apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya yang terganggu.
38
Ada beberapa pengertian pasien yang penulis ambil dari beberapa sumber, diantaranya:
1. Menurut Christine Brooker dalam bukunya Kamus Saku Perawat:
a. Pasien adalah penderita penyakit yang mendapatkan penanganan medis
danatau asuhan keperawatan. b.
Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.
39
2. Menurut Barbara F. Weller dalam buku yang sama, pasien adalah orang
yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena menderita penyakit.
40
3. Menurut Bahder Djohan, pasien adalah seseorang yang menderita penyakit
jasmaniah maupun rohaniah.
41
Dari beberapa pengertian pasien yang penulis paparkan, penulis dapat memahami tentang pengertian pasien yaitu, pasien adalah seseorang
yang menderita suatu penyakit baik jasmaniah maupun rohaniah yang mendapatkan pengobatan dan perawatan medis. Dalam hal ini, ada penyakit
yang dapat sembuh dengan sendirinya, meskipun umumnya setiap pasien memerlukan bantuan dalam hal pengobatan dan pengasuhan. Artinya, ia
memerlukan bantuan dari seorang dokter dan seorang perawat.
42
38
Dadang Hawari, Pelatihan Relawan Bimbingan Rohani Pasien Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2003, h. 15.
39
Christine Brooker, Kamus Saku Keperawatan Jakarta: EGC, 2001, h. 309.
40
Barbara F. Weller, Kamus Saku Keperawatan Jakarta: EGC, 2005, h. 508.
41
Bahder Djohan, Hubungan Antara Dokter, Perawat dan Pasien dalam Pembangunan Mental Bangsa Kita Jakarta: PT. Sinar Hudaya, 1972, h. 15.
42
Ibid., h. 15-16.
2. NAPZA
a. Pengertian NAPZA
NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya. NAPZA adalah obatbahanzat yang bukan tergolong
makanan. Jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak susunan syaraf pusat, dan
menyebabkan ketergantungan.
43
1. Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa Inggris “Narcotics” yang berarti obat yang menidurkan atau obat bius.
44
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Narkotika adalah “Obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa
sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau rangsangan opium, ganja, dsb.”
45
Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika: “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan.
46
2. Psikotropika
Psikotropika menurut Pasal 1 butir 1, Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika UU No. 51997: “Psikotropika adalah zat atau
43
Priya, “Definisi NAPZA,” artikel diakses pada 23 Februari 2014 dari
https:www.k4health.orgsitesdefaultfilesNAPZALENGKAP
44
S. Warjowarsito dan Tito. W, Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia- Inggris Bandung: 1980, h. 122.
45
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 609.
46
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pasal 1
obat, baik alamiah sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.”
47
3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta
menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat
memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan.
48
b. Jenis NAPZA
Dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Narkotika dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
49
1. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dalam jumlah terbatas dan dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, serta
mempunyai potensi yang sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: opium, ganja, heroin, kokain, dan lain-lain.
2. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu
47
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya T. Tp. : LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004, h. 7.
48
Adam, “Arti DefinisiPengertian Zat Adiktif,” artikel diakses pada 23 Februari 2014 dari
http:www.organisasi.org20140223arti-def.html
49
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pasal 6