tentang proses dan media, orang mampu mengembangkan keahlian yang meningkatkan  kemampuan  kognitif,  meningkatkan  kesadaran  diri  dan
orang  lain,  dan  membantu  mereka  mengatasi  gejala  menyedihkan  atau keterbatasan yang ditetapkan oleh cacat atau penyakit.
Studi mengenai art therapy sebagai suatu wawasan baru dalam dunia psikologi, psikoterapi, pekerjaan sosial, dan pendidikan seni saat ini telah
banyak digunakan di pusat-pusat penelitian, rehabilitasi, rumah sakit, dan Departemen  Kesehatan.  Penerapannya  dibeberapa  tempat  tersebut
membuktikan  kesanggupannya  untuk  berperan  sebagai  alat  bantu  dan sebagai metode utama dalam program treatment.
Seni  tidak  harus  selalu  dikaitkan  dengan  seniman  seperti  penari, pelukis,  atau  penyanyi.  Seni  bersifat  universal  dan  bisa  digunakan  oleh
siapa  saja.  Tidak  hanya  untuk  memuaskan  mata  dan  menyenangkan telinga, seni juga bisa menjadi obat. Terapi seni atau yang dikenal dengan
art  therapy,  bisa  membantu  mengatasi  trauma  serta  masalah  tekanan mental  lainnya.  Seni  merupakan  hal  yang  menyenangkan  dan
menenangkan.  Penderita  trauma  mental  atau  gangguan  emosi,  dapat menjadikan terapi seni ini sebagai metode pilihan. Terapi ini didasarkan
pada keyakinan bahwa proses kreatif seperti menggambar, melukis, atau membuat  kerajinan  lainnya  bersifat  menyembuhkan    dan  menguatkan
kehidupan.
4. Tujuan Art Therapy
Adapun  tujuan  dilaksanakannya  art  therapy  terapi  seni  untuk membantu seseorang dengan beberapa masalah, adalah sebagai berikut:
34
a. Memulihkan  trauma  masa  kanak-kanak  atau  keluarga  yang  melibatkan
fisik, mental, dan seksual. b.
Mengembalikan motivasi diri seseorang atau meningkatkan percaya diri. c.
Menghilangkan rasa ketakutan yang parah atau fobia. d.
Meningkatkan kemampuan kognitif. e.
Membantu menghadapi tantangan penyakit serius. f.
Memberikan  treatment  atau  terapi  bagi  gangguan  mental  seperti skizofrenia atau depresi.
g. Membantu memahami dan berurusan dengan cacat fisik.
h. Memahami dan mengobati masalah perilaku.
5. Manfaat Art Therapy
Adapun manfaat art therapy terapi seni adalah sebagai berikut:
35
a. Penyembuhan pribadi
Terapi  seni  dapat  membantu  klien  memahami  perasaan  pribadinya dengan  mengenali  dan  mengatasi  kemarahan,  kekesalan  dan  emosi-emosi
lainnya.  Ini  khususnya  akan  sangat  membantu  selama  atau  setelah mengalami insiden atau penyakit yang meninggalkan trauma. Terapi ini bisa
membantu klien menyegarkan kembali semangatnya.
34
Jane  Collingwood,  “Art  Therapy:  Beneficial  Schizophrenia  Treatment?,”  artikel diakses  pada  10  Mei  2014  dari
http:psychcentral.comlibart-therapy-beneficial-schizophrenia- treatment00015622
35
Gai Suhardja, Drawing as Art therapy In Progress, FSRD UK Maranantha Peneliti Kajian Ilmiah, 2003, h. 21.
b. Pencapaian pribadi
Menciptakan sebuah karya seni  dapat  membangun rasa percaya diri dan memelihara rasa cinta dan menghargai diri sendiri.
c. Menguatkan
Terapi  seni  dapat  membantu  klien  menggambarkan  emosi  dan ketakutan  yang  tidak  bisa  diungkapkan  dengan  kata-kata.  Dengan  cara  ini,
klien lebih mudah mengontrol perasaannya. d.
Relaksasi dan meredakan stress Stress  kronis  dapat  membahayakan  baik  tubuh  maupun  pikiran.
Terapi  seni  dapat  digunakan  sebagai  penanganan  tunggal  atau  dipadukan dengan teknik relaksasi lainnya untuk meredakan stress dan kecemasan.
e. Meredakan sakit
Terapi seni juga dapat membantu klien mengatasi rasa sakit. Terapi ini dapat digunakan sebagai terapi pelengkap untuk mengobati pasien  yang
sakit. f.
Terapi seni untuk anak Tidak hanya membantu masalah mental orang dewasa, terapi ini juga
dapat  membantu  anak-anak  yang  kekurangan  kata  untuk  mengekspresikan diri  mereka  sepenuhnya.  Anak-anak  pada  dasarnya  sangat  kreatif  dan
artistik.  Mereka  bisa  dengan  mudah  menggambarkan  perasaan  dan  emosi mereka melalui kreasi karya seni. Dalam hal ini, terapi seni dapat digunakan
sebagai  alat  komunikasi,  lebih  dari  sekedar  berbicara  verbal.  Anak-anak juga  lebih  mudah  mengekspresikan  kejadian-kejadian  yang  meninggalkan
trauma melalui kreasi seni daripada menggunakan kata-kata.
Melalui  seni,  kejadian  traumatik  yang  sudah  tersimpan  di  alam bawah  sadar  juga  dapat  kembali  terangkat  ke  permukaan.  Jika  emosi  sudah
dilepaskan,  maka  proses  pemulihan  akan  lebih  cepat.  Seperti  halnya  terapi pada umumnya, menurut Monty Santyadarma, seorang psikolog, art therapy
atau  terapi  seni  bertujuan  mengubah  kondisi  dari  yang  tidak  mengenakkan menjadi
nyaman. Suatu
terapi dikatakan
berhasil jika
kondisi ketidaknyamanan  itu  dapat  diminimalisir  melalui  langkah-langkah  terpeutik.
Terapi dengan metode seni bentuknya dapat mengkhususkan diri pada karya tiga dimensi atau dua dimensi.
C. Pasien Dual Diagnosis NAPZA-Skizofrenia
1. Pasien
Kata  pasien  berasal  dari  Bahasa  Indonesia  analog  dengan  kata patient  dari  Bahasa  Inggris.  Patient  diturunkan  dari  Bahasa  Latin  yaitu
patiens  yang  memiliki  kesamaan  arti  dengan  kata  kerja  pati  yang  artinya menderita.
36
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit; yang dirawat dokter; penderita sakit.
37
Pasien juga diartikan orang yang sakit, penderita  sakit,  baik  itu  yang  menjalani  rawat  inap  pada  suatu  unit
pekayanan  kesehatan  tertentu  ataupun  tidak.  Seseorang  dikatakan  sakit
36
Admin  Setiyo  Purwanto.  S, “Mengenali  dan  Mengembangkan  Kreativitas  Peserta
Didik ”, artikel diakses pada 23 Februari 2014 dari
www.elearn.bpplsp-reg5.go.id20140223.html
37
Departemen  Pendidikan  Nasional,    Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Jakarta:  Balai Pustaka, 2001, h. 834.
apabila  orang  itu  tidak  lagi  mampu  berfungsi  secara  wajar  dalam  kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau kejiwaannya yang terganggu.
38
Ada  beberapa  pengertian  pasien  yang  penulis  ambil  dari  beberapa sumber, diantaranya:
1. Menurut Christine Brooker dalam bukunya Kamus Saku Perawat:
a. Pasien adalah penderita penyakit yang mendapatkan penanganan medis
danatau asuhan keperawatan. b.
Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.
39
2. Menurut  Barbara  F. Weller dalam buku  yang sama, pasien adalah orang
yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena menderita penyakit.
40
3. Menurut Bahder Djohan, pasien adalah seseorang yang menderita penyakit
jasmaniah maupun rohaniah.
41
Dari  beberapa  pengertian  pasien  yang  penulis  paparkan,  penulis dapat  memahami  tentang  pengertian  pasien  yaitu,  pasien  adalah  seseorang
yang  menderita  suatu  penyakit  baik  jasmaniah  maupun  rohaniah  yang mendapatkan  pengobatan  dan  perawatan  medis.  Dalam  hal  ini,  ada  penyakit
yang  dapat  sembuh  dengan  sendirinya,  meskipun  umumnya  setiap  pasien memerlukan  bantuan  dalam  hal  pengobatan  dan  pengasuhan.  Artinya,  ia
memerlukan bantuan dari seorang dokter dan seorang perawat.
42
38
Dadang  Hawari,    Pelatihan  Relawan  Bimbingan  Rohani  Pasien  Jakarta:  Dompet Dhuafa Republika, 2003, h. 15.
39
Christine Brooker, Kamus Saku Keperawatan Jakarta: EGC, 2001, h. 309.
40
Barbara F. Weller, Kamus Saku Keperawatan Jakarta: EGC, 2005, h. 508.
41
Bahder Djohan, Hubungan Antara Dokter, Perawat dan Pasien dalam Pembangunan Mental Bangsa Kita Jakarta: PT. Sinar Hudaya, 1972, h. 15.
42
Ibid., h. 15-16.