang administrasi manajemen, pelayanan medik, pelayanan gawat
darurat, keperawatan dan rekam medik. Sejak RSKO di Cibubur resmi digunakan, telah dilakukan berbagai pengembangan layanan, yaitu unit rehabilitasi
berorientasi Therapeutic Community TC, High Care Unit HCU, laboratorium klinik dan radiologi, unit layanan umum, program subtitusi rumatan, serta fasilitas
pendidikan, pelatihan dan penelitian. Pengembangan program dilaksanakan secara berkala, demi memenuhi kebutuhan pasien. Saat ini, program rehabilitasi tidak
lagi secara eksklusif berorientasi pada TC, melainkan bersifat komprehensif, menggabungkan berbagai macam pendekatan, mengingat kondisi pasien juga
banyak mengalami perubahan. Pengembangan rencana terapi pada berbagai program yang ada bersifat individual, disesuaikan dengan kondisi pasien secara
keseluruhan. Dalam usia 42 tahun 2014 ini, RSKO telah mengalami enam kali
pergantian direktur: tahun 1987 oleh dr. Al Bachri Husin, SpKJ, tahun 1997 oleh dr. Sudirman MA, SpKJ, tahun 2006 oleh dr. Ratna Mardiati, SpKJ, tahun 2009
oleh DR. dr. Fidiansjah, SpKJ, tahun 2010 oleh Diah Setia Utami, SpKJ, MARS, dan tahun 2012 sampai dengan saat ini oleh Dr. Laurentius Panggabean, SpKJ,
MS.
B. Visi dan Misi Rumah Sakit Ketergantungan Obat
VISI RSKO :
Sebagai pusat layanan dan kajian nasional maupun regional dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan zat GBZ.
MISI RSKO :
1. Melaksanakan upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif bagi
masyarakat umum dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan zat GBZ dan penyakit terkait serta memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat umum. 2.
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga profesi serta masyarakat umum dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan
zat GBZ. 3.
Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan zat GBZ.
C. Struktur Organisasi
TERLAMPIR
1. Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan, atau yang dilakukan Pekerja Sosial di RSKO Cibubur-Jakarta Timur adalah sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi sosial
b. Melaksanakan terapi relaksasi kepada pasien
c. Dinamika kelompok
d. Kunjungan rumah atau home visit
e. Melakukan bimbingan sosial
f. Melakukan bimbingan rohani
g. Melakukan terapi rekreasi
h. Melaksanakan wisata alam terpadu
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya seperti melaksanakan prevensi dan
promosi pada masyarakat baik itu pelajar, guru, pekerja, pendidik serta mahasiswa dan dosen dan juga lain sebagainya.
Sejauh ini peran pekerja sosial di RSKO sudah dijalankan dengan baik, walaupun pekerja sosial tidak bisa bekerja sendirian.
2. Pengambilan Keputusan
Penerapan kebijakan dan alur pengambilan keputusan yang ada di RSKO adalah yang pertama dari jajaran direksi yaitu Direktur Utama dan
para komite yang membuat kebijakan lalu turun keseksi-seksi yang ada di RSKO lalu turun ke kepala Instalasi dan sampai kepada anak buahnya atau
jajaran yang ada dibawahnya. Sama halnya dengan pengambilan keputusan yang mutlak adalah Direktur Utama, beliau yang berhak mengambil
keputusan baru diserahkan kepada para seksi dan selanjutnya baru turun kepada kepala instalasi-instalasi yang ada di RSKO Jakarta. Perencanaan
keputusan yang ada di RSKO harus diajukan terlebih dahulu kepada Direktur