Tingkat RegionalInternasional Pola Pendanaan 1. Sumber Dana

gejala waham pada beberapa pasien, serta tidak adanya perkembangan positif selama mengikuti program rehabilitasi berbasis Therapeutik Community TC pada pasien-pasien tersebut. Oleh karena itu, RSKO memodifikasi program untuk diterapkan pada pasien dual diagnosis tersebut, yang sering disebut sebagai Program Khusus PK. Sekalipun fokus utamanya adalah untuk menangani pasien dual diagnosis, namun PK ini juga dapat mengakomodasi pasien dengan keterbatasan fisik akibat komplikasi fisik yang dialaminya, pasien dengan keterbatasan kemampuan kognitif, serta pasien lain dengan kebutuhan khusus. Menurut beberapa ahli, art therapy merupakan salah satu saluran karena pasien dual diagnosis kaya akan fantasi yang luar biasa. Sehingga, art therapy dapat mewadahi. Dengan kata lain, seni dapat dijadikan sebagai kegiatan untuk mengekspresikan diri atau menceritakan pengalaman pasien. Art therapy mengubah keadaan seseorang dari kurang baik menjadi lebih baik karena pasien dapat mencurahkan isi hatinya sehingga menjadi alternatif penyembuhan diri. 3 Prinsip dan strategi perawatan dalam PK melibatkan kerjasama dari para profesional dan petugas lain, yaitu: Dokter Umum, Psikiater, Neurolog, Dokter Penyakit Dalam, Psikolog, Perawat, Pekerja Sosial, Konselor Adiksi dan Ahli Gizi. Dalam menjalankan PK, diperlukan komunikasi yang baik antara tim karena akan mempengaruhi keberhasilan pemulihan pasien. Art therapy 3 Studi Dokumen, Buletin RSKO Tahun 2008. merupakan salah satu bagian dari Program Khusus PK. Adapun kegiatan- kegiatan PK lainnya di RSKO, meliputi: 4 1. Pemeriksaan rutin psikiatri dan pemeriksaan fisik. Saat ini sudah ada satu orang Dokter Umum dan satu orang Psikiater yang bekerja tetap pada Instalasi Rehabilitasi. 2. Program diskusi harian, yang diberlakukan bagi seluruh jenis pasien. 3. Program diskusi mingguan, dimana dilakukan diskusi tentang pasien oleh profesi profesional yang menanganinya. 4. Program dinamika kelompok, baik yang difasilitasi oleh Perawat, Konselor, Pekerja Sosial, ataupun Psikolog. Secara khusus program kelompok yang difasilitasi oleh Perawat adalah terapi aktifitas. Sedangkan program art therapy difasilitasi oleh 2 dua orang Pekerja Sosial. 5. Program kunjungan rumah Home Visit. Tujuan dari kunjungan rumah adalah untuk mempersiapkan keluarga dalam menerima pasien kembali dan membantu pasien untuk berinteraksi kembali dengan keluarga. Biasanya kunjungan rumah dilakukan oleh Pekerja Sosial ataupun tim Konselor. 6. Pendidikan kesehatan bagi keluarga, baik yang diberikan secara individual maupun secara kelompok oleh profesi profesional. Selain itu pendidikan bagi keluarga dalam wadah Family Support Group FSG dilakukan secara rutin, dua kali dalam sebulan. 4 Elly Hotnida Gultom, “Buletin Ilmiah Populer RSKO Tantangan Penanganan Masalah Adiksi NAPZA Peran Perawat dalam Program Terapi dan Pemberdayaan Pasien dengan Dual Diagnosis” Jakarta: Instalasi Penelitian dan Pengembangan RSKO, h. 38