IV. PETA SOSIAL KOMUNITAS PESISIR DESA SUNGAIBUNTU
Peta sosial suatu komunitas menjadi sangat penting artinya bagi pelaksnaan pengembangan masyarakat. Dengan peta sosial akan diketahui
potensi, sumber dan permasalahan-permasalahan yang ada serta peluang yng dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan suatu masyarakat melalui potensi
lokal yng dimiliki oleh suatu komunitas. Pemetaan sosial juga dilaksanakan sebagai bahan masukan dan analisis bagi aspek-aspek kehidupan suatu
komunitas khususnya berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kawasan wisata berbasis komunitas lokal.
Peta sosial ini meliputi deskripsi tentang lokasi, kependudukan, sistem sosial budaya, sistem ekonomi, struktur komunitas, organisasi dan kelembagaan
serta sumberdaya lokal.
4.1. Lokasi
Desa Sungaibuntu merupakan tipologi desa pesisir, memiliki luas wilayah 1.000 hektar dengan ketinggian 2 meter di atas permukaan air laut. Orbitasi,
jarak dan waktu tempuh dapat dilhat pada tabel berikut ini : Tabel 7 Orbitasi, Jarak dan Waktu Tempuh
No. Orbitasi
Jarak Km Waktu Tempuh Jam
1. Ibukota Kecamatan
5 0,5
2. Ibukota Kabupaten
40 2
3. Ibukota Provinsi
122 5
4. Ibukota Negara
114 4
Sumber : Data Potensi Desa Sungaibuntu, Tahun 2005 Jalan yang menghubungkan desa dengan Ibukota Kecamatan merupakan
jalan aspal dengan lebar jalan sekitar 5 meter, setiap 20 menit angkutan umum angkutan pedesaan melewati jalan tersebut. Kondisi demikian mempermudah
kegiatan administratif, arus informasi dan komunikasi pemerintah desa dengan pemerintah kecamatan. Komunikasi antara pihak pemerintahan desa dengan
59 pihak kecamatan dilakukan secara langsung, baik pihak desa yang mendatangi
pihak kecamatan maupun pihak kecamatan yang mendatangi pihak desa. Pertemuan rutin antara kepala dan aparat desa dengan pihak kecamatan
dilaksanakan dalam “minggon kecamatan” yang berlangsung seminggu sekali setiap hari Selasa. Untuk menyampaikan informasi yang diperoleh dalam
minggon kecamatan pihak desa mengadakan “minggon desa” yang dihadiri oleh para kepala dusun. Minggon desa ini berlangsung seminggu sekali setiap hari
Rabu. Secara geografis wilayah Desa Sungaibuntu berbatasan dengan beberapa
wilayah, meliputi : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dongkal Desa Kendal Jaya 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Camara Desa Gebang Jaya
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Betokmati Desa Pusaka Jaya Utara Desa Sungaibuntu terdiri dari enam dusun, yaitu Dusun Karajan lokasi
dimana terdapat kantor desa, Dusun Sungaibambu, Dusun Sungaisari, Dusun Sungaibuntu lokasi dimana terdapat kawasan wisata “Samudra Baru” , Dusun
Sungaitegal dan Dusun Sungaimanuk. Desa Sungaibuntu memiliki 2.167 kepala keluarga dengan 12 RW dan 23
RT. Energi penerangan rumah tangga pada umumnya bersumber dari tenaga listrik PLN. Jumlah keluarga yang telah memanfaatkan energi listrik sebanyak
67,74 persen atau 1.468 kepala keluarga, sedangkan sisanya sebanyak 32,26 persen atau 699 kepala eluarga menggunakan lampu minyak petromak.
Penggunaan air bersih rumah tangga bersumber dari sumur PDAM, sumur gali, sumur pompa dan hidran umum. Jumlah rumah tangga yang masih
memanfaatkan sumur gali sebagai sumber air bersih sebanyak 79,23 persen atau 1.717 kepala keluarga, jasa PDAM sebanyak 12 persen atau 260 kepala
keluarga, sumur pompa sebanyak 6,46 persen atau 140 kepala keluarga dan hidran umum sebanyak 2,31 persen atau 50 kepala keluarga.
Kawasan wisata “Samudra Baru” terletak di Dusun Sungaibuntu. Jalan utama menuju lokasi wisata merupakan jalan aspal yang kondisinya sudah rusak
dengan lebar jalan sekitar 3,5 meter, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, sedangkan angkutan penumpang umum hanya
dalam bentuk ojeg motor dengan biaya yang dikelurkan sebesar Rp. 5.000.
60 Jarak dari terminal angkutan umum atau dari pangkalan ojeg menuju
kawasan wisata sekitar 3,5 kilometer dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Pada saat ini, jembatan penghubung menuju lokasi wisata dalam keadaan
rusak dan dalam proses perencanaan pembangunan kembali. Sebagai alternatif, dibangun jembatan yang terbuat dari bambu, yang hanya dapat dilalui oleh
kendaraan roda dua dan licin apabila turun hujan. Tak jarang kendaraan nyaris jatuh dan tergelincir ke muara sungai.
4.2. Kependudukan 4.2.1. Komposisi dan Piramida Penduduk