Norma Masyarakat Proses Pertumbuhan Pranata Sosial

IPS SMPMTs Kelas VIII 275 Jadi, pengendalian sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya misalnya antarsiswa atau mungkin dilakukan oleh individu terhadap satu kelompok sosial misalnya, guru membimbing penelitian sosial beberapa siswanya. Selain itu, pengendalian sosial dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lainnya, misalnya lembaga swadaya masyarakat LSM mengawasi pelaksanaan pemberian bantuan oleh pemerintah daerah. Dipandang dari sudut sifatnya pengendalian sosial terdiri atas sebagai berikut: 1 Pengendalian sosial bersifat preventif Pengendalian sosial ini merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan. Misalnya, menyelenggarakan penyuluhan terhadap bahaya penggunaan narkoba di kalangan siswa SMA. Setelah para siswa memahami tentang bahaya penggunaan narkoba diharapkan mereka menjauhi penggunaan narkoba. 2 Pengendalian sosial bersifat represif Pengendalian sosial ini dilakukan setelah kejadian berlangsung. Misalnya polisi menangkap pengedar dan pemakai narkoba. Wawasan Produktivitas Buatlah kelompok di kelasmu yang beranggotakan lima orang. Usahakan beranggotakan siswa laki-Iaki dan perempuan serta berbeda agama. Buatlah makalah tentang pengendalian sosial yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal salah satu anggota Hasilnya presentasikan di depan kelas dan mintalah kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Dari kedua pengendalian sosial tersebut, cara mana yang akan diterapkan tergantung pada faktor terhadap siapa pengendalian sosial itu hendak diberlakukan dan dalam keadaan bagaimana. Pada masyarakat yang tenteram cara-cara persuasif lebih efektif daripada cara represif. Wujud konkret pengendalian sosial harus diwujudkan dalam bentuk alat. Alat- alat yang digunakan untuk melaksanakan pengendalian sosial bermacam-macam. Alat-alat tersebut hanya dapat diterapkan pada kelompok atau individu tertentu. Alat-alat pengendalian sosial terse but sebagai berikut. a Mempertebal kekayaan keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma- norma masyarakat. b Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma- norma masyarakat. 276 IPS SMPMTs Kelas VIII c mengembangkanrasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat apabila mereka menyimpang dari norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku. d Menimbulkan rasa takut e Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar. Wawasan Produktivitas Bacalah artikel di bawah ini dengan saksama. Ambil hikmah yang ada di balik artikel tersebut Budaya Malu pada Masyarakat Jepang Dari mengamati perilaku kehidupan masyarakat Jepang, sebenarnya tergambar bagaimana sebuah komunitas terdidik terlahir dari suatu sifat dan sikap yang sederhana. Yang pertama mari kita lihat bagaimana orang Jepang mengedepankan rasa “malu”. Fenomena “malu” yang telah mendarah daging dalam sikap dan budaya masyarakat Jepang ternyata membawa implikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan. Penulis cermati bahawa di Jepang sebenarnya banyak hal baik lain terbentuk dari sikap malu ini, termasuk di dalamnya masalah penghormatan terhadap HAM, masalah law enforcement, masalah kebersihan moral aparat, dan sebagainya. Bagaimana masyarakat Jepang bersikap terhadap peraturan lalu lintas adalah suatu contoh nyata. Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan raya. Bagaimana taatnya mereka untuk menunggu lampu traffic light menjadi hijau, meskipun di jalan itu sudah tidak ada kendaraan yang lewat lagi. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian tiket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum. Sifat berikutnya adalah masalah “sopan santun dan menghormati orang lain”. Masyarakat Jepang sangat terlatih refleksnya untuk mengatakan gomennasai maaf dalam setiap kondisi yang tidak mengenakkan orang lain. Kalau kita berjalan tergesa-gesa dan menabrak orang Jepang, sebelum kita mengatakan maaf, orang Jepang dengan cepat akan mengatakan maaf kepada kita. Demikian juga apabila kita bertabrakan sepeda dengan mereka. Tidak peduli siapa yang sebenarnya pada pihak yang salah, mereka akan secara refleks mengucapkan gomennasai maaf. Diubah sesuai dengan kebutuhan Sumber: RomiSatriaWahono.Net