ekperimen. Dan untuk nomor soal 5b, 6, 7b, dan 8b persentase di kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Sedangkan soal nomor 4
memiliki persentase yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebesar 51. Sedangkan untuk posttest, soal nomor 3, 7a, dan 8a
persentase di kelas kontrol lebih tinggi dibanding kelas eksperimen. Soal nomor 4 memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 82. Sedangkan 8 soal
lainnya memiliki persentase lebih tinggi di kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.
2. Kemampuan Analisis
Peningkatan kemampuan analisis pada penelitian ini dapat dilihat dari nilai N-Gain. Nilai N-Gain didapat dari hasil pretest dan posttest yang
dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest diberikan sebelum siswa memulai pembelajaran konsep Protista di masing-masing kelas dengan
menggunakan 12 butir soal uraian dalam waktu dua jam pelajaran yaitu ± 90 menit. Sedangkan posttest diberikan setelah pertemuan terakhir pada masing-
masing kelas dengan soal dan lama waktu pengerjaan yang sama dengan pretest. Skor rata-rata pretest, posttest, dan N-Gain disajikan pada Tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Skor Rata-Rata Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan
Analisis
5
Kelas Pretest
Posttest N-Gain
Kriteria
Eksperimen 30,40
70,32 0,58
Sedang Kontrol
30,64 56,86
0,38 Sedang
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kelas eksperimen pada saat pretest memperoleh persentase skor sebesar 30 dan pada saat posttest
meningkat menjadi 70. Pada pretest kelas kontrol didapat persentase skor sebesar 31 sedangkan pada saat posttest sebesar 57. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan siswa dari pretest ke posttest. Peningkatan pengetahuan analisis tersebut terlihat dari nilai N-Gain yang diperoleh. Pada
5
Lampiran 27, h. 184-185.
kelas eksperimen nilai N-Gain sebesar 0,58 dan pada kelas kontrol nilai N- Gain sebesar 0,38. Nilai N-Gain pada kedua kelas tersebut tergolong sedang.
3. Aspek Kemampuan Analisis
Seperti halnya peningkatan kemampuan analisis, adanya peningkatan kemampuan tiap aspek analisis juga dapat dilihat dari nilai pretest dan
posttest. Dari nilai pretest dan posttest tersebut kemudian dihitung nilai N- Gain. Aspek pada kemampuan analisis terbagi menjadi tiga aspek, yaitu
Differentiating, Organizing, dan Attributing. Dengan menggunakan nilai N- Gain tersebut maka dapat diketahui seberapa besar peningkatan tiap aspek
kemampuan analisis sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning.
Soal nomor 1, 3, dan 5a merupakan soal kemampuan analisis aspek Differentiating. Soal nomor 2, 5b, 7a, dan 7b merupakan soal analisis aspek
Organizing. Dan soal nomor 4, 6, 8a, 8b, serta 9 merupakan soal analisis aspek Attributing. Berdasarkan hasil pretest dan posttest didapatkan rata-rata
dan persentase dari skor pretest, posttest dan N-Gain untuk tiap aspek kemampuan analisis yang disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3. Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Aspek Kemampuan Analisis
6
Kelas Aspek
analisis Pretest
Posttest N-Gain
Rerata Rerata
Eksperimen
Differentiating 12.33
12 73.00
70 0.65
Organizing 30.00
29 66.50
63 0.49
Attributing 45.20
43 80.20
76 0.59
Kontrol
Differentiating 23.00
22 63.33
60 0.49
Organizing 28.25
27 51.25
49 0.30
Attributing 38.60
37 60.20
57 0.33
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh aspek analisis baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan. Pada
kelas eksperimen aspek differentiating memiliki nilai N-Gain lebih besar yaitu sebesar 0,65. Dua aspek lainnya yaitu organizing dan attributing
6
Lampiran 28, h. 186.