14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Mengenai Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap E. Mulyasa, 2010: 178. Tahap dalam implementasi terdiri dari tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penilaian, dan tahap pengembangan Daryanto dan Suryatri Darmiatun, 2013: 85-95. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa implementasi adalah suatu penerapan kebijakan, konsep, atau ide yang sudah direncanakan sehingga bisa memberikan efek atau
dampak. Implementasi
reward dapat
efektif jika
penerapannnya mempertimbangkan beberapa syarat. Pemberian penguatan diberikan dalam
bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang juga dilakukan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap
tingkah laku atau penampilan siswa J.J Hasibuan Sulthoni, 2000: 53-54. Sementara itu, Soetarjinah Sukadji dalam Edy Purwanta, 2005: 38-66
menjelaskan bahwa syarat-syarat tersebut yaitu: a. Menyajikan reward seketika.
Pelaksanaan pemberian reward yang segera dapat berfungsi lebih efektif daripada dilakukan dengan penundaan.
b. Memilih reward yang tepat.
15 Ada banyak variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas reward yang
diberikan. Pemilihan dilakukan karena tidak semua imbalan dapat menjadi penguat positif. Reward yang dipilih harus terbukti efektif bagi
subyek dan situasi tertentu. c. Mengatur kondisi situasional.
Keberhasilan pemberian reward juga dipengruhi oleh situasi saat diberikan. Pemilihan situasi yang tepat memiliki dampak positif terhadap
terbentuknya perilaku yang diharapkan. Tidak semua perilaku perlu diulang setiap waktu karena ada perilaku yang telah ibentuk, dipelihara,
atau ditingkatkan hanya cocok dilaksanakan pada kondisi tertentu. Agar situasi perlu didiukung komunikasi yang jelas dan subjek diminta untuk
memperhatikan kondisi yang mempersyaratkan hadirnya reward. d. Menentukan jumlah yang akan diberikan.
Jumlah yang akan diberikan tergantung pada beberapa pertimbangan, diantaranya adalah macamnya, keadaan deprivasi atau berapa lama
reward tidak diperoleh, dan pertimbangan usaha untuk mendapatkan satu kali pengukuhanreward.
e. Memilih kualitas reward yang akan diberikan. Kualitas reward yan tidak sesuai dengan harapan penerima menyebabkan
efektivitasnya menurun bahkan tidak efektif sama sekali. f. Memberikan sampel reward yang akan diberikan.
16 Reward baru yang belum pernah diberikan atau belum dikenal dapat
menimbulkan keragu-raguan. Oleh karena itu, perlu diperkenalkan lebih dahulu dengan memberikan sampel atau contoh reward.
g. Menanggulangi pengaruh saingan dalam memberikan reward. Hubungan antara perilaku dan reward yang terdapat dalam kehidupan
subyek perlu diinventarisasi agar efektif dalam pemberian. Apabila ada saingan yang lebih kuat, maka perlu dikalahkan, perlu juga diberikan
reward tambahan. h. Mengatur jadwal pemberian.
Dalam jangka panjang, jadwal pemberian reward terhadap perilaku ecara terus menerus kurang efektif dan kurang efisien. Oleh karena itu, perlu
diubah sedikit demi sedikit ke jadwal berselang. Keuntungan menggunakan jadwal berselang adalah menghindari efek kejenuhan.
i. Menangani efek kontrol kontra. Kontrol kontra adalah pengaruh yang sadar atau tidak sadar dilakukan
oleh subjek terhadap pemberi reward. Kontrol kontra akan menurunkan efektifitas reward, karena akan mendorong rasa iba atau belas kasihan
yang ada akhirnya reward kurang bekerja dengan baik. Berkaitan dengan implementasi reward dalam penelitian ini, peneliti
membahas tahap perencanaan pemberian reward kepada siswa dan tahap pelaksanaan pemberian reward. Sementara, tahap evaluasi peneliti sebatas
mengetahui faktor pendukung dan kendala dalam pemberian reward. Lebih lanjut, cara penyampaian reward kepada siswa dilakukan oleh guru dengan
17 mimik, gerakan wajah atau anggota badan, juga bergerak mendekati siswa
untuk menyatakan perhatian guru terhadap penampilan siswa J.J Hasibuan Sulthoni, 2000: 53-54.
B. Kajian Mengenai Reward