Data Pretest
Posttest Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol
t
hitung
- 0,04 7,08
t
tabel
2,00 Kesimpulan
Ho diterima, Ha ditolak Ho ditolak, Ha diterima
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa t
hitung
pada saat pretest sebesar -0,04 dan t
tabel
sebesar 2,00. Hasil pengujian diperoleh bahwa t
hitung
t
tabel
-0,04 2,00 maka dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini
berarti rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat pretest di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol sama.
Sedangkan uji hipotesis hasil posttest diperoleh nilai t
hitung
sebesar 7,08 dan t
tabel
sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
7,08 2,00 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol,
yaitu rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat posttest di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding pada siswa di kelas kontrol.
E. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 87 Jakarta dengan sampel kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 4 sebagai kelas kontrol. Konsep
biologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep Protista yang diajarkan pada semester ganjil, tepatnya bulan November-Desember di kelas X MIA.
Pada penelitian ini, dilakukan dua kali tes yaitu tes awal atau pretest dan tes akhir atau posttest. Sebelum kedua kelas diberi perlakuan, maka terlebih dahulu
dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan analisis awal masing-masing siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap konsep yang akan diajarkan
yaitu konsep Protista. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil ketercapaian rata-rata
kemampuan analisis siswa pada saat pretest secara keseluruhan masih dibawah 50, yaitu kelas eksperimen sebesar 30 dan kelas kontrol 31. Nilai tersebut
merupakan nilai kemampuan analisis yang mencakup ketiga aspek, yaitu
differentiating, organizing, dan attributing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak berbeda jauh. Dalam hal ini kelas kontrol lebih unggul 1 dibanding kelas eksperimen.
Setelah dilakukan pretest, selanjutnya masing-masing kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dengan model Project Based Learning
dan kelas kontrol dengan pembelajaran saintifik. Setelah keduanya mendapatkan perlakuan, maka selanjutnya dilakukan tes akhir berupa posttest untuk mengetahui
kemampuan analisis siswa setelah diberikan perlakuan. Berbeda dengan pretest, pada saat posttest secara keseluruhan hasil
ketercapaian rata-rata kemampuan analisis siswa telah diatas 50. Persentase posttest yang dicapai oleh kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol,
yaitu sebesar 70 sedangkan kelas kontrol hanya 57. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menganalisis pada saat
posttest. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai N-Gain. Berdasarkan skor pretest dan posttest pada masing-masing kelas, diperoleh nilai N-Gain di kelas
eksperimen sebesar 0,58 dan kelas kontrol sebesar 0,38. Nilai N-Gain keduanya berada pada kategori sedang. Adapun grafik perbandingan nilai N-gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2. Perbandingan Nilai N-Gain Kemampuan Menganalisis
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
Eksperimen Kontrol
B e
sar an
N il
ai N
-Gai n
Perbandingan Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol