69
4.5.1. Pelapisan Sosial
Soekanto 2002 mengungkapkan bahwa sistem pelapisan sosial dalam masyarakat terjadi karena terdapat hal-hal tertentu yang dihargai didalam
masyarakat, seperti kekayaan yang dimiliki, kekuasaan, pendidikan formal yang ditempuh, keaktifan dalam kegiatan keagamaankemasyarakatan serta
pekerjaan. Hal ini dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat, namun dapat pula terjadi dengan sengaja, disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Adanya perubahan sosial yang terjadi di tingkat lokal sebagai akibat arus informasi, teknologi dan kemajuan dibidang pendidikan
merupakan kendala tersendiri dalam mengamati sistem pelapisan sosial penduduk Desa Sungaibuntu.
Penduduk Desa Sungaibuntu memandang status sosial seseorang berdasarkan kekayaan, ilmu pengetahuan atau keahlian baik yang sifatnya
formal maupun nonformal dan senioritas. Dalam kehidupan sehari-hari, pelapisan sosial tersebut tidak menimbulkan
terjadinya konflik dan kesenjangan diantara warga masyarakat, interaksi sosial tetap terjalin sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
4.5.2. Kepemimpinan
Secara umum masyarakat tunduk pada kepemimpinan formal maupun informal. Hal ini nampak dari kepatuhan masyarakat dalam menjalankan
keputusan-keputusan yang dihasilkan dan senantiasa berkonsultasi apabila menghadapi masalah keluarga maupun masalah lain dalam kehidupannya. Dari
informasi dan pengamatan, sumber kepemimpinan yang muncul di Desa Sungaibuntu didasarkan pada :
1. Posisi yang tengah dijabat oleh seseorang 2. Seberapa banyak aset yang dimiliki seseorang
3. Adanya para pendukung yang menokohkan seseorang Dalam kaitannya dengan aktivitas wisata, kepemimpinan Kelompok
Pengelola Wisata Pesisir bersumber dari sosok kepala desa sekaligus sebagai tokoh pemuda desa setempat. Namun demikian, tokoh-tokoh informal tetap
memberikan saran dan masukan-masukan pada pihak pengelola wisata seandainya terdapat hal-hal yang dirasakan tidak berkenan oleh masyarakat,
meskipun pada akhirnya keputusan tetap ada pada ketua kelompok pengelola kawasan wisata.
70
4.5.3. Tanggapan Masyarakat terhadap Kepemimpinan