Wawancara dengan Konselor KESIMPULAN DAN SARAN

f. Apa saja tugas pokok dan fungsi Bapak sebagai Pekerja Sosial di RSKO?  Tugas pokok Pekerja Sosial di RSKO antara lain: merencanakan materi kegiatan selama satu bulan minimal, mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan, memandu atau memimpin acara kegiatan art therapy, dan membuat kesimpulan disetiap akhir sesi atau kegiatan.  Fungsi Pekerja Sosial di RSKO adalah untuk memberikan terapi alternatif bagi pasien dual diagnosis sekaligus sebagai fasilitator yang berhubungan langsung dengan pasien. g. Siapa saja yang berperan dalam program art therapy di RSKO?  Yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan art therapy adalah Pekerja Sosial dan teman sejawat tanpa dibantu oleh Konselor. Sedangkan unit yang terkait atau terhubung dalam kegiatan art therapy yaitu: Instalasi Rehabilitasi dan Instalasi Psikososial. h. Berapa orang pendampingpetugas yang mendampingi kegiatan program art therapy di RSKO?  Petugas yang mendampingi pelaksanaan kegiatan art therapy berjumlah dua orang yang berprofesi sebagai Pekerja Sosial di RSKO Jakarta yaitu, saya Agus Darmawan dan Syarifuddin. i. Apa latar belakang pendidikan dari pendampingpetugas yang mendampingi kegiatan art therapy?  Saya dan Pak Syarif bertugas dalam pelaksanaan art therapy, sebagai Pekerja Sosial. Latar belakang pendidikan kami yaitu S1 Strata 1 Sarjana Kesejahteraan Sosial. j. Apakah sebelumnya para pendampingpetugas yang berperan dalam kegiatan program art therapy sudah mengikuti pelatihan?  Saya dan Pak Syarif sebagai petugas belum pernah mengikuti atau mendapatkan pelatihan secara khusus terkait dengan art therapy, tetapi kami belajar sendiri secara autodidak. Dengan cara membaca buku-buku atau artikel-artikel yang berkaitan dengan kemampuan mengasah otak atau berbagai permainan yang menghibur dan memiliki makna positif. k. Siapa saja peserta yang mengikuti program art therapy di RSKO?  Pasien yang dapat mengikuti program art therapy adalah pasien dual diagnosis yang mengikuti rehabilitasi dan berada dalam fase SP. Dual diagnosis disebut juga diagnosa ganda yaitu ketergantungan NAPZA dan gangguan jiwa. Akan tetapi dilihat dari kondisi atau keadaan si pasien itu sendiri. Misalkan, salah satu pasien kondisinya sedang parah maka pasien tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan art therapy. Jadi pasien SP yang dapat mengkuti art therapy yakni, pasien yang secara psikisnya siap menerima materi dan kondisinya lumayan baik. l. Mengapa program art therapy di RSKO hanya diperuntukan bagi pasien dual diagnosis?  RSKO mengutamakan program TC Therapeutik Community untuk penanganan pasien NAPZA. Jadi untuk pasien dual diagnosis karena mereka terbatas geraknya untuk mengikuti berbagai kegiatan di Instalasi Rehabilitasi. Maka dari itu, dibuatlah program art therapy sebagai salah satu alternatif kegiatan pasien dual diagnosis untuk mengisi waktu luang yang mereka miliki untuk menyalurkan ekspresi mereka melalui seni.  Selain itu, program art therapy hanya diperuntukkan bagi pasien dual diagnosis karena pasien-pasien lain yang berada di Instalasi rehabilitasi baik pasien primary maupun pasien re-entry memiliki kegiatan yang variatif kegiatan dilakukan hampir 24 jam. m. Berapa orang peserta yang mengikuti program art therapy di RSKO?  Jumlah pasien dual diagnosis sedikit dan tidak semua pasien dual diagnosis siap mengikuti kegiatan art therapy. Biasanya pasien yang mengikuti kegiatan art therapy sekitar 8 sampai 12 orang saja. Disesuaikan dengan konsisi pasien pada saat ingin melakukan kegiatan art therapy. n. Berapa jumlah pasien dual diagnosis di RSKO?  Jumlah pasien dual diagnosis yang mengikuti rehabilitasi di RSKO sebanyak 15 orang. o. Bagaimana tanggapan Bapak terkait dengan jumlah pasien dual diagnosis tersebut?  Dengan jumlah pasien dual diagnosis yang ada, yaa.. dapat dikatakan banyak. p. Apakah jumlah Pekerja Sosial yang ada sudah cukup untuk menangani pasien dual diagnosis ketika kegiatan art therapy berlangsung?  Menurut saya sudah cukup. Kami saling bagi tugas sebelum kegiatan berlangsung sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan peserta kegiatan juga dapat mengikuti kegiatan dengan baik. q. Berapa rata-rata usia pasien dual diagnosis di RSKO?  Rata-rata pasien dual diagnosis di RSKO berusia 20 sampai dengan 40 tahun. r. Bagaimana latar belakang pasien dual diagnosis yang menjalani pemulihan di RSKO?  Latar belakang pendidikan pasien dual diagnosis di RSKO rata-rata lulusan SMA. Akan tetapi ada juga yang latar belakang pendidikannya sekolah di luar negeri Perguruan Tinggi. Para pasien dual diagnosis rata-rata berasal dari keluarga yang menengah keatas atau dapat dikatakan memiliki ekonomi yang sangat berkecukupan. s. Seperti apa kriteria pesertapasien yang dapat mengikuti program art therapy di RSKO?  Kriteria pasien yang mengikuti program art therapy di RSKO antara lain: secara fisik terlihat sehat, pasien dapat diajak berkomunikasi walaupun yang tidak dapat diajak berkomunikasi juga diperbolehkan mengikuti program art therapy, dan pasien dapat mengikuti intruksi atau arahan dari terapisinstruktur. t. Apakah program art therapy di RSKO diberikan secara gratis?  Art therapy sudah termasuk ke dalam paket rehabilitasi di RSKO. Jadi, pasien yang menjalani rehabilitasi di RSKO sudah pasti mengikuti peraturan yang ditetapkan. Salah satunya yaitu melunasi biaya administrasi pasien selama menjalani rehabilitasi di RSKO. u. Jikalau program art therapy dikenakan biaya, berapa biaya yang ditentukan untuk perorangnya?  Biaya art therapy yang dikenakan kepada pasien setiap tahunnya mengalami perubahan. Jadi, untuk tahun 2014 menggunakan tarif yang ditetapkan pada tahun 2013 karena penetapan biaya tahun 2014 masih dalam perencanaan. Biaya yang dikenakan untuk program kegiatan art therapy sebesar Rp. 50.000,- per orang. v. Apakah pernah ada keluhan dari pihak keluarga pasien mengenai biaya kegiatan art therapy yang sudah ditetapkan?  Selama ini enggak ada keluhan dari pihak keluarga pasien mengenai biaya kegiatan yang udah ditentukan. Mereka setuju- setuju aja.. w. Apakah pendampingpetugas sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam kegiatan art therapy di tempat lain?  Saya dan Pak Syarif belum pernah memiliki pengalaman dalam kegiatan art therapy di lembaga lain atau di tempat lain. x. Bagaimana Standard Operating Procedure SOP program art therapy di RSKO?  RSKO belum menetapkan Standard Operating Procedure SOP program art therapy, tetapi RSKO memiliki standar pemberian program art therapy yang baik bagi pasien dual diagnosis. y. Apa sajakah standar pemberian program art therapy yang baik?  Standar pemberian program art therapy di RSKO yaitu kegiatan art therapy disesuaikan dengan kondisi pasien. Dalam memberikan pelayanan program art therapy, RSKO memperhatikan kepuasan pasien dan kenyamanan pasien.

2. Indikator Proses

a. Berapa kali dalam seminggu para pasien mengikuti kegiatan art therapy?  Pasien dual diagnosis mengikuti kegiatan art therapy seminggu sekali. b. Bagaimana menurut Bapak terkait dengan jadwal pelaksanaan program art therapy di RSKO?  Menurut saya dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan hanya seminggu sekali dan dengan waktu yang singkat, sangat kurang. Seharusnya memang kegiatan art therapy dilaksanakan lebih dari satu kali dalam seminggu. Misalnya seminggu dua kali atau tiga kali, tetapi pembagian harinya di selingi dengan aktivitas lain. Supaya tidak membosankan. c. Berapa lama waktu yang diberikan kepada pasien dalam mengikuti kegiatan art therapy?  Pasien mengikuti kegiatan art therapy yang berlangsung selama 45 menit.