Tarif Progresif meningkat Sistem Penetapan Tarif Pajak

IPS SMPMTs Kelas VIII 333

d. Tarif Degresif menurun

Tarif degresif menurun artinya penetapan tarif pajak dengan persentase pajak yang semakin rendah apabila objek yang kena pajak semakin besar nilainya. Contoh penerapan tarif degresif adalah sebagai berikut. Tabel 16.4 Contoh Tarif Degresif

6. Prinsip-Prinsip Syarat Pemungutan Pajak

Dalam rangka pemenuhan rasa keadilan maka penyusunan undang-undang pajak harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth Of Nations Rohmat Soemitro,1990 ada empat syarat untuk tercapainya peraturan pajak yang adil, arus jelas, tegas, dan tidak mengandung arti ganda atau memberi peluang untuk ditafsirkan lain. a. Kesamaan equality yaitu dalam pemungutan pajak orang yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama. Contohnya, dalam pajak penghasilan, yang dikenakan pajak yang sama adalah orang yang mempunyai penghasilan kena pajak yang sama, bukan orang yang mempunyai penghasilan yang sama. b. Kesenangan convenience, artinya dalam pemungutan pajak diupayakan pada saat yang tepat, yaitu pada saat wajib pajak mempunyai uang. Seorang yang menerima gaji akan lebih mudah ditagih pajaknya pada waktu menerima gaji. c. Ekonomi economy, artinya biaya pemungutan pajak harus lebih kecil daripada hasil pemungutan pajak tersebut.

7. Pungutan Resmi Selain Pajak

Pemerintah memperoleh sumber penerimaan dari pungutan resmi lain bukan pajak. Pungutan-pungutan tersebut sebagai berikut. a. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan sehubungan dengan sesuatu jasa atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar. Misalnya: iuran parkir, iuran pasar, dan iuran jalan tol. b. Cukai adalah pungutan resmi yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya: cukai rokok, minuman keras, dan kaset rekaman. No. Dasar Pengenaan Rp Jumlah Pajak Rp 1. 10.000.000,00 10 1.000.000,00 2. 15.000.000,00 9 1.500.000,00 3. 20.000.000,00 8 2.000.000,00 4. 20.000.000,00 7 2.100.000,00 Tarif Pajak 334 IPS SMPMTs Kelas VIII c. Bea meterai adalah pungutan yang dikenakan atas dokumen dengan menggunakan benda meterai. d. Bea Ekspor dan Bea Impor Bea ekspor adalah pungutan resmi kepada eksportir yang akan mengekspor barang dagangannya keluar negeri, berdasarkan tarif yang sudah ditentukan bagi masing-masing golongan barang. Sedangkan bea impor adalah pungutan terhadap importir saat mengimpor barang dari luar negeri. e. Lain-lain pungutan yang sahlegal berupa sumbangan wajib, misalnya SWDKLLJ Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan SWPJ Sumbangan Wajib Perbaikan Jalan. Jenis pungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya satu macam. Keberagaman pajak ini bertujuan agar penarikan pajak kepada masyarakat dapat secara cermat, tepat, dan adil. Berikut ini jenis-jenis pajak yang sering kita jumpai.

a. Menurut Golongannya

Menurut golongannya pajak dibagi menjadi dua, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung. 1 Pajak langsung Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus dibayar oleh subjek pajak atau wajib pajak, dan tidak dapat dipindahkan kepada pihak lain. Misalnya, pajak penghasilan PPh, pajak bumi dan bangunan PBB, dan pajak kendaraan bermotor PKB 2 Pajak tidak langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya pajak penjualan, pajak pertambahan nilai PPn, bea balik nama BBN, dan cukai

b. Menurut Wewenang Pemungutannya

Berdasar wewenang pemungutannya, pajak dibagi menjadi dua, yaitu Pajak Negara dan Pajak Daerah. 1 Pajak Negara atau Pusat Pajak Negara atau Pajak Pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat Dirjen Pajak. Yang termasuk pajak pusat adalah pajak penghasilan PPh, pajak pertambahan nilai PPn, dan pajak bumi dan bangunan PBB B Jenis-Jenis Pajak