Tujuan Program Tujuan dan Pentingnya Evaluasi Program
                                                                                Hawari dalam bukunya Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA Narkotik,  Alkohol,  dan  Zat  Adiktif  telah  menemukan  metode  terapi
detoksifikasi  tanpa  anestesi  pembiusan  dan  subtitusi  pengganti  yang masih  turunan  putawopiate  khususnya  pada  detoksifikasi  putaw  opiate.
Detoksifikasi  adalah proses menghilangkan racun toksin NAZA dari tubuh seseorang.  Secara  singkat  metode  Prof.  Dadang  Hawari  ini  adalah  sebagai
berikut:
25
a. Terapi Medik-Psikiatrik Psikofarmaka
Akibat  penyalahgunaan  NAZA  adalah  terganggunya  sistem  neuro- transmitter  pada  susunan  saraf  pusat  otak  yang  menimbulkan  gangguan
mental  dan  perilaku.  Gangguan  mental  dan  perilaku  ini  masih  berlanjut meskipun  NAZA  sudah  hilang  dari  tubuh  setelah  menjalani  terapi
detoksifikasi. Selain daripada itu pada pasien penyalahgunaketergantungan NAZA  proses  mental  adiktif  masih  berjalan;  artinya  rasa  ingin  craving
masih belum hilang, sehingga kekambuhan dapat terulang kembali. Untuk mengetahui gangguan tersebut di atas digunakan obat-obatan
yang  berkhasiat  memperbaiki  gengguan  dan  memulihkan  fungsi  neuro- transmitter  pada  susunan  saraf  pusat  otak,  yaitu  yang  dinamakan
psikofarmaka  golongan  major  transquilizer  yang  tidak  menimbukan  adiksi dan  dependensi  tidak  berakibat  ketagihan  dan  ketergantungan.  Selain
psikofarmaka golongan
major transquilizer
terjadi pada
pasien penyalahgunaketergantungan  NAZA  juga  diberikan  jenis  obat  anti-
depressant.  Obat  anti-depressant  perlu  diberikan  karena  dengan
25
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA Narkotik, Alkohol, dan Zat Adiktif Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2006, h. 103.
diputuskannya NAZA
seringkali pada
pasien penyalahgunaketergantuungan  NAZA  akan  timbul  gejala  depresi.  Dengan
terapi  psikofarmaka  baik  dari  golongan  major  transquilizer  maupun  anti- depressant tadi, maka gangguan mental dan perilaku dapat diatasi.
b. Terapi Medik-Psikiatrik Psikoterapi
Pada  pasien  penyalahgunaketergantungan  NAZA  selain  terapi dengan  obat  psikofarmaka  juga  diberikan  terapi  kejiwaan  psikologik
yang  dinamakan  psikoterapi.  Psikoterapi  ini  banyak  macam  ragamnya tergantung dari kebutuhan, misalnya:
1. Psikoterapi suportif, yaitu memberikan dorongan, semangat dan motivasi
agar pasien penyalahgunaketergantungan NAZA tidak merasa putus asa untuk berjuang melawan ketagihan dan ketergantungannya.
2. Psikoterapi re-edukatif, yaitu memberikan pendidikan ulang maksudnya
memperbaiki  kesalahan  pendidikan  diwaktu  lalu  dan  juga  dengan pendidikan  ini  dimaksudkan  mengubah  pola  pendidikan  lama  dengan
baru yang kebal imun terhadap penyalahgunaan NAZA. 3.
Psikoterapi  rekonstruktif,  yaitu  memperbaiki  kembali  rekontruksi kepribadian
yang telah
mengalami gangguan
akibat penyalahgunaanketergantungan NAZA menjadi kepribadian semula.
4. Psikoterapi  kognitif,  yaitu  memulihkan  kembali  fungsi  kognitif  daya
fikir  rasional  yang  mampu  membedakan  nilai-nilai  moral  etika,  mana yang  baik  dan  buruk,  mana  yang  boleh  dan  tidak,  dan  mana  yang  halal
dan haram.
5. Psikoterapi  psiko-dinamik,  yaitu  menganalisa  dan  menguraikan  proses
dinamika  kejiwaan  yang  dapat  menjelaskan  mengapa  seseorang  terlibat penyalahgunaanketergantungan  NAZA  dan  upaya  untuk  mencari  jalan
keluarnya. 6.
Psikoterapi  perilaku,  yaitu  memulihkan  gangguan  perilaku  maladaptif akibat  penyalahgunaanketergantungan  NAZA  menjadi  perilaku  yang
adaptif,  yaitu  mantan  penyalahgunaketergantungan  NAZA  dapat berfungsi  kembali  secara  wajar  dalam  kehidupannya  sehari-hari  baik  di
rumah. Sekolahkampus, di tempat kerja dan lingkungan sosialnya. 7.
Psikoterapi  keluarga,  yaitu  ditujukan  tidak  hanya  kepada  individu penyalahgunaketergantungan  NAZA  tetapi  juga  kepada  keluarganya.
Dengan  terapi  ini  diharapkan  hubugan  kekurangan  dapat  pulih  kembali dalam suasana harmonis dan religius sehingga resiko kekambuhan dapat
dicegah. Secara  umum  tujuan  dari  psikoterapi  tersebut  di  atas  adalah  untuk
memperkuat  struktur  kepribadian  mantan  penyalahgunaketergantungan NAZA,  misalnya  meningkatkan  citra  diri  self  esteem,  mematangkan
kepribadian  maturing  personality ,  memperkuat  “ego”  ego  strength,
mencapai  kehidupan  yang  berarti  dan  bermanfaat  meaningfulness  of  life, memulihkan  kepercayan  self  confidence,  mengembangkan  mekanisme
pertahanan  diri  defense  mechanism  dan  lain  sebagainya.  Keberhasilan psikoterapi  dapat  dilihat  apabila  mantan  penyalahgunaketergantungan
NAZA  tadi  mampu  mengatasi  masalah  kehidupan  tanpa  harus  melarikan
                                            
                