Peranan Golongan Terpelajar dan Profesionalisme dalam Perkembangan Kesadaran Nasional Indonesia

IPS SMPMTs Kelas VIII 117

2. Medan Prijaji 1907 di Bandung

Surat kabar ini merupakan pelopor pers nasional pemimpin redaksinya adalah RM. Tirtoadisuryo. Ia adalah orang pertama Indonesia yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan. Ia juga dianggap sebagai wartawan pertama di Indonesia yang menggunakan surat kabar sebagai alat untuk membentuk pendapat umum. Karena karangan-karangannya yang tajam terhadap penguasa, maka Tirtoadisuryo pernah dibuang ke Lampung. Tetapi dari tempat pembuangan itupun ia masih terus menulis karangan-karangan yang bercorak membela nasib rakyat kecil serta melawan penindasan dari pemerintah kolonial.

3. De Expres 1912 di Bandung

Dalam surat kabar De Expres terdapat karangan-karangan Douwes Dekker dengan nama samaran Dr. Setyabudi banyak menulis dalam kaitannya dengan kesadaran Nasional. Walaupun surat kabar ini terbit dalam bahasa Belanda, namun isinya berhubungan dengan masa depan Hindia Belanda. Pokok-pokok pikiran yang kemudian merupakan landasan kesatuan dan perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Surat kabar De Expres diterbitkan oleh Indische Partij, yang dipimpin oleh Tiga Serangkai. Karena banyak mengkritik pemerintah akhirnya para tokohnya ditangkap dan diasingkan.

4. Oetoesan Hindia 1913 di Surabaya

Oetoesan Hindia adalah surat kabar yang dikelola oleh Sarekat Islam dengan pimpinan HOS Tjokroaminoto, Sosrobroto dan Tirtodanudjo. Karangan-karangannya sangat kritis yang isinya mencerminkan dunia pergerakan, politik, ekonomi, dan perburuhan.

5. Saroetomo 1912 di Surakarta

Saroetomo adalah surat kabar yang dimiliki oleh Sarikat Islam. Dengan munculnya penulis Mas Marco Dikromo tulisannya semakin banyak dibaca. Mas Marco me- ngomentari cara kerja komisi untuk menyelidiki sebab-sebab kemunduran dan kemakmuran rakyat Bumi Putera.

6. Hindia Putera 1916 di Belanda

Hindia Putera adalah majalah berbahasa Belanda yang diterbitkan oleh tokoh Tiga Serangkai yang dibuang ke Nederland, yaitu R.M. Suwardi Suryaningrat lewat majalah ini, mereka berhasil mempertahankan arah perjuangan mereka. Apalagi setelah Hindia Putera juga terbit dalam bahasa Melayu Indonesia sehingga dapat dibaca oleh Bumi Putera. Sumber: Sej. Nas. Indonesia 3 Nugroho, Depdikbud hal. 38 Gambar 6.11 HOS. Tjokro Aminoto 118 IPS SMPMTs Kelas VIII

7. Indonesia Merdeka 1924 di Belanda

Majalah ini merupakan kelanjutan dari Hindia Putera. Isi dan corak karangan- karangan majalah ini merupakan aksi untuk mencapai tujuan Perhimpunan Indonesia PI, terutama untuk memperkuat cita-cita kesatuan bangsa Indonesia. Kecakapan Personal dan Sosial Buatlah kelompok kerja dengan anggota 4 – 5 orang. Kemudian carilah contoh-contoh isi berita yang pernah dikeluarkan oleh surat kabarmajalah pada masa pemerintahan kolonial Belanda Buatlah kliping dengan tebal 4 – 5 halaman. Kumpulkan pada guru mata pelajaran Sejarah yang membimbingmu untuk dinilai. Setelah itu tempelkan pada Mading di sekolahmu, agar teman-teman kamu dapat membaca Dilaksanakan politik etis membawa dampak positif bagi bangsa Indnesia yaitu lahirnya golongan cendekiawan atau terpelajar. Golongan inilah yang nantinya mulai sadar akan nasib bangsanya yang terbelakang di segala bidang akibat penjajahan. Oleh karena itu, mereka bangkit menjadi penggerak perjuangan bangsa Indonesia dengan membentuk organisasi pergerakan nasional. Pergerakan Nasional Indonesia didorong oleh faktor dari dalam negeri dan faktor dari luar negeri.

1. Faktor dari Dalam Negeri

Faktor-faktor dari dalam negeri yang mendorong munculnya pergerakan nasional di antaranya adalah:

a. Penderitaan Rakyat yang Berkepanjangan

Penjajahan yang pada hakekatnya merupakan penderitaan, karena potensi bangsa terjajah dikuasai untuk kepentingan penjajah. Bangsa Indonesia mengalami zaman penjajahan yang panjang dan menyengsarakan sejak kedatangan Portugis, Inggris, dan Belanda. Kebencian rakyat muncul karena adanya jurang pemisah yang lebar antara bangsa Barat dengan rakyat Bhumiputra. Penindasan yang dilakukan C Perkembangan Pergerakan Nasional yang Bersifat Etnik, Kedaerahan, Keagamaan, dan Terbentuknya Nasionalisme Indonesia