Identitas dan Perkembangan individu

269 berpartisipasi dalam mendefinisikan dan mengikuti aturan dan memulai proses panjang memisahkan niat dari tindakan. 4. Kebebasan berpikir dan berbicara yang dikembangkan. Anak diharapkan memiliki pendapat dan dapat mengekspresikannya. Harapan ini mencangkup bagian dari kurikulum Greenberg, 1992. daripada memberi anak-anak potongan kertas warna atau pola untuk kegiatan artistik, para pendidik meminta mereka untuk mengekspresikan ide-ide mereka sendiri, pemikiran dan perasaan dalam menggambar, melukis atau konstruksi. Mereka dibiarkan untuk berdiskusi, menulis dan mengekspresikan apa yang mereka tahu dan rasakan dalam seni bahasa dan membuat pilihan tentang bagaimana mereka akan belajar matematika dan kemampuan sains. Pendidik taman kanak-kanak, melihat dari kesukaan anak terhadap dinosaurus, mintalah mereka untuk menggambar dinosaurus kesukaan mereka. 5. Anak tidak pernah kewalahan oleh kekuatan orang lain. Pendidik adalah sosok yang kurang kuat di dalam kelas, dan mereka tidak mengizinkan ank-anak untuk mengatur melalui kekuatan pernyataan, kebohongan, atau ancaman. 6. Rasa kemasyarakatan yang dibangun. Ruangan kelas adalah grup dari individual dan pendidik mengembangkan grup ini menjadi sebuah komunitas dengan membantu mereka berbagi tujuan. Meskipun anak kecil dapat mulai merasakan bahwa mereka adalah bagian dari komunitas itu dan berbagi di dalamnya, kelengkapan dari keluarganya, memiliki grup sendiri dari teman, kelas, dan sekolah. Tidak hanya anak yang didukung untuk melihat bagian dirinya yang merupakan bagian dari keseluruhan grup, tetapi bagian kecil grup termasuk ke dalam keseluruhan grup yang dikembangkan New, 1999a. 7. Pendidik sebagai contoh yang menghormati orang lain DeRoach, 2001. Pendidik yang memperdulikan dan menghormati setiap anak di dalam grup dan setiap orang dewasa yang bekerja sama dengan anak menjadikan dirinya sebagai contoh untuk anak. Contoh pendidik dan pengaruh kebiasaan hormat 270 akan membuat anak mengetahui bagian jalan terbaik yang masing-masing menghormati dan memperdulikan. 8. Pendidik yang perduli mendapatkan rasa hormat dari anak. Pendidik adalah contoh kuat untuk anak. Mereka tidak hanya contoh dari rasa hormat, rasa perduli, tetapi mereka menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anak dan menemukan berbagai cara untuk mencontohkan rasa hormat. Kemampuan untuk bertanggung jawab untuk satu orang dan kepada seluruh partisipasi dalam kesejahteraan grup adalah asset dalam sebuah masyarakat. Tetapi dalam masyarakat demokrasi, ini adalah persyaratan dari anggota masyarakat Morgan Sterb, 2001. Standar nasional untuk Masyarakat dan Pemerintah Pusat dari Pendidikan Kewarganegaraan, 1994 tercantum di dalamnya, akhir dari tingkat 4, anak harus dapat dikembangkan dengan mengikuti kemampuan berpartisipasi : • Mempengaruhi keputusan dengan bekerja sama dengan yang lainnya • Kesenangan memperjelas artikulasi dan membuat mereka mengetahui untuk membuat keputusan • Membangun koalisi, negosiasi, membuat perjanjian dan melihat sensus penduduk • Mengurus konflik Kecondongan untuk bekerja demi kebaikan bersama dan berpartisipasi dalam upaya bersama dimulai sejak awal kehidupan. Untuk anak di bawah usia 7 atau 8, partisipasi dimulai ketika mereka memikul tanggung jawab untuk diri mereka sendiri. Ruangan untuk anak usia 3 - 4 tahun tidak hanya diatur untuk memungkinkan tetapi untuk mempromosikan tanggung jawab anak untuk berpakaian sendiri, toilet, dan mencuci. Anak-anak sangat muda ini mungkin mulai untuk memikul tanggung jawab untuk orang lain dan kelompok dengan bergabung dalam kelompok- kelompok kecil untuk diskusi, kegiatan, cerita, atau lagu. Dengan bantuan orang 271 dewasa, 3 dan 4 tahun dapat berpartisipasi dalam mengatur meja, menyajikan makanan, membersihkan setelah bermain dan bekerja, atau merawat tanaman dan hewan yang menjadi anggota kelompok. Sebelumnya, anak-anak belajar untuk berpartisipasi dalam memungkinkan anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk berfungsi sepenuhnya dalam kelompok Copple, 2003. Dasar anak-anak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok lain. Mereka dapat merencanakan bersama dan berbagi tanggung jawab. Dengan berbagi ide, anak-anak di kelas primer dapat memecahkan masalah dan membuat rencana untuk pembelajaran mereka sendiri. Anak-anak yang diberi tanggung jawab bahwa mereka dapat memenuhi dalam kelompok belajar untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis. Belajar untuk hidup dan berpartisipasi dalam suatu kelompok berarti mengatur peraturan dan mengikuti mereka civitas, 2003. Anak-anak harus mengambil bagian dalam membangun aturan di kelas. Mereka dapat berkontribusi dengan aturan dalam mengerjakan kayu,membangun blok, menggunakan kamar mandi dan meja air, dan sebagainya. peraturan lain yang dibuat untuk mereka. Semua harus berpartisipasi dalam latihan kebakaran, dan karena ada sedikit kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi pada latihan peraturan, mereka dapat menggunakan kesempatan ini untuk mendiskusikan mengapa penting untuk mengikuti aturan-aturan tertentu, mengapa peraturan dibuat, siapa yang membuat mereka, dan bagaimana mereka dibuat. Anak-anak juga dapat menyadari aturan lain yang mereka harus mengikuti: Undang-undang lalu lintas, aturan untuk naik bus, dan aturan di rumah. Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan dibahas: “apa yang akan terjadi jika tidak ada orang yang mengikuti aturan” “Apakah anda pikir semua orang harus mematuhi peraturan lalu lintas” “kenapa?” Mengalami peraturan dan mendiskusikan tujuan mereka dapat membantu anak-anak menyadari bahwa peraturan dibuat untuk melindungi mereka dan 272 lain-lain. Anak-anak juga harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengikuti aturan, untuk membuat aturan yang diperlukan untuk hidup dalam kelompok, untuk mengubah aturan yang tidak berfungsi lama untuk melindungi mereka dan orang lain, dan untuk menyesuaikan aturan sesuai dengan perubahan situasi Nolte, Harris Harris, 1998. Kelas rapat merupakan cara yang efektif untuk model dan praktek nilai-nilai demokrasi dengan cara yang otentik untuk menjelaskan aturan, menyelesaikan konflik interpersonal, dan melakukan pemecahan masalah kolektif Angell, 2004.

2. Latihan

1. Berikan penjelasan bagaimana anak- anak di belajarkan tentang diri dan perkembangan individu.? 2. Bagaimana membelajarkan anak mengenai budaya dan waktu kepada anak? 3. Bagaimana cara mendampingi dan memfasilitasi anak usia dini belajar sains?

3. Sumber Belajar

Brewer, Jo, Ann. Introduction to Early Childhood Education Preschool Through Primary Grades sixth edition. New York: Pearson Education, Inc, 2007. Miller, Linda. Exploring Science in Early Childhood. Dalma Learning Publisher. George S. Morrison, The World of Child Development Conception to Adolescence, London:Delmar Publisher, 1992, h. 12. Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman, Human Development, Tenth Edition, New York: The McGraw-Hill Companies, 2008, h. 12. Isbell, Rebecca. 1995. The Complete Learning Center Book. Beltsville, Maryland, Gryphon House, Inc. Herr, Judy, Yvonne Libby Larson, 2000. Creative Resources for The Early Childhood Classroom, 3rd Edition, USA: Delmar Thomson Learning. 273 Kostelnik, Majorie J. and Howe, Donna. 1991. Teaching Young Children Using Themes. USA: Good Year Books. Phelp, Pamela C. 2005. Beyond Centers and Circle Time: Scaffolding and Assesing The Play of Young Children. Florida: The Creative Center for Childhood Research and Traning, Inc. CCCRT. Phelp, Pamela C. 2005. Beyond Cribs Rattles. Playfully Scafolding the Development of Infant and Toddlers. Florida: The Creative Center for Childhood Research and Traning, Inc. CCCRT. Wolfgang, Charles H, 1981. Bea Mackender, Mary E. Wolfgang. Growing and Learning through Play. USA: JudyInstructo.

L. PEMBELAJARAN SENI UNTUK ANAK USIA DINI

1. Uraian Materi Pembelajaran pada anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain. Seorang pendidik harus dapat menyiapkan kegiatan bermain anak dengan cara menyiapkan materi content, dan proses belajar. Salah satu materi content pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh pendidik adalah seni. Secara tradisional, seni merupakan bagian penting pada program program pembelajaran anak usia dini. Friedrich Froebel, percaya bahwa anak usia dini harus terlibat dalam proses menciptakan seni mereka sendiri dan menikmati seni orang lain. Menurut Froebel, kegiatan seni yang penting adalah bukan karena membantu pendidik untuk mengenali anak-anak dengan kemampuan yang luar biasa, juga untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak Froebel, 1826. Secara alamiah anak sudah memiliki kemampuan seni. Anak usia dini sudah bisa memiliki dan mengembangkan imajinasi. Anak berumur 1 tahun sudah mulai mencoret-coret apa saja. Ia mulai mempelajari dan menyerap segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan, berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak. 274 Menurut Nancy Beal dan Gloria Bley Miller 2003 : 1 Seni merupakan lakon, yang menolong anak-anak untuk memahami dunia mereka. Namun seni melebihi lakon yang akan membuat mereka mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi-fantasi individu dengan cara- cara konkret dan spontan. Seni ”mengundang” anak-anak untuk menyentuh dan melakukan eksperimen, mengeksplorasi dan mentransformasi segala hal yang anak-anak jumpai dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, seni adalah suatu media yang dapat membantu anak usia dini menyampaikan sesuatu gagasanide, perasaan, keinginan, imajinasi, dan lain-lain yang tidak mampu mereka ungkapkan melalui kata-kata. Seni merupakan hal yang menyenangkan dan memuaskan untuk anak usia dini. Hal ini memungkinkan mereka untuk belajar banyak ketrampilan, menyatakan perasaan diri mereka, menghargai keindahan, dan memiliki kesenangan pada waktu yang sama. Sasaran Pembelajaran Seni Seni memiliki peranan penting untuk membantu anak menyampaikan gagasan dan perasaannya. Proses menciptakan sesuatu sebagai bentuk penuangan gagasan atau perasaannya merupakan hal yang paling penting, dibandingkan dengan “hasil” yang mereka ciptakan. Oleh karena itu, seni memiliki sasaran pengembangan di antaranya : a. Sasaran pengembangan sosial emosional Melalui pembelajaran seni, anak akan belajar menyatakan dan menyalurkan perasaan atau emosi, menyatakan kekhasan individunya bangga dan percaya diri dengan keunikan pribadinya, belajar berbagi dan bekerjasama dengan orang lain. Anak usia dini akan merasakan kepuasan emosional ketika mereka terlibat dalam kegiatan seni. Misalnya membuat pemodelan bentuk tertentu dengan tanah liat, menggambar dengan krayon, atau membuat kolase dari bahan sisa daur ulang. Kepuasan ini berasal dari kebebasan menggunakan alat dan bahan yang