78 pemerintah Desa Sungaibuntu, termasuk BPD Badan
PerwakilanPermusyawaratan Desa, LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat; Aparat Pemerintah Kecamatan Pedes, meliputi Camat, Kasi.
Pemberdayaan Masyarakat Desa PMD,
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan UPTD PKP
serta Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Penerangan, Pariwisata dan Budaya
Kabupaten Karawang.
5.1. Deskripsi Kegiatan
Pengembangan kawasan wisata pesisir muncul atas inisiatif lokal, dimulai sejak tahun 2002, di atas tanah timbul sepanjang garis pantai 2,5 kilometer.
Tanah timbul ini merupakan tanah yang tidak memiliki status kepemilikan yang jelas dan atas izin desa serta Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan
Kelautan dan Peternakan UPTD PKP tanah tersebut ditata dan dibangun untuk dimanfaatkan sebagai kawasan wisata. Kawasan wisata ini dinamakan
“Samudera Baru”, berada di Dusun Sungaibuntu peta sebagaimana terlampir dan berjarak sekitar 2,5 kilometer dari perkampungan atau pemukiman
penduduk. Pengembangan kawasan wisata dipimpin oleh ketua Kelompok Pengelola
yang kebetulan seorang kepala desa sekaligus tokoh pemuda. Pembiayaan awal bagi penataan lingkungan wisata bersumber dari ketua Kelompok Pengelola.
Bagi para pengunjung wisata dikenakan biaya masuk sebesar Rp 2.500,00 per orang. Pada kawasan wisata dibangun sebanyak 30 unit rumah panggung
sebagai tempat-tempat berjualan makanan. Penduduk dapat berjualan di area wisata dengan cara membeli antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 15 juta atau
mengontrak bangunan tersebut antara Rp 100 ribu sampai dengan Rp 200 ribu perbulan. Ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang dapat diserap, aktivitas wisata
ini diantaranya mampu mempekerjakan sekitar 10 orang anggota Kelompok Pengelola Wisata, lima orang pengemudi perahu bermotor sebagai sarana
rekreasi, lima orang yang menjual jasa penyewaaan ban untuk berenang, dan sekitar 40 orang pedagang kaki lima. Pada tahun 2003, aktivitas ini mampu
memberikan kontribusi
pada anggaran
pembangunan desa
sebesar Rp.2.500.000,00 namun pada tahun-tahun selanjutnya dana hasil penarikan
79 retribusi dari pengunjung Rp 2.500,00 per orang dialokasikan pada penataan
lingkungan dan pembuatan bangunan-bangunan bagi para pedagang wisata. Pengembangan area pesisir sebagai kawasan wisata yang dilaksanakan
ditujukan sebagai sarana rekreasi yang dapat terjangkau oleh semua kalangan mengingat di wilayah Kecamatan Pedes sulit menemukan daerah-daerah yang
dapat dimanfaatkan sebagai area wisata. Disamping itu, juga dimaksudkan untuk membuka alternatif lahan pekerjaan tambahan agar masyarakat memiliki kondisi
kehidupan dan penghidupan yang relatif layak. Pengembangan area pesisir sebagai kawasan wisata semacam ini
sebelumnya pernah terselenggara pada tahun 1989 di perbatasan wilayah desa sebelah Timur, tepatnya di Dusun Betok Mati. Aktivitas wisata ini muncul seiring
dengan dibangunnya proyek-proyek pemerintah, seperti pembangunan tambak udang TIR dan pemboran minyak bumi lepas pantai. Namun, aktivitas ini
akhirnya berakhir pada sekitar tahun 1992 seiring dengan meredupnya proyek- proyek pembangunan tersebut.
Pada tahun 1999, muncul aktivitas wisata di perbatasan wilayah desa sebelah Barat, tepatnya di Pisangan. Tetapi, akhirnya kegiatan ini berakhir pada
sekitar tahun 2001 karena transportasi sekaligus wilayah tersebut mulai digenangi air akibat abrasi air laut yang cukup tinggi.
Berakhirnya aktivitas pada kawasan tersebut memberikan masukan atau gambaran bagi pengembangan kawasan wisata “Samudera Baru” mengenai
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menopang keberlanjutan suatu kawasan wisata.
5.2. Pelaksanaan dan Perkembangan Kegiatan