Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat

IPS SMPMTs Kelas VIII 111 asing maupun swasta pribumi. Sekolah yang diusahakan swasta asing, yaitu missi dan zending, di beberapa daerah bahkan mengalahkan peranan sekolah pemerintah. Seperti di daerah bahkan mengalahkan peranan sekolah pemerintah. Seperti di daerah Sulawesi Utara dan Tapanuli Utara. Sekolah swasta pribumi biasanya didirikan oleh organisasi partai atau organisasi keagamaan. Seperti sekolah-sekolah yang didirikan Sarekat Islam dan Muhammadiyah. Juga terkenal sekolah-sekolah Taman Siswa, Ksatrian Institut, Perguruan Rakyat dan INS Kayutanam. Penyebaran pendidikan melalui sekolah, walaupun tidak merata, telah terjadi di seluruh Indonesia. Daerah di mana kekuasaan pemerintah telah berakar sampai ke desa-desa, penyebarannya sudah luas sekali. Umumnya antara tahun 1910 – 1930 merupakan masa subur bagi perluasan pendidikan. Penyebaran pendidikan yang bercorak Barat, berbagai macam ilmu diajarkan, memperluas pula dengan cepat lapangan kerja baru. Seseorang akan menjadi ahli hanya pada ilmu yang dipelajarinya. Ia akan bekerja sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Di samping itu pelajar-pelajar dan mahasiswa yang berasal dari lingkungan dan adat-istiadat yang berbeda, kini memiliki pola berpikir yang sama. Dengan demikian komunikasi antara mereka menjadi lebih mudah. Hal ini sangat menguntungkan dalam Pergerakan Nasional. Dan dengan ilmu yang mereka terima, mereka menjadi lebih dapat mengenal lingkungan masing-masing. Inilah yang kemudian mendorong munculnya Nasionalisme Indonesia.

3. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam

Pertumbuhan corak pendidikan modern yang diusahakan oleh pemerintah, juga mempengaruhi tumbuhnya sekolah swasta. Beberapa perguruan swasta seperti Taman Siswa, Ksatrian Institut, INS Kayutanam dan Perguruan Rakyat berusaha juga mengembangkan budaya nasional untuk mengimbangi pengaruh budaya Barat. Di samping itu sekolah-sekolah agama mulai pula memperbaharui sistem dan metode pengajaran mereka. Berbagai jenis pengajaran umum mulai diperkenalkan, terutama sekolah-sekolah yang diusahakan oleh pembaharu-pembaharu Islam. Di beberapa daerah, sekolah jenis ini berkembang dengan pesat, seperti sekolah-sekolah Islam di Sumber: SNI 3, Nugroho Depdikbud hal 24 Gambar 6.55 Gedung STOVIA sekarang dikenal dengan nama Gedung Kebangkitan Nasional Sumber: SNI V, Balai Pustaka Marwati D, hal 331 Gambar 6.66 Pembukaan Sekolah Hukum tahun 1909 112 IPS SMPMTs Kelas VIII Sumatera Barat dan sekolah yang diusahakan oleh Muhammadiyah mau pun Sarekat Islam. Sekolah yang didirikan oleh Sarekat Islam pertama kali berdiri di Semarang pada tanggal 21 Juni 1921 dengan kepala sekolah bernama Tan Malaka. Tan Malaka adalah lulusan sekolah guru untuk Bumi Putera di Bukit Tinggi. Melalui sekolah yang dipimpinnya itu, ia ingin mencapai tiga tujuan yaitu sebagai berikut. 1. Memberi bekal yang cukup, agar anak-anak didik dapat mencari penghidupannya dalam dunia kapitalis dengan memberikan pelajaran berhitung, menulis, membaca, sejarah, ilmu bumi, bahasa Jawa, Melayu, Belanda, dan lain-lain. 2. Menunjukkan kewajibannya terhadap rakyat. Supaya anak-anak lulusan sekolah ini di kemudian hari tidak melupakan rakyat justru harus menaikkan derajat rakyat. 3. Memberikan hak kepada murid-murid untuk bersuka cita melalui kehidupan perkumpulan-perkumpulan. Perkumpulan anak-anak merupakan suatu sekolah tersendiri, yang besar artinya untuk mendidik rasa dan pikiran merdeka, mendidik untuk memikirkan dan menjalankan persaingan dalam pergaulan hidup, mendidik untuk lancar dan berani berbicara. Ikatan politik sesama siswa Sarekat Islam perlu dibina dan dikembangkan dengan tujuan bahwa mereka kelak akan hidup berdampingan dengan rakyat dalam perjuangan ekonomi dan politik. Dalam waktu singkat, sekolah Sarekat Islam ini sudah menjadi 12 cabang dengan jumlah siswa + 3.000 orang. Kemajuan pesat sekolah SI antara lain disebabkan karena pemerintah sendiri belum mampu untuk mengadakan sekolah yang mencukupi untuk penduduk Bumi Putera. Pendidikan Islam tidak hanya melalui jenis sekolah agama, tetapi juga melalui pesantren, madrasah dan surau. Pesantren dan madrasah yang digerakkan oleh kaum reformis Islam merupakan jenis sekolah yang coraknya bertolak belakang dengan sekolah yang didirikan oleh pemerintah, baik dari sudut isi pengajaran, cara pendidikan maupun dari kemungkinan yang bisa diharapkan oleh seorang siswa. Sekolah yang berusaha untuk memberi dasar ideologi antara lain Taman Siswa, INS Kayutanam dan Muhammadiyah. Terutama di sekolah Muhammadiyah, siswa dididik selain pelajaran agama, juga pelajaran umum. Sumber: SNI 3, Nugroho N, Depdikbud hal 30 Gambar 6.77 Pelopor pendidikan Islam modern di Indonesia Sumber: Album Perj. Kemerdekaan Indonesia BPHP Veteran hal. 62 Gambar 6.88 Tan Malaka, Pendiri Sekolah Sarekat Islam di Semarang IPS SMPMTs Kelas VIII 113 Akibat lain dari meluasnya pengajar- an ini ialah berkembangnya berbagai ideologi. Karena pelajar berasal dari berbagai daerah dan lingkungan budaya serta tingkat sosial dan ekonomi yang berbeda, cara mereka menilai lingkungan berbeda-beda pula. Karena rumusan cita- cita mereka berbeda-beda pula. Sebagian dari mereka mengkaitkan diri dengan kebangkitan Islam. Dari hasil pendidikan Islam, akan muncul pula cendikiawan Islam, ulama dan kyai yang mempelopori Pergerakan Nasional. Mereka mendorong masyarakat untuk mencintai tanah air dan agamanya. Pergerakan tersebut tidak hanya bersifat kedaerahan tetapi terus meluas ke Nasional. Akhirnya munculah jiwa Nasionalisme Indonesia. Sumber: SNI 3 Nugroho Notosusanto, Depdikbud hal. 38 Gambar 6.99 Di antara tokoh cendekiawan Islam pelopor pendidikan dan perguruan Islam Kecakapan Personal dan Sosial 1. Diskusikan bersama dengan kelompokmu tentang persamaan dan perbedaan antara pengaruh pendidikan Barat dengan pengaruh pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia. 2. Kemudian presentasikan hasil diskusi kelompok tersebut di depan kelas hal ini dilakukan secara bergiliran antarkelompok. 3. Berilah kesempatan pada kelompok lain untuk memberi sanggahan dan tanggapan. 4. Di akhir diskusi, bersama guru pengajar buatlah kesimpulan atas hasil diskusi kelompok. B Peranan Golongan Terpelajar, Profesional dan Pers dalam Menumbuhkembangkan Kesadaran Nasional Indonesia Salah satu realisasi dari pelaksanaan politik etis adalah didirikannya sekolah- sekolah di Indonesia. Walaupun sebenarnya sekolah-sekolah tersebut untuk kepentingan pemerintah Belanda. Namun ada juga rakyat Indonesia yang mengenyam pendidikan. Golongan inilah yang nanti sangat berperan dalam menumbuhkembangkan kesadaran Nasional Indonesia. Golongan inilah yang kemudian disebut golongan terpelajar.