Sistem Ekonomi PETA SOSIAL KOMUNITAS PESISIR DESA SUNGAIBUNTU

67

4.4. Sistem Ekonomi

Matapencaharian penduduk Desa Sungaibuntu bersifat heterogen. Matapencaharian pokok masyarakat Desa Sungaibuntu, 62,91 persen bersumber dari aktivitas sebagai buruh tani sawah, tani tambak, nelayan dan home industry, dan prosentase tertinggi buruh bersumber dari aktivitas pertanian tambak sebanyak 26,95 persen, pertanian sawah sebanyak 18,70 persen. Rata- rata penghasilan buruh setiap hari Rp. 25.000,00 untuk tenaga buruh wanita dan Rp 35.000,00 untuk tenaga buruh laki-laki. Perbedaan upah buruh terjadi karena jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh laki-laki dianggap lebih menguras tenaga, laki-laki dianggap lebih cekatan dan terampil. Matapencaharian menempati urutan kedua sebagai sumber penghidupan penduduk, sebanyak 13,96 persen adalah sebagai pedagang. Sektor perdagangan diantaranya meliputi perdagangan ikan, baik ikan segar maupun ikan asin, pupuk dan obat-obatan pertanian, rumah makan serta pedagang barang kebutuhan sehari-hari. Matapencaharian lain yang menjadi sumber penghidupan penduduk adalah bertani. Bertani bagi penduduk Desa Sungaibuntu meliputi dua jenis kegiatan, yaitu bertani sawah dan bertani tambak. Jumlah petani tambak sebanyak 6,46 persen atau 234 orang dengan area tambak seluas 500 hektar, ini berarti setiap penduduk memiliki rata-rata lahan tambak seluas 2,14 hektar sedangkan jumlah petani sawah sebanyak 5,97 persen atau 216 orang dengan area sawah seluas 400 hektar, ini berarti bahwa rata-rata kepemilikan lahan sawah per orang petani seluas 1,9 hektar. Penduduk yang memiliki matapencaharian sebagai juragan nelayan sebanyak 1,85 persen atau 67 orang. Perahu-perahu yang dimiliki sejenis perahu bermotor. Perahu-perahu ini disewakan kepada nelayan dengan sistem bagi hasil. Secara umum, modal yang dipergunakan untuk melaut merupakan modal yang diperoleh dari juragan nelayan. Penduduk yang memiliki matapencaharian sebagai tukang ojeg motor menempati prosentase cukup tinggi, yaitu 5,52 persen atau 200 orang dan sebagai tukang becak sebanyak 1,38 persen atau 50 orang. Pada umumnya motor ataupun becak yang digunakan untuk menarik penumpang adalah milik sendiri. Selain melakukan pekerjaan-pekerjaan pokoknya, penduduk Desa Sungaibuntu pada umumnya juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sampingan, 68 misalnya seorang guru di luar tugas mengajar juga melakukan pekerjaan sebagai tukang ojeg atau bertani. Demikian pula halnya dengan berkembangnya kawasan wisata pesisir, aktivitas ini juga merupakan salah satu alternatif bagi lapangan pekerjaan tambahan atau sebagai pola nafkah ganda yang dilaksanakan oleh penduduk setempat. Data tentang komposisi penduduk berdasarkan matapencaharian dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 11 Komposisi Penduduk Desa Sungaibuntu Berdasarkan Matapencaharian Tahun 2005 No. Matapencaharian Jumlah Jiwa Prosentase 1. Buruh : -Tani Tambak -Tani sawah -Nelayan -Home industry -Bangunan 2.266 976 677 413 200 12 62,91 26,95 18,70 11,41 5,52 0,33 2. Pedagang 500 13,81 3. Petani : -Sawah -Tambak 450 216 234 12,43 5,97 6,46 4. Tukang ojeg motor 200 5,52 5. Juragan Nelayan 67 1,85 6. Tukang becak 50 1,38 7. PNS 28 0,77 8. Guru swasta 10 0.28 9. Pengrajin home industry 10 0,28 10. Penjahit 10 0.28 11. Montir 3 0,08 12. Sopir 15 0,41 Jumlah 3.621 100 Sumber : Data Potensi Desa Karangjaya, Tahun 2005

4.5. Struktur Komunitas