Uji Homogenitas Pengujian Prasyarat Analisis

differentiating, organizing, dan attributing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda jauh. Dalam hal ini kelas kontrol lebih unggul 1 dibanding kelas eksperimen. Setelah dilakukan pretest, selanjutnya masing-masing kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dengan model Project Based Learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran saintifik. Setelah keduanya mendapatkan perlakuan, maka selanjutnya dilakukan tes akhir berupa posttest untuk mengetahui kemampuan analisis siswa setelah diberikan perlakuan. Berbeda dengan pretest, pada saat posttest secara keseluruhan hasil ketercapaian rata-rata kemampuan analisis siswa telah diatas 50. Persentase posttest yang dicapai oleh kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, yaitu sebesar 70 sedangkan kelas kontrol hanya 57. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menganalisis pada saat posttest. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai N-Gain. Berdasarkan skor pretest dan posttest pada masing-masing kelas, diperoleh nilai N-Gain di kelas eksperimen sebesar 0,58 dan kelas kontrol sebesar 0,38. Nilai N-Gain keduanya berada pada kategori sedang. Adapun grafik perbandingan nilai N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut: Gambar 4.2. Perbandingan Nilai N-Gain Kemampuan Menganalisis 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 Eksperimen Kontrol B e sar an N il ai N -Gai n Perbandingan Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 4.2 menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menganalisis pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan Uji-t pada taraf signifikansi 0,05. Untuk data pretest diperoleh nilai t hitung = - 0,04 dan nilai t tabel = 2,00, menunjukkan bahwa t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Sedangkan untuk data posttest, diperoleh t hitung = 7,08 dan nilai t tabel = 2,00, hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis kelas eksperimen lebih besar dibanding rata-rata kemampuan menganalisis kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penerapan model Project Based Learning terhadap kemampuan menganalisis pada konsep Protista. Selain melihat peningkatan kemampuan menganalisis siswa secara umum, dari data pretest dan posttest juga dapat terlihat peningkatan pada tiap aspek kemampuan menganalisis, yaitu aspek differentiating, organizing, dan attributing dengan cara menghitung nilai N-Gain masing-masing aspek. Peningkatan tiap aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini: Gambar 4.3. Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 Differentiating Organizing Attributing Eksperimen 0.65 0.49 0.59 Kontrol 0.49 0.3 0.33 B e sa r N il ai N -G ain Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia siswa Pada Konsep Termokimia: Eksperimen di SMA Negeri 3 Tengerang Selatanl

0 11 133

Pengaruh problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya bernuansa nilai ( penelitian Quasi eksperimen di SMPTN 7 Tangerang)

4 21 71

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN SISWA : Quasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian di SMK Negeri 3 Bandung.

0 1 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang.

1 6 59

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 1 45

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA.

2 4 17

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK.

0 0 2