Definisi Kemampuan Analisis Kemampuan Analisis

aplikasi. Selain itu, kemampuan analisis juga dapat digunakan sebagai dasar untuk siswa memecahkan suatu permasalahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kecerdasan analisis merupakan komponen pertama dari kecerdasan kesuksesan. Kecerdasan analisis melibatkan arah sadar proses mental dalam menemukan sebuah pemecahan masalah dengan berpikir secara mendalam. Diaplikasikannya kemampuan analisis dalam memecahkan masalah yaitu dengan enam langkah, sebagai berikut: 1 pengenalan masalah; 2 pendefinisian masalah; 3 perumusan strategi pemecahan masalah; 4 representasi informasi; 5 alokasi sumber daya; dan 6 monitoring dan evaluasi. 26

b. Hubungan Model Project Based Learning dengan Kemampuan

Analisis Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari dan bekerja dalam tim atau kelompok. 27 Untuk dapat memecahkan masalah, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah satunya yaitu kemampuan menganalisis. Kemampuan analisis termasuk problem solving skills yang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah baik yang kompleks terstruktur maupun tidak terstruktur. Dalam menyelesaikan masalah siswa dituntut menggabungkan konsep yang sudah diperoleh dan mengkonstruksi pengetahuan barunya. Lundeberg menyatakan bahwa “menyelesaikan masalah membutuhkan pembelajar yang berpikir kritis, analisis, menggunakan kognitif, reflektif dan mengambil keputusan. Kemampuan 26 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21; Kritik MI, EI, SQ, AQ Successful Intelligence Atas IQ, Bandung: Alfabeta, 2005, h. 257. 27 Lindawati, Siska Desy Fatmariyanti, Arif Maftukhin, “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa MAN I Kebumen”, Jurnal Radiasi, Vol 3, No 1, 2013, h. 43, diakses dari http:ejournal.umpwr .ac.idindex.phpradiasi articledownload649625, pada tanggal 29 Maret 2016. menganalisis yang dikembangkan akan membantu siswa mencapai prestasi yang maksimal ”. 28 Kesimpulan berdasarkan uraian tersebut yaitu kemampuan analisis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menganalisis dapat digunakan untuk memecahkan masalah sehingga siswa dapat menemukan alternatif solusi bagi masalah tersebut. Kemampuan analisis yang dikembangkan akan membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal.

4. Pembelajaran Biologi

Pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang biologi merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 29 Pembelajaran biologi mengajak siswa untuk mengenal alam sekitar. Guru dapat melakukannya dengan pemberian pengalaman kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk mencari tahu dan melakukan eksperimen, untuk mengembangkan kemampuannya, salah satunya yaitu kemampuan analisis. Selama kegiatan mencari tahu siswa mengembangkan proses keterampilan penyelidikan, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan 28 Median Agus Priadi, Suciati Sudarisman, Suparmi, “Pembelajaran Biologi Model PBL Menggunakan Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Analisis dan Sikap Peduli Lingkungan”, Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2012, h. 325, diakses dari http:jurnal.fkip.uns.ac.idindex.phpprosbioarticleview1097718 , pada tanggal 29 Maret 2016. 29 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009, h. 46. informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya. 30 Masalah yang dapat diberikan kepada siswa salah satunya mengenai lingkungan. Masalah lingkungan merupakan masalah yang kompleks. Kompleksitas permasalahan lingkungan tidak cukup diajarkan dengan metode ceramah yang bersifat teacher-centered learning, namun harus diajarkan dengan metode yang bersifat konstruktivisme sehingga siswa membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman langsung. Siswa dapat mengaitkan konsep yang telah dimiliki dengan fenomena di lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat menemukan pemecahan masalah secara mandiri dan juga mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan menarik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Belum ditemukan penelitian yang mengukur pengaruh model PjBL terhadap kemampuan menganalisis siswa. Tetapi terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai sumber kajian pustaka, diantaranya: 1. Hasil penelitian oleh Dini, menunjukkan bahwa t hitung t tabel atau 2,79 2,00. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95 hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara skor rata-rata post-test kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dalam konsep bunyi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran pendekatan konvensional. 31 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh S. Atikasari, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Problem Based Learning berpengaruh positif terhadap kemampuan analisis siswa. 32 Kelas dengan 30 Ibid., h. 48. 31 Dini Rahmawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, h. 62-63. 32 Atikasari, Op. Cit., h. 24. pembelajaran PBL lebih bisa beradaptasi dengan tipe soal yang memacu kemampuan analisisnya. 33 3. Berdasarkan hasil penelitian Pardjono dan Wardaya, bahwa pembelajaran berbasis pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa berupa kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi dan juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Kemampuan analisis siswa meningkat akibat dari penggunaan pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan kemampuan ini 12 orang atau 33,3. 34 4. Berdasarkan hasil penelitian P. Arimbawa, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA antara kelompok siswa yang belajar dengan MPBP dan konvensional F = 166,788; p 0,05. Nilai rata- rata kemampuan pemecahan masalah IPA kelompok MPBP yaitu 58,33 dengan kategori cukup sedangkan konvensional yaitu 41,20 dengan kategori kurang. 35 5. Berdasarkan hasil penelitian Dewi, disimpulkan bahwa Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis dan kognitif serta melatih kreativitas siswa. Dengan pembelajaran berbasis proyek siswa menjadi mandiri dalam belajar, memotivasi dan melatih siswa untuk bekerjasama dalam tim, serta memunculkan ide-ide kreatif, yang pada akhirnya dari proyek ini siswa menghasilkan produk yang dapat menunjukkan pemikiran mereka secara kritis. Dengan demikian maka pembelajaran secara kontekstual melalui pembelajaran proyek dapat membantu pemahaman siswa 33 Ibid., h. 21. 34 Pardjono dan Wardaya, “Peningkatan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi Melalui Pembelajaran Problem Solving”, Cakrawala Pendidikan, Th. XXVIII, No. 3, November 2009, h. 267-268, diakses dari https:core.ac.ukdownloadfiles33511061713.pdf , pada tanggal 5 Januari 2016. 35 P. Arimbawa, I W. Sadia, dan I N. Tika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek MPBP terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Sehari-hari Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol. 3, 2013, h. 9-10, diakses dari http:pasca.undiksha.ac.ide- journalindex.phpjurnal_ipaarticleviewFile852607 , pada tanggal 29 Maret 2016.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia siswa Pada Konsep Termokimia: Eksperimen di SMA Negeri 3 Tengerang Selatanl

0 11 133

Pengaruh problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya bernuansa nilai ( penelitian Quasi eksperimen di SMPTN 7 Tangerang)

4 21 71

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN SISWA : Quasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian di SMK Negeri 3 Bandung.

0 1 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang.

1 6 59

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 1 45

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA.

2 4 17

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK.

0 0 2