Macam-macam Reward Kajian Mengenai Reward

20 dengan Maria J. Wantah 2005: 164 yang menyebutkan bahwa penghargaan merupakan cara terbaik untuk menunjukkan bahwa anak telah melakukan hal baik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa reward adalah alat pendidikan berupa suatu penghargaan atau hal-hal menyenangkan yang diberikan kepada siswa karena telah melakukan kegiatan positif sebagai upaya untuk memperkuat pendapat atau keyakinan siswa bahwa apa yang telah dilakukan itu benar.

2. Macam-macam Reward

Terdapat beberapa macam reward yang dapat diberikan kepada siswa. Slavin 2009: 130 menyebutkan bahwa imbalan dapat berupa pujian, nilai, penghargaan, hingga hadiah atau imbalan lain. Menurut Wina Sanjaya 2009: 37, terdapat dua jenis reward penguatan yang bisa diberikan oleh guru, yaitu: a. Reward verbal Reward verbal yaitu reward yang diungkapkan dengan kata-kata, baik berupa pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata- kata tersebut, siswa akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif belajar. Contoh reward verbal adalah “bagus”, “tepat sekali”, “wah hebat kamu”, “hampir tepat”, dan lain-lain. b. Reward nonverbal Reward nonverbal yaitu reward yang diungkapkan melalui bahasa isyarat misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala, 21 tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat pundak dan lain sebagainya. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda-tanda tertentu misalnya dengan melakukan sentuhan, berjabat tangan, menepuk pundak siswa, dan lain-lain. Ngalim Purwanto 2002: 183 menyebutkan ada lima macam perbuatan atau sikap guru yang dapat diberikan sebagai ganjaran kepada siswa: a. Anggukan sebagai tanda senang atau membenarkan jawaban siswa. b. Kata-kata yang menggembirakan pujian. c. Pekerjaan dengan tingkat yang lebih sukar. d. Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas, misalnya bernyanyi atau berwisata bersama. e. Benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi siswa. Sementara itu, macam-macam reward yang dapat diberikan kepada siswa menurut Soedomo Hadi 2005: 90, antara lain: a. Isyarat, misalnya anggukan, tepukan pada bahu, dan sebagainya. b. Kata-kata, misalnya kata bagus, hebat, jempol, dan sebagainya. c. Perbuatan, misalnya siswa yang sudah selesai mengerjakan pekerjaan pertama dapat mengerjakan pekerjaan lain yang sesuai. d. Barang, misalnya buku tulis, pulpen, spidol, dan alat-alat pelajaran lain. Pemberian barang semacam ini harus diberikan pada waktu yang tepat, antara lain dalam kegiatan lomba. 22 Hampir sama dengan Ngalim Purwanto dan Soedomo Hadi, Emmer dkk dalam Suharsimi Arikunto 1990: 160-166 juga menyebutkan macam- macam hadiah pengajaran seperti berikut. a. Peringkat dan simbol-simbol lain Bentuk hadiah yang paling sering diberikan kepada siswa adalah peringkat huruf maupun angka. Selain itu, penggunaan simbol-simbol seperti bintang dan tanda centang juga sering digunakan pada siswa sekolah dasar dan menengah. Namun, pemberian peringkat yang dilakukan secara adil dan betul adalah hadiah yang paling tepat, apabila dikaitkan dengan usaha, prestasi dan kemampuan siswa. b. Penghargaan Hadiah dalam bentuk ini dapat berupa berbagai hal yang mempunyai arti “perhatian” kepada siswa. Pada umumnya, penghargaan diwujudkan dalam bentuk surat penghargaan atau piagam yang diberikan kepada siswa-siswa pada akhir semester atau tahun ajaran melalui kompetisi. Sertifikat, stiker atau tanda-tanda lain tampak sederhana, tetapi memiliki makna yang besar bagi siswa agar termotivasi oleh penghargaan diperoleh. c. Hadiah berupa kegiatan Guru harus memberikan petunjuk yang jelas dan rinci bagaimana siswa diberikan kegiatan sebagai ganjaran atas keberhasilan yang telah dilakukan. Hal tersebut dilakukan ketika guru akan memberikan hadiah berupa suatu kegiatan kepada siswa. 23 d. Hadiah berupa benda Beberapa hal yang haus diperhatikan ketika akan memberikan hadiah berupa benda kepada siswa, yaitu: hadiah harus berhubungan dengan prestasi yang dicapai, sebaiknya disesuaikan dengan kebuthan siswa, sebaiknya tidak perlu terlalu mahal. Maria J. Wantah 2005: 166 menjelaskan bahwa bentuk penghargaan yang diberikan oleh pendidik kepada siswa kecil tentu berbeda dengan yang diberikan kepada siswa besar. Penghargaan kepada siswa kecil harus bersifat kongkret diikuti dengan perbuatan seperti pelukan dan senyuman, tidak hanya verbal karena siswa belum mengerti. Sementara itu, penghargaan untuk siswa yang lebih besar dapat berbentuk verbal berupa pujian atau sanjungan. Siswa yang telah mengenal baca tulis, dapat diberikan penghargaan dalam bentuk piagam penghargaan. Menurut Elisabeth Hurlock 1990: 91 jenis penghargaan dibagi menjadi 3, yaitu 1 penerimaan sosial, 2 hadiah, dan 3 perlakuan yang istimewa. Penerimaan sosial dapat dilakukan dengan cara memberikan pujian kepada anak. Hadiah diberikan sebagai penghargaan untuk perilaku yang baik. Hadiah merupakan suatu tanda kasih sayang, penghargaan atas kemampuan dan prestasi seorang anak, bentuk dorongan atau kepercayaan. Perlakuan istimewa dapat dilakukan dengan cara memberikan perlakuan yang membuat anak dianggap seperti orang dewasa. Menghargai usaha anak dalam menyesuaikan diri menghasilkan penerimaan sosial dalam bentuk yang 24 mengisyaratkan bahwa anak diperlakukan sebagai orang dewasa daripada sebagai anak-anak. Buchari Alma 2010: 41-42 membagi komponen reinforcement menjadi 6, yaitu: a verbal reinforcement berupa komentarungkapanpujian yang berbentuk kata-kata misalnya baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, dan sebagainya. b gestural reinforcement berupa senyum, mengengkat alis, tepuk tangan, menunjuk, tanda oke, mengacungkan jempol, anggukan, dan lain-lain. c proximity reinforcement meliputi berjalan mendekati siswa, berdiri di dekat siswa, duduk di dekat kelompok, dan berdiri di antara siswa. d contact reinforcement seperti menepuk bahu, menjabat tangan siswa, memegang rambut, dan menaikkan tangan siswa. e activity reinforcement berupa membantu siswa dalam menggunakan media pembelajaran, membagi bahan, memimpin permainan dan lain-lain. f token reinfocement dapat dilakukan pemberian hadiah, bintang komentar pada buku pekerjaan siswa, memberikan nama kehormatan, memberikan simbol gambar, dan lain-lain. Sementara itu, Marno Idris 2005: 135-137 serta Hamzah B. Uno 2006: 169-170 menjelaskan komponen dalam memberikan penguatan kepada siswa seperti berikut: a. Penguatan verbal dalam bentuk kata-kata dan kalimat. 25 b. Penguatan berupa mimik muka dan gerakan badan gestural seperti senyuman, anggukan kepala, acungan ibu jari, tepuk tangan dan sebagainya. c. Penguatan dengan cara mendekati siswa seperti duduk di dekat siswa dan berjalan menuju siswa. d. Penguatan dengan sentuhan, misalnya dengan menepuk pundak atau menjabat tangan siswa. e. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. f. Penguatan berupa simbol atau benda yang berupa piagam penghagaan, benda-benda berupa alat tulis, atau komentar pada buku siswa. Menurut Robert J. Marzano 2013: 162, guru juga dapat memberikan reward kepada siswa untuk menghargai perilaku positif dengan melakukan langkah-langkah seperti berikut: a. Memberikan penghargaan verbal dan nonverbal Cara untuk menghasilkan penguatan positif salah satunya adalah dengan penghargaan verbal dan nonverbal. Penghargaan verbal dapat berupa ucapan, sedangkan penghargaan nonverbal berupa senyuman, anggukan, kerlingan mata yang dapat membuat interaksi lebih bersifat pribadi dibandingkan dengan penghargaan verbal. b. Memberikan penghargaan tangibel nyata Tanda penghargaan menunjukkan nilai ketaatan siswa terhadap suatu prosedur. Bentuk penghargaan ini dapat berupa simbolik, seperti poin, kartu, atau formulir penghargaan. 26 c. Melibatkan keluarga siswa di rumah Penghargaan terhadap apa yang dilakukan siswa dapat meluas ke luar kelas. Siswa yang mengetahui bahwa sekolah menghubungi keluarga di rumah tekait perilaku baik yang ditunjukkan merasakan bahwa siswa mendapat penghargaan yang tinggi. Slavin 2009: 140-143 menjelaskan bahwa sarana utama untuk memberi imbalan kepada siswa karena telah menunjukkan upaya terbaik adalah dengan memberikan imbalan, sebagai berikut: a. Menggunakan pujian dengan efektif. Pujian akan efektif sebagai sarana motivasi sejauh pujian tersebut bersyarat, khusus dan terpercaya. Pujian bersyarat bergantung pada upaya siswa terhadap apa yang yang telah ditetapkan. Kekhususan berarti bahwa guru memberikan pujian terhadap perilaku khusus siswa. pujian yang terpercaya akan diberikan dengan tulus karena hasil yang dilakukan. b. Mengajari siswa memuji diri sendiri. Siswa dapat belajar memuji diri sendiri untuk meningkatkan keberhasilan akademis siswa. Hal ini adalah komponen dalam pembelajaran mandiri. c. Menggunakan nilai sebagai insentif. Nilai akan berperan sebagai insentif bagi anak-anak di kelas tinggi. d. Menggunakan sistem insentif berdasarkan struktur sasaran. Guru dapat memberikan menggunakan metode pembelajaran yang menekankan kerjasama, lalu memberikan insentif atas upaya dan peningkatan. 27 Lebih lanjut, Jameel Zeeno dalam Rusdiana Hamid, 2006: 69 menjelaskan bahwa bentuk reward dapat berupa: a pujian yang mendidik; b memberi hadiah; c mendo’akan; d papan prestasi; e menepuk pundak; f menjadikan acuan pada siswa yang berprestasi dalam memberikan semangat siswa yang lain; g berpesan pada yang lain; dan h berpesan pada keluarga siswa yang bersangkutan. Berdasarkan pendapat di atas, macam-macam reward dibagi menjadi 2 yaitu reward verbal dan reward nonverbal. Reward verbal dapat berupa kata- kata atau kalimat pujian seperti “baik”, “bagus”, “tepat sekali”, “kamu benar”, dan sebagainya. Reward nonverbal dapat berupa isyarat tubuh, anggukan, mendekati siswa, perlakuan istimewa seperti memberikan perbuatan atau tugas dengan tingkat yang lebih sulit, kegiatan bersama seperti bernyanyi, bekerjasama atau berwisata, melibatkan keluarga di rumah, hadiah berupa benda-benda, peringkat atau simbol lain, nilai dan tanda penghargaan.

3. Tujuan Pemberian Reward

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD (HADIAH)TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS III Hubungan Pemeberian Reward (Hadiah) Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas III Di SD Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 11

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA PAHLAWANKU MELALUI PEMBERIAN REWARD UNTUK SISWA KELAS IV SD Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Tema Pahlawanku Melalui Pemberian Reward Untuk Siswa Kelas IV Sd Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

0 2 13

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA PAHLAWANKU MELALUI PEMBERIAN REWARD UNTUK SISWA KELAS IV SD Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Tema Pahlawanku Melalui Pemberian Reward Untuk Siswa Kelas IV Sd Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

0 2 16

PENDHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Tema Pahlawanku Melalui Pemberian Reward Untuk Siswa Kelas IV Sd Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

0 2 7

PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SISWA SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES SURAKARTA Pengaruh Reward And Punishment Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 7 10

PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES Pengaruh Reward And Punishment Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

1 7 15

Kick Off Implementasi Software di RS PKU Muhammadiyah Bantul mpdf

0 0 2

UPAYA MenInGkATkAn keTeRAMPIlAn MenCeRITAkAn HASIl PenGAMATAn MelAlUI MeTOde PeMBeRIAn ReWARd And PUnISHMenT PAdA SISWA kelAS V Sd neGeRI PlAkARAn BAnTUl

0 0 5

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD KEPADA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

0 1 9

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD KEPADA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

0 2 6