64 rata dalam satu rumah dihuni oleh dua kepala keluarga. Dengan demikian,
secara umum masyarakat Desa Sungaibuntu masih memiliki sistem kekerabatan yang terdiri atas lebih dari satu keluarga inti.
Bagi keluarga yang tidak bertempat tinggal dalam satu rumah, mereka biasanya bertempat tinggal saling berdekatan dan tidak jauh dari keluarga atau
saudara-saudaranya. Pada pelaksanaan aktivitas wisata pesisir juga masih berlaku sistem
kekerabatan, mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut masih memiliki hubungan atau ikatan kekeluargaan atau kekerabatan dan hubungan sebagai
kawan.
4.3.2. Pendidikan
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat sebagaimana Tabel 9 di bawah ini :
Tabel 9 Komposisi Penduduk Desa Sungaibuntu Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2005
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa Prosentase
1. Belum Tamat SD
1.983 23,04
2. Tidak Tamat SD
3.975 46,18
3. Tamat SD
2.188 25,42
4. SLTP Sederajat
295 3,43
5. SLTA Sederajat
148 1,72
6. Akademi Sarjana Muda
10 0,12
7. Sarjana 8
0.09
Jumlah 8.607
100
Sumber : Data Potensi Desa Karangjaya, Tahun 2005 Berdasarkan data di atas, tingkat pendidikan penduduk Desa Sungaibuntu
termasuk pada kategori masih rendah, karena 46,18 persen atau sebanyak 3.975 orang penduduknya tidak tamat SD dan sebanyak 25,42 persen atau 2.188
orang tamat SD. Kondisi demikian secara umum mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan yang bisa
dikerjakan serta mempengaruhi pemahaman terhadap informasi-informasi pembangunan. Demikian pula halnya dengan Kelompok Pengelola Kawasan
65 Wisata “Samudera Baru” sebanyak 10 orang, memiliki latar belakang pendidikan
SLTASTM sebanyak satu orang atau 10 persen dan SD sebanyak sembilan orang atau 90 persen.
Masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Desa Sungaibuntu lebih disebabkan karena ketiadaan biaya keluarga bagi pendidikan anak-anaknya.
Sementara sarana pendidikan dasar yang tersedia cukup memadai, meliputi : TK sebanyak satu unit, TPA satu unit, SD Negeri sebanyak empat unit, Madrasah
sebanyak satu unit dan Pondok Pesantren satu unit. Untuk melanjutkan ke SMP atau SMA dapat dilanjutkan ke daerah lain yang yang berjarak sekitar enam
kilometer dari desa tersebut. Upaya-upaya mengatasi masalah ini dilakukan dengan mengembangkn program orang tua asuh. Mereka yang menjadi orang
tua asuh ini adalah penduduk etnis Cina yang ada di Desa Sungaibuntu. Tetapi, program orang tua asuh ini selanjutnya terhenti seiring dengan terjadinya krisis
moneter.
4.3.3. Kesehatan
Menurut paramedis setempat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sudah cukup tinggi, terbukti dari tingginya pemanfaatan terhadap
balai-balai kesehatan yang tersedia. Sarana kelembagaan kesehatan penduduk di Desa Sungaibuntu, meliputi : Puskesmas Pembantu sebanyak satu unit ,
Poliklinik dua unit dan Toko obat satu unit dengan paramedis empat orang, bidan desa satu orang dan dukun terlatih tiga orang.
Jenis-jenis penyakit yang dialami oleh penduduk desa ini pada tahun 2005 diantaranya penyakit muntaber, demam berdarah, stroke, lever, diabetes dan
jantung. Muntaber sering dialami pada saat mulai memasuki musim kemarau.
4.3.4. Agama dan Suku Bangsa