Analisis Permasalahan Kelompok Pengelola Kawasan Wisata ”Samudera Baru”

107

6.4. Analisis Permasalahan Kelompok Pengelola Kawasan Wisata ”Samudera Baru”

Disamping terdapat potensi-potensi, baik yang telah dikembangkan, maupun baru pada tataran ide, gagasan ataupun pemikiran, profil Kelompok Pengelola Wisata sebagaimana telah diuraikan juga menimbulkan permasalahan-permasalahan, sebagaimana dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 16 Profil, Potensi dan Permasalahan Kelompok Pengelola Kawasan Wisata “Samudera Baru” NO ASPEK PROFIL POTENSI PERMASALAHAN 1. Tujuan ƒ Tidak dituangkan secara tertulis atau bersifat implisit ƒ Ditetapkan oleh pencetus gagasan, dalam hal ini ketua kelompok ƒ Terfokus pada upaya peningkatan pendapatan ƒ Mampu membuka lahan pekerjaan baru ƒ Mampu menyokong pendapatan atau kehidupan ekonomi ƒ Mampu menjadi sarana wisata yang dapat terjangkau oleh semua kalangan ƒ Mengabaikan ketaatan terhadap nilai-nilai dan norma masyarakat ƒ Cenderung lebih berorientasi pada aspek ekonomi ƒ Mengabaikan upaya-upaya menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan wisata atau mengabaikan aspek-aspek sosial, ekologi 2. Kepemimpinan ƒ Tidak ditetapkan melalui suatu proses pemilihan tertentu atau berlangsung alamiah ƒ Lebih didasarkan pada pertimbangan bahwa : ketua kelompok adalah pemilik ide utama, sebagai penyandang dana sekaligus menjabat sbg kepala desa dan masih aktif ƒ Proses penyebaran pengaruh melalui komunikasi langsung dan bersifat informal yang didasarkan pada hubungan kekerabatan dan pertemanan ƒ Mampu menumbuhkan trust dan solidaritas ƒ Terpeliharanya pen- dekatan-pendekatan personal ƒ Mampu menciptakan keamanan dan keter- tiban bagi para peda- gang di lokasi wisata ƒ Pengelolaan kelompok cenderung tidak profesional; kelompok dipandang milik pribadi dan seakan menjadi bagian terpisah dari komunitas ƒ Menumbuhkan ketergantungan terhadap pemimpin atau ketua kelompok 3. Pembagian tugas dan peranan ƒ Tidak dituangkan secara tertulis atau bersifat implisit ƒ Proses pembagian tugas dan peranan didasarkan pada keputusan atau instruksi ketua kelompok ƒ Meskipun bersifat implisit telah tumbuh kesadaran akan pentingya pembagian tugas dan peranan. ƒ Pembagian tugas dan peranan belum dapat berfungsi sebagaimana mestinya ƒ Pembagaian tugas didasarkan pada instruksi lisan ketua kelompok, sulit dilaksanakan kegiatan pencatatan atau pelapo- ran serta pertanggungjawaan, baik administratif maupun finansial 108 Lanjutan Tabel 16 NO ASPEK PROFIL POTENSI PERMASALAHAN 4. Pola hubungan dan komunikasi ƒ Terjalin pola hubungan dan komunikasi antara anggota, ketua dan para pedagang di kawasan wisata secara : har- monis, langsung, dilaksana- kan pertemuan kelompok dua minggu sekali ƒ Terjalin pola hubungan dan komunikasi dengan Kepala UPTD PKP, meskipun tidak atau belum diagendakan secara periodik ƒ Pola hubungan dan komunikasi bersifat personal informal yang menumbuhkan rasa nyaman, kesetiaka- wanan atau solidaritas dan trust ƒ Sulit bersikap tegas, menegakkan disiplin, teguran dan sanksi serta mengabaikan pola-pola hubungan yang sifatnya formal 5. Kerjasama ƒ Anggota kelompok memiliki kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain ƒ Dasar pertimbangan hubu- ngan kerjasama, baik dalam bentuk diskusi, konsultasi cenderung dilakukan dengan pihak-pihak yang sekiranya membawa manfaat ekonomi atau karena hal-hal yg sifatnya mendesak ƒ Tumbuh gagasan untuk mengembangkan kerja sama dengan pihak swasta dan pihak Pemerintah ƒ Mengabaikan upaya kerja sama dengan kelembagaan lokal karena dinilai tidak membawa manfaat eko- nomi bahkan dianggap dapat menghambat kesinambungan pengembangan kawasan wisata 6. Pengetahuan ƒ Wawasan, pemahaman tentang pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata diperoleh atas dasar pemikiran-pemikiran sendiri ƒ Tumbuh inisiatif, pemi- kiran, gagasan untuk memelihara dan menjaga kelestarian serta keindahan kawasan wisata secara berkelanjutan ƒ Pemikiran dan gagasan memelihara kelestarian serta keindahan kawasan belum dilaksanakan secara optimal, baik oleh pihak Kelompok Pengelola Kawasan Wisata, para pedagang di lokasi wisata maupun oleh Kepala UPTD PKP

6.5. Analisis Keberfungsian Kelompok Pengelola Kawasan Wisata