Pembagian Tugas dan Peranan Pola Hubungan dan Komunikasi

101

6.1.3. Pembagian Tugas dan Peranan

Pembagian tugas pekerjaan dalam suatu kelompok penting dilkukan agar setiap orang berdaya upaya dan semua daya upaya yang dijalankan oleh setiap anggota terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Setiap anggota harus mengerti apa yang dikerjakannya, apa hak, wewenang serta tanggungjawabnya. Secara implisit pembagian tugas pekerjaan didalam Kelompok Pengelola Kawasan Wisata telah dilakukan. Proses penetapan pembagian tugas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah menjadi keputusan dari ketua kelompok. Namun, dalam pelaksanaannya pembagian tugas yang telah dilakukan secara implisit tersebut tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Sebagai contoh anggota yang ditunjuk sebagai bendahara tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya, jabatan tersebut dilaksanakan oleh anggota yang lain. Ketidakberfungsian pembagian tugas dan peranan ini tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan berarti bagi anggota. Tidak terdapat sanksi-sanksi dan proses pertanggungjawaban secara tegas. “Semua yang terlibat di sini adalah masih saudara dan teman-teman saya, jadi kalau terjadi kecurangan-kecurangan terkait dengan penarikan retribusi atau apapun ya saya maklumi saja, karena tidak enak ribut sama saudara atau teman sendiri kecuali jika sudah sangat keterlaluan.......”

6.1.4. Pola Hubungan dan Komunikasi

Komunikasi merupakan pertukaran informasi yang terjadi didalam kelompok. Pola hubungan dan komunikasi didalam kelompok penting artinya bagi eksisitensi kelompok. Eksistensi kelompok ini pada akhirnya juga akan mempengaruhi keberadaan dan keberlanjutan kawasan wisata. Pola hubungan dan komunikasi didalam kelompok akan terhambat, khususnya antara anggota dengan ketua kelompok apabila terdapat perasaan-perasaan ”takut, tidak berani atau segan” yang berlebihan terhadap ketua kelompok. Pola hubungan dan komunikasi yang terjadi antara anggota, ketua dan para pedagang di kawasan wisata berjalan harmonis. Pola hubungan dan komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi langsung dan lebih didasarkan pada hubungan kekerabatan dan pertemanan. Anggota kelompok tidak merasakan adanya tekanan atau segan dalam menyatakan pendapat, usulan atau keinginan meskipun pada akhirnya keputusan tetap berada di tangan ketua dan kurang 102 mempertimbangkan masukan, pendapat dan usulan dari anggota. Pertemuan didalam kelompok dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Pola hubungan dan komunikasi dengan UPTD PKP telah dirintis dalam bentuk permohonan izin lisan bagi pemanfaatan tanah timbul untuk dijadikan kawasan wisata; diskusi dan konsultasi dalam upaya-upaya penanganan abrasi air laut yang telah mengakibatkan kawasan wisata semakin menyempit. Tetapi, pola hubungan dan komunikasi ini tidak berlangsung secara periodik. Pola hubungan dan komunikasi dengan Dinas Penerangan, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang dan kelembagaan-kelembagaan lokal BPD, LPM, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat baik dalam bentuk masukan, saran, usulan dan pendapat belum pernah dilakukan.

6.1.5. Kerjasama