Langkah-Langkah Model Project Based Learning

mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman dan menghubungkan pengalaman tersebut pada standar belajar. 19 Penggunaan model PjBL dapat memberikan keuntungan bagi siswa, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang disebutkan berikut: 1 Mempersiapkan siswa berada dalam dunia kerja yang sebenarnya; 2 Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, dan mendorong kemampuan siswa untuk melakukan pekerjaan penting; 3 Menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan melaksanakan proyek siswa tidak hanya menghafal fakta, namun juga menghubungkan dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya ke dalam kehidupan sehari-hari; 4 Memberikan kesempatan kolaboratif untuk membangun pengetahuan. Pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang akan diperlukan di tempat kerja; 5 Meningkatkan kemampuan-kemampuan komunikasi dan sosial; 6 Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah; 7 Memberikan kesempatan untuk berkontribusi ke sekolah atau komunitasnya; 8 Meningkatkan keterampilan siswa untuk menggunakan informasi dengan beberapa disiplin ilmu yang dimiliki; 9 Meningkatkan kepercayaan diri siswa; dan 10 Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan teknologi dalam belajar. 20 Keuntungan dari model PjBL yaitu dapat memberikan siswa pengalaman yang sangat berharga, meningkatkan motivasi serta minat siswa dalam belajar. Siswa juga dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengatur sebuah proyek dan kemampuan lainnya yang akan dibutuhkan siswa dalam dunia kerja. PjBL menghubungkan materi di kelas dengan kehidupan sehari-hari, sehingga akan membuat siswa lebih banyak mengingat pengetahuan ketika mereka melakukan proyek. Dengan adanya proyek, 19 Sani, Op. Cit., h. 176-177. 20 Jennifer Railsback, Project Based-Instruction: Creating Excitement for Learning, 2002, p. 9-10, diakses dari http:educationnorthwest.orgsitesdefaultfilesprojectbased.pdf , pada tanggal 19 Agustus 2014. siswa dilatih untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi daripada menghafal fakta-fakta.

g. Kendala dalam Model Project Based Learning

Model PjBL juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1 membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk; 2 membutuhkan biaya yang cukup banyak; 3 membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar; 4 membutuhkan fasilitas, bahan, dan alat yang memadai; 5 tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan; 6 kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok. 21 Kekurangan ini dapat diatasi oleh guru dengan cara memaksimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada atau bisa dengan cara mendesain proyek sesuai dengan keadaan siswa, kelas, dan sekolah masing-masing. Dalam hal ini, peran guru menjadi sangat penting agar pembelajaran yang dilakukan dapat tetap bermakna dan memberi motivasi kepada siswa walaupun dalam kondisi yang kurang memadai.

3. Kemampuan Analisis

a. Definisi Kemampuan Analisis

Kemampuan analisis merupakan kemampuan awal yang perlu dikembangkan untuk mencapai kemampuan berpikir kritis. 22 Hal serupa ditegaskan dengan pernyataan bahwa salah satu elemen yang harus selalu ada dalam kemampuan bernalar kritis ini adalah kemampuan analisis. 23 Karakteristik yang terdapat pada orang yang berpikir kritis, salah satunya yaitu dapat menganalisis berbagai pendapat dan bias. 21 Sani, Op. Cit., h. 177-178. 22 Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Prasetyo, “Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Analisis ”, Unnes Journal of Biology Education, 1 3, 2012, h. 18, diakses dari http:journal.unnes.ac.idartikel_sjupdfujbe14961443, pada tanggal 29 Maret 2016. 23 Patrisius Istiarto Djiwandono, Kemampuan Analisis Sebagai Bekal Bernalar Kritis, 2013, h. 1, diakses dari https:www.academia.edu4005152 KEMAMPUAN_ANALISIS_ SEBAGAI_ BEKAL_BERNALAR_KRITIS , pada tanggal 26 Februari 2016. Kemampuan analisis merupakan kemampuan dasar bagi siswa untuk dapat berpikir kritis dan termasuk salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Adapun tingkatan dimensi kognitif menurut taksonomi Bloom revisi, kemampuan menganalisis berada pada tingkatan keempat C4 setelah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Urutan taksonomi Bloom revisi dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1. Taksonomi Bloom Revisi Berdasarkan gambar 2.1, dapat dilihat bahwa analyzing analisis dalam ranah kognitif berada di jenjang keempat C4 setelah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jika siswa bisa melakukan analisis terhadap suatu konsep atau pengetahuan, maka seharusnya siswa juga telah bisa menghafal, memahami, dan mengaplikasikan konsep atau pengetahuan tersebut. Proses-proses kognitif yang termasuk dalam ranah kemampuan analisis, yaitu membedakan differentiating, mengorganisasikan organizing, dan mengatribusikan attributing. Membedakan differentiating, yakni melibatkan proses memilah- milah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah konsep. Sehingga siswa dapat menentukan bagian mana saja yang termasuk dalam materi pelajaran yang relevan. Pada pembelajaran sains, tujuannya ialah menentukan tahapan pokok dalam cara kerja sesuatu. Contohnya siswa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia siswa Pada Konsep Termokimia: Eksperimen di SMA Negeri 3 Tengerang Selatanl

0 11 133

Pengaruh problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya bernuansa nilai ( penelitian Quasi eksperimen di SMPTN 7 Tangerang)

4 21 71

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN SISWA : Quasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Membukukan Jurnal Penyesuaian di SMK Negeri 3 Bandung.

0 1 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang.

1 6 59

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 1 45

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA.

2 4 17

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK.

0 0 2