Di Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Di wilayah Jakarta dan Jawa Barat

250 IPS SMPMTs Kelas VIII 5 Di Bali Pada tanggal 13 Desember 1945 para pemuda yang tergabung dalam PRI Pemuda Republik Indonesia dan AMI Angkatan Muda Indonesia melakukan gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. 6 Di Sumbawa Pada bulan Desember 1945 para pemuda berusaha merebut senjata di markas- markas Jepang. Bentrokan sempat terjadi di Gempe, Sape, dan Raba. 7 Di Makassar Pada tanggal 19 Agustus 1945. Gubernur Sulawesi Or. Sam Ratu Langie menyusun pemerintahan. Para pemuda bekas Kalgun Heiho dan pelajar yang tergabung dalam kelompok Barisan Berani Mati Bo-el Talshfn mendukungnya dengan cara merebut gedung-gedung vital, seperti studio radio dan tangsi polisi. 8 Di Gorontalo Pada tanggal 13 September 1945, para pemuda berhasil merebut senjata di markas-markas Jepang. Kemandirian Belajar Munculnya tindakan-tindakan Heroik di berbagai daerah di Indonesia bertujuan untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari Belanda yang bertujuan ingin menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Adakah tokoh-tokoh tua di daerahmu yang pada tahun 1945 mempunyai pengalamanikut ambil bagian dalam peristiwa Heroik dalam usaha mempertahankan Kemerdekaan Indonesia? Wawancaralah untuk mengetahui pengalaman perjuangannya. Buatlah hasil wawancara tersebut dalam bentuk tulisan. Kumpulkan hasil karya kelompok Anda tersebut pada guru pembimbingmu. Ambil hasil terbaik untuk ditempelkan pada Mading Majalah Dinding. Rangkuman Materi 1. Berbeda pendapat dalam suatu masalah adalah hal yang wajar. Demikian juga perbedaan pendapat antara golongan tuda dengan golongan muda menjelang Proklamasi Indonesia juga hal yang wajar. Perbedaan pendapat tersebut adalah tentang waktu, kapan proklamasi dilaksanakan. Golongan muda yang antara lain Chaerul Saleh, Sutan Syahrir, Darwis, Wikana, IPS SMPMTs Kelas VIII 251 Sukarni, B.M. Diah, Sayuti Melik, Djohar Nur, dan lain-lain menghendaki agar proklamasi dilaksanakan secepat mungkin terlepas dari pengaruh Jepang. Golongan tua yang antara lain Soekarno, Moh. Hatta dan Achmad Subardjo menghendaki bahwa proklamasi dilaksanaan setelah adanya sidang PPKI. Hal ini untuk menghindari pertumpahan darah. Perbedaan pendapat antara dua golongan tersebut akhirnya dapat dipersatukan kembali dengan tampilnya Achmad Subardjo yang menjanjikan kepada golongan pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan paling lambat tanggal 17 Agustus 1945, kalau tidak taruhannya adalah nyawanya. 2. Dengan adanya persatuan pendapat kembali antara golongan tua dengan golongan muda, akhirnya tersusun konsep naskah proklamasi yang disusun oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Subardjo di rumah Kediaman Laksamana Muda Maeda. Setelah diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, teks proklamasi yang otentik tersebut pada tanggal 17 Agustus 1945 dikumandangkan ke seluruh Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan itu merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia. Sejak itu Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat serta terlepas dari semua penjajahan. 3. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah dikumandangkan, tidak hanya ke seluruh Indonesia, tapi juga ke seluruh dunia. Penyebarluasan berita proklamasi ini dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui kantor berita Domei, Radio Hoso Kanry Kyoku, kawat telepon, surat kabar, anggota PPKI dan sarana-sarana lain. Dalam waktu singkat berita proklamasi telah tersebar luas. 4. Dengan berdirinya negara baru yaitu Negara Republik Indonesia, langkah berikutnya adalah menyusun perlengkapan-perlengkapan pemerintah dan negara sebagai syarat berdirinya suatu negara yang merdeka dan berdaulat, antara lain sebagai berikut. - Penetapan dan pengesahan UUD 1945. - Pemilihan dan penetapan presiden dan wakil presiden. - Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi. - Pembentukan 12 departemenkementerian. - Pembentukan dan pelantikan Komite Nasional Indonesia Pusat dan Daerah. - Pembentukan Badan Keamanan Rakyat. - Pembentukan Lembaga-lembaga daerah. - Penataan pegawai negeriaparat pemerintah. 5. Dukungan spontan dan tindakan Heroik dari berbagai daerah terus muncul dan mengalir ke Jakarta. Dukungan tersebut menunjukkan kebulatan tekad rakyat untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan bangsa lain. Dukungan spontan tersebut, antara lain adalah pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, adanya rapat raksasa di Lapangan IKADA Jakarta, dan peristiwa-peristiwa Heroik di berbagai daerah di Indonesia. Semua dukungan tersebut ditujukan pada berdirinya Negara Republik Indonesia yang merdeka.