Aspek Psikologi Sosial dan Permasalahan

90 3. Proses, yang mendasari terjadinya aksi-aksi kolektif seperti halnya pengelolaan wisata pesisir adalah adanya suatu kendala atau kesulitan untuk mewujudkan harapan dan keinginan dengan mengandalkan pada kebijakan atau kebaikan hati pemerintah baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun propinsi. Untuk itu, upaya yang ditempuh untuk mewujudkan harapan dan aspirasi dalam mewujudkan suatu kegiatan yang dapat membuka peluang kerja bagi penduduk lokal ini pada akhirnya ditempuh melalui kekuatan sendiri dengan mengefektifkan partisipasi dan dukungan warga atau tenaga kerja serta biaya yang tersedia. Sebab kenyataan yang dialami selama ini, upaya untuk memperoleh dukungan dana dari Pemerintah kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Karawang amat sulit untuk terealisasi. 4. Momentum, jika ditelaah dari munculnya gagasan kegiatan pengembangan kawasan wisata yang pada akhirnya mendapat dukungan dan partisipasi dari sejumlah tenaga kerja yang tergabung dalam Kelompok Pengelola Kawasan Wisata “Samudera Baru”, didukung oleh suatu momentum bahwa : pencetus gagasan adalah seorang kepala desa yang notabene memiliki kekuatan, baik dari segi otoritas maupun dari segi pembiayaan.

5.5. Aspek Psikologi Sosial dan Permasalahan

Pengembangan Modal Sosial dan Gerakan Sosial berkaitan dengan adanya respons atau reaksi Pemerintah yang belum tanggap, baik pada tingkat Kecamatan, Kabupaten maupun Propinsi terhadap kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, ketua kelompok dan anggota pengelola kawasan wisata menyadari bahwa kegiatan yang dirintis dan dilaksanakan akan sulit berkembang tanpa adanya dukungan dari Pihak Pemerintah, baik moral maupun material. Dukungan moral terwujud dalam bentuk saran pendapat dan masukan bagi upaya-upaya perbaikan ke depan maupun dalam bentuk bantuan nyata, seperti perbaikan jalan menuju kawasan wisata yang saat ini kondisinya telah rusak dan digantikan oleh jembatan alternatif yang sangat tidak memadai. Namun, kenyataan yang dialami tidaklah mudah untuk memperoleh kebaikan hati dan uluran tangan dari pihak Pemerintah. Kondisi psikologis sosial demikian, melahirkan suatu pandangan, seperti diungkap oleh Kepala desa dan Camat : 91 “Untuk masyarakat kita, bantuan seperti perbaikan jembatan, jalan belum akan dikabulkan oleh Pemerintah sebelum jembatan tersebut runtuh atau jalan benar-benar rusak parah”” Reaksi evaluatif anggota masyarakat demikian membentuk suatu sikap individual. Sikap individual yang dinyatakan tidak hanya oleh seorang saja akan membentuk suatu sikap sosial. Sikap sosial akan membentuk suatu Identitas sosial yaitu konsep mental yang dikembangkan oleh pikiran dan disimpan di dalam memori sebagai hasil pengalaman, diasosiasikan dengan sejumlah kenyakinan belief dan perasaan feelings. Suatu sikap sosial yang negatif terhadap Pemerintah diwujudkan dalam suatu bentuk swadaya dan tingkat kemandirian yang cukup tinggi. Sebagai contoh : - Pengembangan kawasan wisata pesisir merupakan suatu bentuk aktivitas yang bersumber dari kekuatan lokal, baik dari segi gagasan maupun dari segi sumber pembiayaan. - Prosentase anggaran pembangunan Desa Sungaibuntu tahun 2004 menunjukkan bahwa 82,56 persen anggaran pembangunan bersumber dari iuran swadaya masyarakat dan 17,44 persen bersumber dari bantuan Pemerintah Kabupaten Karawang. Disamping sikap sosial negatif terhadap Pemerintah, sikap sosial negatif lain muncul dari tokoh-tokoh agama. Adanya fenomena prostitusi pada kawasan wisata dikhawatirkan akan membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak- anak dan remaja di desa serta mempermalukan dan mencoreng nama baik desa. Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Gufron selaku ustadz dan pengajar di pondok pesantren : “Saya mendukung pengembangan kawasan wisata “Samudera Baru”, tapi tolong kepada kelompok pengelola agar bisa mengatasi permasalah mabuk-mabukan dan aktivitas prostitusi di kawasan tersebut karena pernah kejadian anak murid saya berhenti sekolah dan menjadi kacau sejak bergaul dengan kehidupan “Samudera Baru”. 92

5.6. Kebijakan dan Perencanaan Sosial serta Permasalahan