32 9 menghubungkan keberhasilan dengan upaya dan kemampuan, yang
menyiratkan bahwa keberhasilan serupa dapat diharapkan pada masa mendatang;
10 memusatkan perhatian siswa pada perilaku mereka sendiri yang relevan dengan tugas;
11 menumbuhkan penghargaan dan atribusi yang diinginkan tentang perilaku yang terkait dengan tugas setelah proses tersebut
diselesaikan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa dalam memberikan reward kepada siswa, guru perlu memperhatikan syarat
dan saran pemberian reward. Guru harus mengenal murid dengan baik, sehingga dapat menyesuaikan hadiah dengan prestasi dan minat siswa.
Pemberian reward tidak boleh dilakukan terlalu sering dan jangan sampai menimbulkan cemburu pada siswa lain. Sebaiknya, guru tidak menunda
pemberian reward sehingga diberikan secara spontan dan tidak dijanjikan terlebih dahulu. Pada saat memberikan reward, guru menjelaskan kepada
siswa bahwa hadiah yang diberikan bukan upah atas apa yang telah dilakukan siswa. Secara khusus, pemberian pujian kepada siswa hendaknya diberikan
bersyarat, disertai dengan memberikan informasi tentang pencapaian yang telah dicapai siswa, mengarahkan siswa pada penghargaan yang lebih baik,
memusatkan perhatian siswa, dan menghubungkan keberhasilan dengan upaya dan kemampuan siswa.
6. Prinsip Pemberian Reward
Pemberian reward tidak dapat dilakukan secara sembarangan, harus dilihat kepada siapa dan kapan reward tersebut diberikan. Selain itu, bentuk
dan cara pemberian reward harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Keefektifan pemberian reward tergantung pada berbagai faktor, salah satunya
33 adalah frekuensi pemberian. Pemberian reward dapat dilakukan dengan
penjadwalan, kapan dan bagaimana reward tersebut diberikan. Dalyono 2005: 34 dan Hamzah B. Uno 2006: 28 mengungkapkan dalam teori
operant conditioning
Skinner terdapat
4 penjadwalan
pemberian reinforcement, sebagai berikut:
1. Fixed ratio schedule FR; pemberian reinforcement yang baru diberikan setelah jumlah respon mencapai jumlah tertentu. Misalnya, siswa
diberikan bintang setelah berhasil menjawab benar sebanyak 5 kali. 2. Variable ratio schedule VR; didasarkan atas penyajian bahan pelajaran
dengan penguat setelah sejumlah respon di sekitar nilai tertentu, sehingga siswa tidak tahu perilaku mana yang diberi penguatan.
3. Fixed interval schedule FI; didasarkan atas satuan waktu yang tetap di antara reinforcement. Pemberian reward dilakukan pada waktu yang telah
ditetapkan tanpa memandang tingkah laku dan respon. Misalnya guru akan memberikan tepuk tangan setelah sepuluh menit sekali.
4. Variable interval schedul VI; pemberian reinforcement menurut respon betul yang pertama setelah terjadi kesalahan-kesalahan respon.
Maria J. Wantah 2005: 164 menyebutkan bahwa pemberian reward harus didasarkan kepada prinsip bahwa penghargaan itu akan memberi
motivasi kepada anak untuk meningkatkan dan memperkuat perilaku yang sesuai dengan aturan dan memperkuat anak untuk menghindarkan diri dari
tindakan yang tidak diinginkan. Goodman Gurian dalam Maria J. Wantah, 2005: 164 menjelaskan bahwa dalam pemberian penghargaan perlu
34 memperhatikan mutu perilaku, jenis tindakan, usia, tingkat perkembangan
dan situasi kondisi dimana penghargaan tersebut diberikan. Soedomo Hadi 2005: 90 menyebutkan beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika memberikan ganjaran, seperti berikut: a. Ganjaran diberikan kepada siswa untuk menumbuhkan kesadaran bahwa
kewajiban siswanya telah dilaksanakan. Pemberian ganjaran ini tidak boleh terlalu sering.
b. Diusahakan agar siswa mengerti akan arti dari ganjaran itu. c. Tujuan pemberian ganjaran adalah mengajak siswa untuk bertingkah laku
lebih baik. Jangan sampai siswa merasa sombong atas keberhasilan yang telah dicapai.
d. Ganjaran hendaknya diberikan secara adil. Tidak boleh diberikan atas dasar simpati atau antipati terhadap seseorang.
e. Ganjaran harus dapat dicapai oleh semua anak didik atas dasar kerajinannya, kesungguhannya dan ketekunannya.
Wina Sanjaya 2009: 38 menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan ketika memberikan penguatan agar dapat meningkatkan motivasi
pembelajaran pada siswa, seperti berikut: a. Kehangatan dan keantusiasan
Guru hendaknya menunjukkan sikap yang hangat dan antusias bahwa penguatan tersebut diberikan sebagai balasan atas respon siswa.
Keantusiasan dan kehangatan yang dimaksud adalah cara guru mengekspresikan Wina Sanjaya, 2007: 33. Misalnya, bahasa yang
35 digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, mimik atau wajah yang
hangat dan tidak terkesan tegang tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit senyuman, dan tidak mencibir atau memelototi siswa.
b. Kebermaknaan Siswa diyakinkan bahwa penguatan yang diberikan adalah penguatan yang
wajar, sehingga benar-benar bermakna. c. Gunakan penguatan yang bervariasi
Penguatan yang sejenis dan dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan kebosanan sehingga tidak efektif lagi untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa. Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya.
Penguatan verbal dengan kata-kata yang sama, misalnya : bagus, bagus, bagus, akan kehilangan makna, hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa.
Oleh karena itu, pemberian penguatan harus dilakukan dengan teknik yang bervariasi, misalnya sekali waktu menggunakan reward nonverbal, lain
waktu dengan reward verbal. d. Berikan dengan segera
Penguatan perlu diberikan segera setelah muncul respon atau tingkah laku tertentu. Penguatan yang ditunda akan tidak akan efektif dan kurang
bermakna. Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan
respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara
36 respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan Winataputra
2004:7.35. Lebih lanjut, Winataputra 2004:7.33- 7.34 menjelaskan bahwa
dalam pelaksanaan pemberian reward, guru menggunakan prinsip berikut: a. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya dengan mukawajah berseri disertai senyuman, suara yang riang
penuh perhatian, atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
b. Kebermaknaan Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa yaitu
membuat siswa memang merasa bahwa penampilan atau tindakannya patut diberi penguatan, sehingga siswa terdorong untuk meningkatkan
penampilannya. Misalnya, jika guru mengatakan “model yang kamu rancang sangat menarik”, karena model yang dibuat siswa tersebut
memang benar-benar menarik hingga siswa benar-benar merasa bahwa ia memang patut mendapat pujian.
c. Menghindari penggunaan respon negatif Respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman, atau ejekan dari
guru merupakan senjata ampuh untuk menghancurkan iklim kelas yang kondusif maupun kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu guru
hendaknya menghindari segala jenis respon negatif tersebut. Jika siswa memberikan jawaban atau menunjukkan penampilan yang tidak
37 memuaskan, guru hendaknya menahan diri dari keinginan mencela atau
mengejek jawaban atau penampilan siswa. Moh Uzer Usman 2006: 83 menyebutkan bahwa penggunaan reward
didasarkan pada prinsip kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon negatif. Buchari Alma 2010: 42
menjelaskan bahwa prinsip penggunaan reward sebagai berikut, yaitu 1 penuh dengan kehangatan, antusias dan jujur; 2 menghindari penggunaan
kritikan dan hukuman; 3 dilakukan secara bervariasi; 4 penuh arti bagi siswa; 5 reward bersifat pribadi; dan 6 diberikan secara langsung atau
segera. Dalam memberikan reward, guru hendaknya memperhatikan cara
penggunaannya. Moh Uzer Usman 2006: 83 menjelaskan bahwa pemberian reward harus jelas ditujukan kepada siapa, dapat diberikan kepada pribadi
tertentu atau kepada kelompok. Pemberian reward hendaknya dilakukan dengan segera agar lebih efektif. Selain itu, dilakukan variasi dalam
penggunaan sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Sementara itu, Buchari Alma 2010: 42-43 membagi cara penggunaan reward menjadi 4, yaitu:
a whole reinforcement dapat diberikan setiap saat kepada seluruh siswa; b delayed reinforcement merupakan reward yang ditunda pemberiannya
dengan diberikan penjelasan bahwa reward akan diberikan kepada siswa kemudian;
c partial reinforcement diberikan untuk menghindari respon negatif. Misalnya, ada siswa yang menjawab salah, kemudian guru meminta siswa
38 lain untuk menjawab. Jika jawaban siswa kedua benar, maka siswa
pertama diminta untuk mengulanginya; dan d personalized reinforcement yaitu pemberian reward secara perorangan
karena siswa memiliki kemampuan atau kelebihan yang spesifik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam memberikan reward, guru hendaknya menggunakan prinsip kebermaknaan, kehangatan dan keantusiasan, diberian secara bervariasi,
segera diberikan kepada siswa, dan menghindari respon negatif. Pemberian reward dapat dilakukan kepada individu siswa tertentu, sebagian siswa
maupun kepada kelompok. Selain itu, guru hendaknya mengetahui bahwa prinsip pemberian reward adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa.
Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan mutu perilaku, jenis tindakan, tingkat perkembangan siswa dan situasi kondisi pemberian reward tersebut.
C. Peran Guru dalam Memberikan Reward