Pasien Pasien Dual Diagnosis NAPZA-Skizofrenia

obat, baik alamiah sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.” 47 3. Zat Adiktif Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan. 48

b. Jenis NAPZA

Dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Narkotika dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu: 49 1. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dalam jumlah terbatas dan dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, serta mempunyai potensi yang sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: opium, ganja, heroin, kokain, dan lain-lain. 2. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu 47 Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya T. Tp. : LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004, h. 7. 48 Adam, “Arti DefinisiPengertian Zat Adiktif,” artikel diakses pada 23 Februari 2014 dari http:www.organisasi.org20140223arti-def.html 49 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pasal 6 pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: benzetidin, betametadol, difenoksilat, hidromorfinol, metadon, morfin, petidin dan turunannya, dan lain-lain. 3. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: kodein, norkodina, propiran dan lain-lain. Adapun jenis-jenis psikotropika berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 Psikotropika dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: 1. Psikotropika Golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: LSD, MDMA, STP dan lain-lain. 2. Psikotropika Golongan II adalah Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya, amfetamin, metamfetamin, metakulon, dan lain-lain. 3. Psikotropika Golongan III adalah Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahua serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: butalbinal, buprenorfina, flunirazepam, dan lain-lain. 4. Psikotropika Golongan IV adalah Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: diazepam, lefetamina, nitrazepim dan lain-lain. 50 Berdasarkan ilmu Farmakologi, Psikotropika dikelompokkan kedalam tiga golongan: 1. Kelompok DepressantPenekan Saraf PusatPenenangObat Tidur; bila diminum memberikan rasa tenang, mengantuk, tentram, damai, menghilangkan rasa takut, was-was dan gelisah. Contoh: valim, BK, rohipnol, megadon, dan lain-lain. 2. Kelompok StimulansPerangsang Saraf PusatAnti Tidur; bila diminum mendatangkan rasa riang gembira, hilang rasa bermusuhan, hilang rasa marah, ingin selalu aktif dan badan merasa fit tidak terasa lapar. Daya kerja otak menjadi lebih cepat namun kurang terkendali, kurang terkontrol. Contoh: amfetamin, ectasy, shabu. 3. Kelompok Halusinogen, Halusinogen adalah obat atau zat atau tanaman atau makanan atau minuman yang dapat menimbulkan hayalan. Bila diminum dapat mendatangkan ilusi atau hayalan tentang peristiwa- peristiwa yang mengerikan, menakutkan, kadang-kadang hayalan nikmat, seks, dan sebagainya. Contoh: LSD Lysergic Acid Diethyltamide, getah tanaman kaktus, kecubung, jamur tertentu misceline, ganja. 51 50 Partodiharjo, Kenali Narkoba, h. 19-23. 51 Ibid., h. 17-18.