STANDAR KOMPETENSI Kegiatan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini

253 pada masa usia dini. Upaya untuk mengenalkan perbedaan dan kesamaan serta penerimaan terhadap perbedaan tersebut dapat dilakukan dengan konsep pembelajaran ilmu sosial yang menarik dan bermakna. Lingkungan hendaknya mengembangkan kebudayaan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang merayakan keragaman dan kesatuan dibangun atas dasar rasa saling menghormati yang dalam terhadap semua individu dan kelompok Copple, 2003; Garcia, 2003. Untuk menciptakan ruang kelas yang menggabungkan rasa saling menghargai yang dalam bagi individu dan kelompok berarti pendidik harus terlebih dahulu mengerti beberapa hal: • Perilaku, nilai-nilai, dan gagasan anda sendiri mengenai orang lain • Perilaku, nilai-nilai, dan gagasan anak mengenai orang lain • Bagaimana perilaku terhadap orang lain dipelajari Perilaku dan nilai-nilai yang langsung dan membimbing merupakan dasar untuk merayakan keanekaragaman. Tetapi sebagai seorang pendidik, anda harus lebih dari sekedar memahami perilaku anda sendiri dan perilaku anak. Pendidik juga harus familiar dengan konsep kunci untuk mempelajari merayakan keanekaragaman seperti: • memahami keterkaitan dan saling ketergantungan • pengetahuan mengenai kesamaan yang menyatukan orang-orang dari beragam budaya, pengalaman, Ras etnis dan bangsa • keterampilan untuk menyelesaikan konflik interpersonal yang kemudian menjadi dasar untuk bekerja sama dengan orang lain

B. Waktu, Kesinambungan dan Perubahan

1. Waktu Anak usia dini mengenal konsep waktu dengan sederhana. Anak usia dini mengenal lamanya dalam satu hari adalah ketika ia bangun tidur, sampai dengan 254 ia tidur kembali. Ia mengetahui adanya perubahan ketika melihat fotonya yang baru lahir dan membandingkan dengan kondisi dirinya pada masa sekarang dengan banyak perubahan. Anak usia dini mengetahui bahwa makan dilakukan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pada waktu pagi hari, pada waktu siang hari dan pada waktu malam hari. Anak-anak memiliki pengertian tentang waktu, tetapi lebih bersifat naluri daripada konvensional. Selama anak usia dini, anak-anak dapat membedakan masa lalu dari sekarang dan mulai untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dalam pola berurutan. Anak-anak mengasosiasikan waktu kronologis dengan waktu pribadi sebagai cerminan dari siklus alami kejadian sehari-hari. Anak usia dini memiliki keterbatasan persepsi mereka tentang urutan dan lamanya waktu dan kemampuan mereka untuk mengatur urutan dan pengalaman sehari-hari. Ide intuitif anak usia dini tentang waktu adalah subyektif. Subjektivitas ini penyebab utama kesalahan yang terjadi. Usia 5 tahun mengetahui bahwa menunggu selama 10 menit, akan lebih sulit daripada menunggu 5 menit, tetapi mereka juga menyimpulkan bahwa diperlukan waktu lebih sedikit untuk roda yang berbalik cepat dalam putaran selama 5 menit daripada yang dilakukannya untuk sebuah keran yang menitik dalam waktu yang sama Vukelich dan Thornton, 1990. Pemahaman yang terbentuk kadang kala bertentangan dengan konsep yang sebenarnya. Waktu yang berdasarkan intuisi berbeda dari waktu operasional. waktu operasional menyangkut pemahaman hubungan urutan, lama, dan berdasarkan operasi persamaan dalam logika, baik itu kualitatif atau kuantitatif Piaget, 1946. Tidak sampai memasuki operasi formal anak, dekat dengan masa remaja awal, apakah mereka mampu menguasai waktu operasional. Mungkin karena urutan sementara hanya membutuhkan perbandingan kualitatif, seperti sedikit lawan besar, anak-anak berusia 4 atau 5 dapat menunjukkan beberapa pemahaman kemampuan untuk mengurutkan peristiwa. Usia 4 sampai 6 tahun dapat melakukan tindakan secara berurutan untuk