Jalannya Perlawanan Perlawanan Rakyat Aceh 1873 – 1912

IPS SMPMTs Kelas VIII 9 5

c. Akhir Perlawanan

Perlawanan rakyat Aceh yang merupakan perlawanan paling lama dan terbesar di Sumatera akhirnya mendapat tekanan keras dari Belanda. Pada tanggal 26 November 1902, Belanda berhasil menemukan persembunyian rombongan Sultan dan menawan Sultan Muhammad Daud Syah pada tahun 1903. Disusul menyerah- nya Panglima Polim dan raja Keumala. Sedangkan Teuku Umar gugur karena terkena peluru musuh tahun 1899. Pada tahun 1891 Tengku Cik Di Tiro meninggal dan digantikan putranya, yaitu Teuku Mak Amin Di Tiro. Dengan hilangnya pemimpin yang tangguh itu perlawanan rakyat Aceh mulai kendor, Belanda dapat memperkuat kekuasaannya.

8. Perlawanan Rakyat Batak 1878 – 1907

a. Sebab-Sebab Perlawanan

1 Pemerintah Hindia Belanda berkali-kali mengirimkan ekspedisi militernya untuk menaklukkan daerah-daerah di Sumatera Utara antara lain Mandailing, Angkola, Padang Lawas, Sipirok, Tapanuli, dan sekitarnya. 2 Peristiwa terbunuhnya Tuan na Balon Sisingamangaraja X. Hal ini rakyat mulai hati-hati dan tidak simpati dengan masuknya penjajah Belanda ke tanah Batak. 3 Adanya perluasan agama Kristen di daerah Batak. Hal ini dianggap oleh Sisingamangaraja XII sebagai hal yang membahayakan tanah Batak dan menggoyahkan kedudukannya.

b. Jalannya Perlawanan

Pertempuran pertama terjadi di Toba Silindung. Masuknya pasukan militer Belanda ke Silindung, segera dijawab oleh Sisingamangaraja XII Patuan Basar Ompu Pula Batu dengan pernyataan perang. Dalam menghadapi serangan Belanda, rakyat Batak memiliki dua macam benteng pertahanan yaitu benteng alam dan benteng buatan. Pertempuran terus menjalar ke Bahal Batu. Namun karena pasukan Sisingamangaraja XII terdesak, akhirnya menyingkir. Pertempuran terus terjadi antara lain di Blitar, Lobu Siregar, dan Upu ni Srabar. Selanjutnya pertempuran sengit juga terjadi di Bakkora atau Lumbung raja, yaitu tempat tinggal Sisingamangaraja. Karena terdesak pasukan Sisingamangaraja XII menyingkir ke Paranginan dan menyingkir lagi ke Lintung ni Huta. Berturut-turut daerah-daerah yang jatuh ke tangan Belanda yaitu Tambunan, Lagu Boti, Balige, Onang geang-geang, Pakik Sabungan dan Pintu Besi. Selain itu daerah-daerah lain yang mengadakan perlawanan tapi dapat dipadamkan oleh Belanda adalah Tangga Batu dan Pintu Batu. 9 6 IPS SMPMTs Kelas VIII

c. Akhir Perlawanan

Dengan meluasnya daerah yang jatuh ke tangan Belanda maka daerah gerak Sisingamangaraja semakin kecil dan pengikutnya semakin berkurang. Dalam beberapa pertempuran pasukan Sisingamangaraja XII dapat terdesak dan Belanda berhasil menawan keluarga Sisingamangaraja XII. Dalam pertempuran di daerah Dairi, Sisingamangaraja tertembak dan gugur pada tanggal 17 Juni 1907. Dengan gugurnya Sisingamangaraja XII, maka seluruh daerah Batak jatuh ke tangan Belanda.

9. Gerakan Rakyat di IndonesiaGerakan Sosial

Dominasi Barat dan kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial telah menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan rakyat untuk berkecenderungan melakukan pergolakan sosial. Karena dalam sistem tidak ada lembaga-lembaga untuk menyalurkan perasaan tidak puas, maka jalan yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan gerakan sosial sebagai protes sosial. Gerakan sosial rakyat itu pada umumnya mempunyai ciri-ciri atau sifat, antara lain sebagai berikut. 1. Tradisional arkais yaitu organisasi, programnya dan strateginya masih terlalu sederhana. 2. Gerakannya mudah ditindas oleh kekuatan militer kolonial. 3. Bersifat abortif yaitu gerakan-gerakannya umurnya sangat pendek. 4. Merupakan pergolakan lokal atau regional yang tak ada koordinasi satu sama lain. 5. Memiliki orientasi tujuan yang masih kabur, yaitu tidak mempunyai gambaran dalam mencapai tujuan. Secara luas gerakan-gerakan itu pada hakikatnya dapat digolongkan menjadi empat golongan, sesuai dengan landasan-landasan pokok yang mendorong timbulnya gerakan tersebut. Empat golongan tersebut sebagai berikut.

a. Gerakan Melawan Pemerasan atau Peraturan yang Tidak Adil

Yang mendorong timbulnya gerakan ini adalah adanya rasa dendam terhadap kondisi sosial ekonomi yang menekannya. Contoh gerakan ini, antara lain: 1 Kerusuhan di Ciomas, Jawa Barat tahun 1886; 2 Kerusuhan di Condet, tahun 1916 dipimpin oleh Entong Gendut; 3 Kerusuhan di Tangerang, tahun 1924 dipimpin oleh Kaiin; 4 Kerusuhan di Genuk, tahun 1935 dipimpin oleh Sukaemi dan Raden Akhmad.

b. Gerakan Ratu Adil

Adanya gerakan rakyat yang timbul atas kepercayaan bahwa seorang tokoh akan datang untuk membebaskan orang dari segala penderitaan dan kesengsaraan. IPS SMPMTs Kelas VIII 9 7 Tokoh itu digambarkan sebagai seorang Raja Adil atau Imam Mahdi. Zaman keemasan yang penuh keadilan dan kemakmuran segera akan datang bila tokoh tersebut telah tiba di tengah-tengah mereka. Tokoh-tokoh pemimpin dari gerakan itu biasanya muncul dari seorang yang mengaku menerima panggilan sebagai pemimpin agama, nabi atau juru selamat. Contoh-contoh gerakan ratu adil antara lain sebagai berikut. 1 Gerakan di desa sementara Sidoarjo, Jawa Timur tahun 1903 dipimpin oleh Kasan Mukmin. 2 Gerakan di Desa Bendungan Kediri tahun 1907 dipimpin oleh Dermojoyo. 3 Gerakan di Desa Bergaskidul, Semarang tahun 1918 dipimpin Dietz Gusti Muhammad.

c. Gerakan Samin Tahun 1903 – 1907

Gerakan Samin dapat dianggap sebagai gerakan tradisional yang pasif, ciri-ciri yang kelihatan adalah tanpa kekerasan dan rajin, jujur serta berhasil sebagai petani. Selain itu Gerakan Samin berumur panjang. Gerakan Samin dipimpin oleh Surontiko Samin dan ajarannya disebut Saminisme. Dalam usaha menyebarkan ajarannya, Samin mendapat bantuan dari dua menantunya yaitu Surohidin dan Karsiyah. Walaupun gerakan Samin tidak membahayakan pemerintah kolonial, namun Belanda tidak mau mengambil risiko, Surontiko Samin ditangkap dibuang ke Padang dan meninggal tahun 1914. Gerakan Samin terus berlanjut, antara lain sebagai berikut. - Di Jiwan Madiun dipimpin oleh Wongsorejo. - Di Grobogan dipimpin oleh Surohidin dan Pak Engkrak. - Di Kajen Pati dipimpin oleh Pak Karsiyah salah satu menantu Samin.

d. Gerakan Keagamaan

Selain dua jenis gerakan rakyat seperti yang tersebut di atas, masih ada lagi gerakan-gerakan yang dilancarkan oleh rakyat pedesaan yang tergabung dalam kelompok-kelompok aliran-aliran agama. Tidak berbeda dengan gerakan yang terdahulu, gerakan rakyat yang terakhir ini juga timbul sebagai akibat dari rasa ketidakpuasan dan kebencian terhadap keadaan kehidupan pada masa itu. Gerakan keagamaan timbul sebagai protes terhadap kebobrokan moral yang terjadi karena pengaruh budaya Barat yang dibawa oleh Belanda. Gerakan keagamaan merupakan gerakan pemurnian kembali ke ajaran agama Islam yang semestinya. Contoh Gerakan Keagamaan, antara lain sebagai berikut. 1 Gerakan Budiah, tahun 1850 Gerakan Budiah muncul di desa Kalisasak daerah Pekalongan. Gerakan ini dipimpin oleh Haji Muhammad Rifangi. Budiah adalah suatu aliran ajaran pemurnian Islam. Menurut Kyai Haji Mohammad Rifangi, gerakannya itu