Karakteristik Perkembangan Sosial Pengertian emosi

181 mendukung pertumbuhan dan perkembangan lainnya. Contoh melalui pembiasaan untuk bersikap positif terhadap ekspresi emosi yang muncul akan menjadikan anak tidak mengalami gangguan dalam perkembangan emosi. 3 Inteligensi; 4 Jenis kelamin; Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perkembangan emosi terutama karena perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan. Peran jenis kelamin dan tuntutan social sesuai jenis kelamin juga akan mempengaruhi perkembangan emosi anak. 5 Status ekonomi; 6 Kondisi fisik; 7 Pola Asuh; Keluarga berperan optimal dalam perkembangan bila menerapkan pola pengasuhan demokratis. Pola asuh ini akan memenuhi kebutuhan psikologis anak karena orang tua cenderung memberikan perlakuan yang tepat terhadap ekspresi emosi anak. Pola asuh demokratis juga akan membuat keluarga menjadi harmonis yang sangat membantu anak dalam membangun kecerdasan emosinya. 1 Kematangan 2 Belajar: pembiasaan dan contoh 3 Inteligensi 4 Jenis kelamin 5 Status ekonomi 6 Kondisi fisik 7 Posisi anak dalam keluarga

p. Kecerdasan Emosi

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai bagian dari kecerdasan social yang melibatkan kemampuan emosi diri dalam berhubungan dengan orang lain, kemampuan memilah dan menggunakan informasi dalam berpikir dan berperilaku. Dengan demikian, kecerdasan emosional berada 182 dalam wilayah kecerdasan social. Sebagai contoh, dalam berinteraksi dengan orang lain, emosi dan perasaan individu ikut berperan. Goleman mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan diri, dan mengatur suasana hati. Dari berbagai definisi yang ada, dapat dideskripsikan bahwa kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan mengenali dan memahami emosi diri. Hal ini terkait dengan kemampuan mengungkapkan perasaan secara baik, tepat dan wajar. Kecerdasan emosi terkait dengan berbagai kemampuan sebagai berikut: 1 Kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri; 2 Kemampuan untuk mengelola mengekspresikan emosi diri dengan tepat; 3 Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri; 4 Kemampuan untuk mengenali orang lain; 5 Kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Dengan demikian, untuk memiliki kecerdasan emosional, membutuhkan proses dan latihan. Ketrampilan mengelola perasaan perlu dilatih sejak anak berusia dini secara bertahap. Jika ini dilakukan, maka diharapkan anak dapat bertahan dan dapat melakukan pemecahan masalah dalam kehidupannya.

q. Peran Guru dalam Pengembangan Kemampuan Sosial dan Emosi Anak

Peran pendidik dalam mengembangkan kemampuan sosialisasi dan emosi pada anak usia dini adalah sebagai berikut: 1 Memberikan berbagai stimulasi pada anak Pendidik perlu memberikan stimulasi atau rangsangan edukatif agar kemampuan sosial emosi anak dapat berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Kegiatan belajar seraya bermain dapat dioptimalkan sebagai cara untuk menstimulasi anak, misal: mengajak anak terlibat dalam permainan kelompok kecil, melatih anak bermain bergiliran, mengajak anak menceritakan pengalamannya di depan kelas, melatih kesadaran anak untuk berbagi dalam kegiatan kemanusiaan jika terjadi sebuah bencana, dsb. 2 Menciptakan lingkungan yang kondusif 183 Pendidik perlu mengelola kelas menjadi tempat yang dapat mengembangkan kemampuan sosial emosi anak, terutama kesadaran anak untuk bertanggung jawab terhadap benda dan tindakan yang dilakukannya. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik dan psikis. Lingkungan fisik menekankan pada ruang kelas sebagai tempat anak berlatih kecakapan sosial emosinya sedangkan lingkungan psikis lebih ditekankan pada suasana lingkungan yang penuh cinta kasih sehingga anak merasa aman dan nyaman di kelas. 3 Memberikan contoh Pendidik adalah contoh konkret bagi anak. Segala tindakan dan tutur kata pendidik akan diikuti oleh anak. Oleh karena itu, pendidik seyogyanya dapat menjaga perilaku sesuai dengan norma sosial dan nilai agama, seperti menghargai pendapat anak,bersedia menyimak keluh kesah anak, membangun sikap positif anak, berempati terhadap masalah yang dihadapi anak, dsb. 4 Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan anak Pendidikan sebaiknya tidak sungkan memberikan pujian terhadap kecakapan sosial yang sudah dilakukan oleh anak secara proporsional. Pujian dapat diberikan secara lisan maupun non lisan. Secara lisan, pujian diberikan sesegara mungkin setelah anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pengembangan sosial emosional tercapai. Sementara pujian non lisan dapat berupa senyuman, pelukan, atau pemberian benda-benda tertentu yang bermakna untuk anak. 1 Memberikan berbagai stimulasi pada anak 2 Memperhatikan usia, kebutuhan dan tahap perkembangan anak 3 Menciptakan lingkungan yang kondusif 4 Memberikan contoh 5 Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan anak