Manfaat dan Fungsi Emosi Anak

184

r. Peran Guru dalam Pengembangan Program untuk Meningkatkan Sosilisasi

dan Emosi anak Dalam mengembangkan program untuk optimalisasi ketrampilan sosialisasi dan emosi anak, guru perlu melakukan hal sebagai berikut: 2 Memberikan pilihan pada anak 3 Memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya 4 Memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi lingkungan 5 Mendorong anak untuk bekerja secara mandiri 6 Menghargai idegagasan anak 7 Membimbing anak untuk melakukan pemecahan masalah

3. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas a. Bagaimanakah peran guru dalam mengembangkan ketrampilan social dan emosi pada anak usia dini? b. Bagaimana sikap dan perilaku yang perlu ditunjukkan seorang guru dalam menghadapi anak yang mengalami temper tantrummengamuk? c. Berikan contoh kegiatan dalam mengembangkan ketrampilan yang menekankan pada sosialisasi pada anak usia dini d. Berikan contoh kegiatan dalam mengembangkan ketrampilan yang menekankan pada pengembangan emosi pada anak usia dini e. Berikan contoh konkret pengaruh budaya terhadap pelaksanaan program di lembaga anak usia dini

G. Perkembangan Moral dan Agama Anak Usia Dini 1. Uraian Materi

Pendahuluan Moral berasal dari bahasa latin “Mores” yang artinya tata cara, kebiasaan, dan adat. Menurut Hurlock moralitas adalah kebiasaan yang terbentuk dari standar sosial 185 yang juga dipengaruhi dari luar individu. Moralitas berkaitan dengan sistem kepercayaan, penghargaan, dan ketetapan yang terjadi di bawah sadar tentang tindakan yang benar dan yang salah, dan untuk memastikan individu tersebut akan berusaha berbuat sesuai dengan harapan masyarakat. Menurut Immanuel Kant moral adalah kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita, yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa moralitas adalah sistem kepercayaan, penghargaan, dan ketetapan tentang perbuatan benar dan salah yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasan dari standar sosial yang dipengaruhi dari luar individu atau sesuai dengan harapan masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Perkembangan moral itu sendiri berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Moral berhubungan dengan penerapan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, dalam perbuatan yang seharusnya dilakukan dalam interaksi sosial. Menurut Gibs dan Power, perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal yang mengatur aktivitas seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian konflik. Tindakan, sikap dan tingkah laku anak dan setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya tidak lepas dari perilaku moral yang dimiliki. Melalui perilaku moral tersebut setiap individu akan mampu menempatkan diri dan diterima oleh lingkungan yang sesuai dengan standar norma-norma yang berlaku. Pendidikan moral akan berhasil apabila pendidikan itu dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan moral anak. Perilaku moral tidak diperoleh begitu saja, melainkan harus ditanamkan. Hal ini dikarenakan pada saat lahir anak belum memiliki konsep tentang perilaku anak yang baik dan tidak baik. Selain itu, pemahaman anak tentang mana yang benar, bertindak untuk kebaikan bersama, dan menghindari hal yang salah belum dikembangkan dalam diri anak. Awalnya anak