III. METODE KAJIAN
3.1. Batas-Batas Kajian
Tipe kajian bersifat deskriptif atau penguraian terhadap suatu kejadian atau gejala sosial secara lengkap, rinci dan mendalam. Unit analisis dalam kajian ini
berada pada aras mikro dan messo, yaitu individu-individu yang terlibat dan terikat pada wadah atau Kelompok Pengelola Kawasan Wisata “Samudera Baru”
sebanyak 10 orang dan informan sebagai pihak-pihak terkait stakeholders dalam pengembangan kawasan wisata berbasis komunitas lokal, yang terdiri dari :
1. Para pedagang di kawasan wisata sebanyak 20 orang jumlah keseluruhan ada 30 orang, 10 orang diantaranya berjualan secara musiman
2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan UPTD PKP Kecamatan Pedes.
3. Tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah Desa Sungaibuntu, termasuk BPD Badan PerwakilanPermusyawaratan Desa,
LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. 4. Aparat Pemerintah Kecamatan Pedes, meliputi Camat, Kasi. Pemberdayaan
Masyarakat Desa PMD. 5. Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Penerangan, Pariwisata dan Budaya
Kabupaten Karawang.
3.2. Strategi Kajian
Strategi kajian menggunakan studi kasus, yaitu penerapan serangkaian metode kerja multi metode penelitian untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang pengembangan kawasan wisata pesisir berbasis komunitas lokal. Alasan studi kasus sebagai strategi kajian adalah :
1. Studi kasus meneliti suatu kejadian atau gejala sosial yang sifatnya kontemporer atau masa kini dalam konteks kehidupan nyata; masih sedikit
dimengerti, mengidentifikasi perubahan-perubahan penting; menjelaskan faktor penyebab dan jaringan sebab akibat kejadian atau gejala sosial; hasil
kajian bersifat lengkap, rinci dan mendalam. Studi kasus dalam hal ini, mencakup suatu gejala atau aktivitas Kelompok Pengelola Kawasan Wisata
49 yang telah menimbulkan terjadinya dampak negatif. Upaya untuk
meminimalisir dampak negatif dan memperkuat dampak positif dilakukan melalui penyusunan rancangan strategi dan program melalui upaya
pengembangan kawasan wisata dengan melibatkan kelembagaan lokal, swasta dan kelembagaan pemerintah.
2. Kontrol peneliti terhadap peristiwa atau gejala sosial yang dikaji tidak ada atau sangat kecil, artinya peneliti tidak dapat memanipulasi peristiwa atau
gejala sosial yang dikajinya.
3.3. Tempat dan Alasan Pemilihan Komunitas