Sumber dan Data Metodologi Penelitian
                                                                                4. Subjek  yang  dalam  memberikan  informasi  tidak  cenderung  diolah  atau
dikemas  terlebih  dahulu  dan  relatif  masih  lugu  dalam  memberikan informasi.
28
Berikut  ini  tabel  informan  dan  objek  yang  terpilih  dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 1 Rancangan Penelitian
No Informan
Informasi Yang Dicari Jumlah
1. Pekerja Sosial
Mengetahui  keseluruhan  program dan pelaksanaan program art therapy
bagi pasien dual diagnosis di RSKO. 2 orang
2. Dokter Kejiwaan
Kondisi  pemulihan  pasien  dual diagnosis secara medis.
1 orang 3.
Konselor Aktivitas  pasien  dual  diagnosis  dan
pelaksanaan  program  art  therapy  di RSKO.
1 orang
4. Klien pasien dual
diagnosis NAPZA-
Skizofrenia di RSKO
Pelaksanaan program art therapy dan manfaat
yang didapatkan
dari program tersebut.
3 orang
5. Salah satu
perwakilan keluarga
pasienklien Ibu
klien “IW” Tanggapan
keluarga mengenai
dampak  pasien  selama  menjalani pemulihan di RSKO.
1 orang
Teknik  purposive  bertujuan,  dimana  informan  dipilih  berdasarkan pertimbangan  tertentu  dan  dianggap  sebagai  orang-orang  yang  tepat  dalam
memberikan  informasi.
29
Dalam  hal  ini,  tentang  program  art  therapy  bagi
28
Lexy  J.  Moleong,  Metode  Penelitian  Kualitatif    Bandung:  PT.  Remaja  Rosdakarya, 2009 cet-ke 26 edisi revisi h. 222.
29
Irawan  Soeharto,  Metode  Penelitian  Sosial:  Suatu  Teknik  Penelitian  Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya BandungL PT. Remaja Rosdakarya 2004, h. 63.
pasien dual diagnosis NAPZA-Skizofrenia di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Penulis  akan  menggali  data  yang  seluas-luasnya  dari  pihak-pihak yang terlibat program art therapy bagi pasien dual diagnosis di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta, pihak-pihak tersebut antara lain: Pekerja Sosial selaku  pelaksana  program  art  therapy,  Dokter  Kejiiwaaan  yang  menangani
pemulihan  pengobatan  pasien  dual  diagnosis,  para  Konselor  yang mengontrol  kegiatan  seluruh  pasien  rehabilitasi,  para  pasien  dual  diagnosis,
dan salah satu perwakilan dari keluarga pasien dual diagnosis.
                