115
d. KlasifikasiTingkatan Kemampuan Motorik
Benyamin Bloom menyatakan bahwa rentangan penguasaan psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai kepada gerakan yang lancer dan luwes.
Dave 1970 memperjelasnya dengan mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai pada tingkatan
yang paling tinggi sebagai berikut: 1 Imitation Peniruan
Peniruan yaitu suatu ketrampilan untuk menirukan sesuatu gerakan yang telah dilihat, didengar atau dialaminya. Jadi kemampuan ini terjadi ketika anak
mengamati suatu gerakan, dimana ia mulai memberi respon serupa dengan apa yang diamatinya. Gerakan meniru ini akan mengurangi koordinasi dan kontrol
otot-otot syaraf, karena peniruan gerakan umumnya dilakukan dalam bentuk global dan tidak sempurna. Contoh gerakan ini adalah menirukan gerakan
binatang, menirukan gambar jadi tentang suatu gerakan dan menirukan langkah tari.
2 Manipulation Penggunaan Konsep Suatu ketrampilan untuk menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan
gerakan. Ketrampilan manipulasi ini menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan gerakan-gerakan pilihan dan
menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Jadi penampilan gerakan anak menurut petunjuk-petunjuk dan tidak hanya meniru tingkah laku saja. Contohnya
adalah menjalankan mesin, menggergaji, melakukan gerakan senam kesegaran jasmani yang didemontrasikan.
3 Precition Ketelitian Suatu ketrampilan yang berhubungan dengan kegiatan melakukan gerakan secara
teliti dan benar. Ketrampilan ini sebenarnya hampir sama dengan gerakan manipulasi tetapi dilakukan dengan kontrol yang lebih baik dan kesalahan yang
lebih sedikit. Ketrampilan ini selain membutuhkan kecermatan juga proporsi dan
116
kepastian yang lebih tinggi dalam penampilannya. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum. Contoh gerakan ini adalah
gerakan mengendaraimenyetir mobil dengan terampil, berjalan di atas papan titian.
4 Articulation Perangkaian Suatu ketrampilan untuk merangkaikan bermacam-macam gerakan secara
berkesinambungan. Gerakan artikulasi ini menekankan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan
atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh ketrampilan gerakan ini adalah mengetik dengan ketepatan dan kecepatan
tertentu, menulis, menjahit. 5 Naturalization KewajaranPengalamiahan
Suatu ketrampilan untuk melakukan gerakan secara wajar. Menurut tingkah laku yang ditampilkan, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energi baik fisik
maupun psikis. Gerakan ini biasanya dilakukan secara rutin sehingga telah menunjukkan keluwesannya. Misalnya memainkan bola dengan mahir,
menampilkan gaya yang benar dalam berenang, mendemonstrasikan suatu gerakan, pantomim dan sebagainya.
Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Dave, Anita Harrow membagi tingkatan keterampilan motorik menjadi 5 jenis gerakan, yaitu:
1 Gerakan refleks, yaitu tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. Contoh: Merentangkan, melenturkan badan,
menyesuaikan postur tubuh menurut keadaan. 2 Gerakan dasar, yaitu pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan
campuran gerak refleks dan gerakan yang lebih kompleks. Contoh : Menggenggam, mencengkram, mencekal, menyambar.
3 Gerakan tanggap perseptual. Merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Hasil
117
belajarnya dapat berupa kewaspadaan berdasarkan perhitungan dan kecermatan. Contoh : Bermain tali, menangkap, menyepak.
4 Kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang memerlukan kekuatan-kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan suara. Contoh : Semua kegiatan
fisik yang memerlukan usaha dalam jangkauan panjang dan berat, pengerahan otot, gerakan sendi yang cepat.
5 Komunikasi tidak berwacana. Merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh merentang dari ekspresi mimik muka sampai gerakan
koreografi yang rumit.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Perkembangan motorik seorang anak tidak selalu berjalan dengan sempurna. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor tersebut:
1 Sifat dasar genetik Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan
merupakan sifat bawaan dari orangtua anak. Faktor ini ditandai dengan beberapa kemiripan fisik dan gerak tubuh anak dengan salah satu anggota keluarganya,
apakah ayah, ibu kakek, nenek atau keluarga lainnya. Sebagai contoh anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi kurus seperti ayahnya, padahal sang anak sangat
suka makan dianggap dapat membuat anak menjadi gemuk tetapi kenyataannya anak tidak menjadi gemuk.
2 Kondisi pra lahir ibu Ketika anak berada dalam kandungan, pertumbuhan fisiknya sangat tergantung
pada suplai gizi yang diperolehnya dari ibunya. Jika kondisi fisik seorang ibu yang sedang mengandung terganggu karena kurang gizi, maka anak yang
dikandungnya pun akan mengalami pertumbuhan fisik yang tidak sempurna.
118
Contohnya ibu hamil yang kekurangan asam folat akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak dan cacat pada janin.
3 Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan merupakan faktor internal atau faktor di luar diri anak.
Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat perkembangan motorik anak, dimana anak kurang mendapatkan keleluasaan dalam bergerak dan
melakukan latihan-latihan. Misalnya ruangan bermain yang terlalu sempit, sedangkan jumlah anak banyak, akan mengakibatkan anak bergerak cepat dan
sangat terbatas bentuk gerakan yang dilakukannya. 4 Kesehatan gizi
Kesehatan dan gizi anak sangat berpengaruh terhadap optimalisasi perkembangan motorik anak, mengingat bahwa anak berada pada masa pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan pertambah volume dan fungsi tubuh anak. Dalam pertumbuhan fisikmotorik yang
pesat ini anak membutuhkan gizi yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuhnya yang baru. Kesehatan anak yang terganggu karena
sakit akan memperlambat pertumbuhanperkembangan fisiknya dan akan merusak sel-sel serta jaringan tubuh anak.
5 IQ Kecerdasan intelektual turut mempengaruhi perkembangan motorik anak.
Kecerdasan intelektual yang ditandai dengan tinggi rendahnya skor IQ secara tidak langsung membuktikan tingkat perkembangan otak anak dan
perkembangan otak anak sangat mempengaruhi kemampuan gerakan yang dapat dilakukan oleh anak, mengingat bahwa salah satu fungsi bagian otak
adalah mengatur dan mengendalikan gerakan yang dilakukan anak. Sekecil apaun gerakan yang dilakukan anak, merupakan hasil kerjasama antara 3 unsur yaitu
otak, urat saraf dan otot, yang berinteraksi secara positif. 6 Adanya stimulasi, dorongan dan kesempatan
119
Perkembangan motorik anak sangat tergantung pada seberapa banyak stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena otot-otot anak baik otot
halus maupun kasar belum mencapai kematangan. Gerakan otot yang dilakukan anak masih sangat kasar. Dengan latihan-latihan yang cukup akan membantu
anak untuk mengendalikan gerakan ototnya sehingga mencapai kondisi motoris yang sempurna yang ditandainya dengan gerakan yang lancar dan luwes.
7 Pola asuh Ada tiga pola asuh yang dilakukan oleh orangtua yaitu pola asuh otoriter,
demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung tidak memberikan kebebasan kepada anak, dimana anak dianggap sebagai robot yang harus taat
pada semua aturan dan perintah yang diberikan. Sedangkan Pola asuh permisif sangat berlawanan dengan otoriter, yaitu orangtua cenderung akan memberikan
kebebasan tanpa batas pada anak dan cenderung membiarkan anak untuk bertumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa dukungan orangtua. Pola
asuh yang terbaik adalah demokratis dimana orangtua akan memberikan kebebasan yang terarah artinya orang tua memberikan arahan, bimbingan dan
stimulasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak, jadi orang tua berusaha memberdayakan anak. Ketiga pola asuh ini tentunya akan menentukan suasana
kehidupan yang akan dialami anak dalam kesehariannya dan tentu saja akan sangat mempengaruhi proses perkembangannya diantarannya perkembangan
motorik. 8 Cacat fisik
Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan mempengaruhi kemampuan gerak anak. Kecacatan ini akan menghambat kelancaran dan keluwesan anak
dalam bergerak. Contoh sederhana seorang anak yang mengalami cacat tuna netra cenderung terlihat kaku dalam bergerak, atau anak yang mengalami kelumpuhan
mengalami gangguan dalam keseimbangan badan.
f. Strategi Pengembangan Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini