Sikap Rakyat di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan
IPS SMPMTs Kelas VIII
241
•
Pertama
, dalam sidangnya yang berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan sebagai berikut.
1. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang
kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945. UUD merupakan hukum dasar tertulis. UUD di Indonesia dirancang oleh
BPUPKI tanggal 10 – 16 Juli 1945 dalam sebuah Panitia Perancang Undang- Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Rancangan UUD tersebut
kemudian dibawa ke sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 untuk dibahas.
Sebelum PPKI mengesahkan rancangan UUD. Soekarno dan Hatta menugaskan
Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singadimejo,
dan Mr. Teuku Mohammad Hassan untuk membahas rancangan Pembentukan Undang-Undang Dasar. Rancangan tersebut kemudian dikenal sebagai
Piagam Jakarta
. Namun, rancangan tersebut telah menimbulkan keberatan dari sejumlah pihak karena adanya kalimat yang dianggap membahayakan persatuan dan
kesatuan bangsa. Atas usul
Drs. Moh. Hatta,
rancangan UUD tersebut mengalami beberapa perubahan, antara lain sebagai berikut.
a. Dalam pembukaan UUD ada kalimat yang semula berbunyi “Ketuhanan
Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluknya”. Diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
b. Dalam Bab III, Pasal 6 yang sebelumnya menyatakan bahwa presiden ialah
orang Indonesia asli yang beragama Islam, diubah menjadi presiden adalah orang Indonesia asli.
Setelah rancangan UUD tersebut selesai dimusyawarahkan, UUD tersebut kemudian disahkan menjadi UUD Republik Indonesia dan terkenal dengan
nama UUD 1945. Dengan demikian berarti bahwa sehari setelah proklamasi bangsa Indonesia telah memiliki landasan negara yang merupakan landasan
bagi jalannya pemerintahan.
Pengesahan UUD 1945 yang diumumkan dalam
Berita Republik Indonesia tahun ke-2 No.7 Tahun 1946, halaman
45 – 48. UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
mempunyai sistematika sebagai berikut. a.
Pembukaan mukadimah yang meliputi empat alinea. b.
Batang tubuh UUD yang merupakan isi dan terdiri atas 16 bab, 37 pasal 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan.
c. Penjelasan UUD yang terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal
demi pasal.
242
IPS SMPMTs Kelas VIII
2. Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama
Pemilihan presiden dan wakil presiden pertama kali dilakukan
oleh PPKI. Hal ini sejalan dengan ketentuan pada
Pasal III Aturan Peralihan UUD
1945. Pasal tersebut berbunyi: “Untuk pertama kali
presiden dan wakil presiden diangkat dan dipilih oleh PPKI”.
Dalam sidang pertama PPKI tanggal 18Agustus 1945,
Otto Iskandardinata
mengusulkan pe- milihan presiden dan wakil presiden
dilakukan secara aklamasi. Ia sendiri juga mengusulkan agar Ir. Soekarno menjadi presiden dan Drs. Moh. Hatta menjadi wakil presiden.
Usul tersebut disetujui anggota PPKI sehingga PPKI kemudian memilih dan menetapkan kedua tokoh itu masing-masing menjadi presiden dan wakil
presiden. Pengangkatan presiden dan wakil presiden RI diiringi oleh lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh peserta sidang secara spontan.
3. Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat, pekerjaan presiden
untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional. •
Kedua
, dalam sidangnya yang berlangsung tanggal 19 Agustus 1945 menghasil- kan keputusan sebagai berikut.
1. Pembagian wilayah menjadi 8 provinsi.
Dalam sidang tanggal 19 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan pemerintah RI untuk semen tara waktu dibagi dalam delapan provinsi, yang masing-masing
dikepalai oleh seorang gubernur. Untuk membahas pemerintahan tersebut, Presiden Soekarno membentuk
panitia kecil, yang terdiri atas: Otto
Iskandardinata, Subarjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, Wiranata Kusumah,
Dr.
Amir,
A.A.
Hamidhan, Dr. Ratulangie, dan Ktut Puja.
Kedelapan provinsi beserta gubernurnya adalah sebagai berikut. 1
Sumatera : Mr. Teuku Mohammad Hassan
2 Jawa Barat
: Sutarjo Kartohadikusumo 3
Jawa Tengah : R. Panji Suroso
4 Jawa Timur
: R. A. Suryo 5
Sunda Keeil Nusa Tenggara : Mr. I. Gusti Ktut Puja
6 Maluku
: Mr. J. Latuharhary 7
Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangie
8 Borneo Kalimantan
: Jr. pangeran Mohammad Noor
Gambar suasana sidang PPKI
Gambar 12.11 Suasana sidang PPKI
Sumber : Buku Album Perjuangan Kemerdekaan hal.
IPS SMPMTs Kelas VIII
243
Daerah provinsi dibagi menjadi beberapa karesidenan yang dikepalai oleh seorang residen. Gubernur dan residen dibantu oleh Komite Nasional Indonesia
Daerah. 2.
Pembentukan Komite Nasional lndonesia Pusat dan Daerah Dalam sidang tanggal 18 Agustus 1945, PPKI menegaskan perlunya
pembentukan suatu Komite Nasional sebelum MPR dan DPR terbentuk. Untuk itu, maka pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang di Gedung
Kebaktian Rakyat Jawa, Jakarta. Salah satu keputusan sidang itu adalah terbentuknya
Komite Nasional lndonesia KNI.
Badan ini berfungsi sebagai DPR sebelum Pemilu diselenggarakan. KNIP terdiri atas Komite Nasional lndonesia Pusat
KNIP yang berkedudukan di Jakarta dan Komite Nasional Indonesia Daerah di tiap-tiap provinsi.
Pembentukan KNIP secara resmi diumumkan oleh pemerintah pada tanggal 25 Agustus 1945.
KNIP yang beranggotakan 135 orang, secara resmi anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945
dengan susunan pengurus sebagai berikut. -
Ketua : Mr. Kasman Singodimejo
- Wakil Ketua I
: Sutarjo Kartohadikusumo -
Wakil Ketua lI : Johanes Latuharhary
- Wakil Ketua III : Adam Malik
Pada tanggal 16 Oktober 1945 bertempat di
Gedung Balai Muslimin,
Jakarta, KNIP menyelenggarakan sidang. Dalam sidang itu, wakil presiden RI mengeluarkan
Maklumat presiden No. X
, yang isinya sebagai berikut. a
Sebelum terbentuk MPR dan DPR, KNIP diserahi kekuasaan legislatif membuat undang-undang dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan
Negara.
b Berhubung gentingnya keadaan, maka pekerjaan sehari-hari KNIP
dijalankan oleh
Badan Pekerja KNIP BPKNIP.
Akhirnya, BPKNIP terbentuk yang diketuai oleh Sutan Syahrir dan beranggotakan 15 orang. Saat itu KNIP diartikan sebagai pengganti MPR,
sedangkan BPKNIP disamakan dengan DPR. 3.
Pembentukan DepartemenKementerian Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI menyelenggarakan sidang yang kedua.
Salah satu keputusan dari sidang itu adalah pembentukan 12 kementerian dalam kabinet, 4 kementerian, dan 4 lembaga tinggi negara. Untuk membahas masalah
penyusunan kementerian. Presiden Soekarno menugaskan panitia kecil yang terdiri atas
Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohadikusumo,
dan
Kasman Singodimejo.
Gambar 12.12 Mr. Kasman Singodimedjo
Sumber: Buku Album Perjuangan Kemerdekaan hal. 13
244
IPS SMPMTs Kelas VIII
Karena sistem kabinet menurut UUD 1945 adalah kabinet Presidentiel, maka presidenlah yang berhak membentuk kabinet. Pada tanggal 2 September
1945 bertempat di
Hotel Myako Des Indes.
Presiden Soekarno melantik kabinet RI pertama yang terdiri atas 12 menteri departemen, 4 menteri negara, dan 4
pejabat tinggi negara, yang susunannya sebagai berikut. 1
Menteri Dalam Negeri : R. A. A. Wiranata Kusumah
2 Menteri Luar Negeri
: Mr. Ahmad Subarjo 3
Menteri Keuangan : Mr. A. A. Maramis
4 Menteri Kehakiman
: Prof. Mr. Dr. Supomo 5
Menteri Kemakmuran : Ir. Surachman Cokroadisuryo
6 Menteri Keamanan Rakyat
: Supriyadi 7
Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
8 Menteri Pengajaran
: Ki Hajar Dewantara 9
Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10 Menteri Sosial : Mr. lwa Kusumasumantri
11 Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
12 Menteri Perhubungan a.i : Abikusno Cokrosuyoso
13 Menteri Negara : Wachid Hasyim
14 Menteri Negara : Dr. M. Amir
15 Menteri Negara : Mr. R. M. Sartono
16 Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
17 MahkamahAgung : Mr. Dr. Kusumaatmaja
18 Jaksa Agung : Mr. Dr. Gatol Tanumiharja
19 Sekretaris Negara : Mr. A. G. Pringgodigdo
20 Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryopranoto
Mr. Achmad Subardjo Menteri Luar Negeri
Prof. Mr. Supomo Menteri Kehakiman
Ir. Surachman Tyokro Ardi Suryo Menteri Kemakmuran
Gambar 12.13 Beberapa menteri dalam kabinet presidensiil
Sumber: Album Perjuangan Kemerdekaan hal. 17
IPS SMPMTs Kelas VIII
245
Sementara itu pada tanggal 25 September 1945 pemerintah membentuk
Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS.
Anggota DPAS terdiri dari
Dr. Radjiman Wediodiningrat, Syech Jamil Jambek, H. Agus Salim,
B.
M. Margono Joyohadikusumo, Muhammad Enoch, Dr. Latumeten, Ir. Pangeran Mohammad Noor,
Dr. Sukiman Wiryosanjoyo,
dan
Nyonya Suwami Pringgodigdo.
•
Ketiga
, dalam sidangnya yang berlangsung tanggal 22 Agustus 1945 menghasil- kan keputusan sebagai berikut.
1. Pembentukan Komite Nasional.
2. Pembentukan Partai Nasional lndonesia.
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
Sebagai tindak lanjut keputusan PPKI hasil sidang tanggal 22 Agustus 1945 maka pada tanggal 23 Agustus 1945 Presiden Soekarno mengumumkan tentang
pembentukan BKR Badan Keamanan Rakyat. Pembentukan BKR bukan tentara dengan maksud agar tidak memancing permusuhan dengan kekuatan
asing di Indonesia. Anggota BKR merupakan himpunan bekas anggota PETA. Heiho, Keisatsutai polisi, Seinendan, Keibodan, KNIL, dan Laskar Rakyat.
BKR didirikan sebagai taktik dan berfungsi secara militer untuk melucuti senjata pasukan Jepang dan tawanan perang Eropa.
Berdirinya BKR itu ditindaklanjuti dengan pembentukan BKR pusat dan BKR daerah. Pemimpin BKR pusat adalah
Kaprawi
Ketua Umum,
Sutalaksana
Ketua I dan
Latief Hendradiningrat
Ketua II. Para pemimpin BKR daerah, antara lain
Aruji Kartawinata
Jawa Barat,
Sudirman
Jawa Tengah, dan
drg. Mustopo
Jawa Timur. Pada tanggal 2 September 1945 dalam musyawarah pangreh praja seluruh
Jawa menyatakan ketaatannya kepada Presiden. Dengan demikian aparat sipil yang terpenting dari tingkat Kabupaten ke bawah sudah dikuasai bangsa
Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 25 September 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan pernyataan bahwa semua pegawai negeri sebagal pegawai
Republik Indonesia. Walaupun lembaga-lembaga pemerlntahan di tingkat pusat maupun daerah sudah ditata namun masih memerlukan perjuangan untuk
merebut kekuasaan di segala kantor, jawatan, departemen, karesidenan dan lain- lain yang waktu itu dipimpin oleh Jepang.
Kemandirian Belajar
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa Presiden adalah Mandataris MPR. Lembaga yang berhak mengangkat dan memberhentikan PresidenWakil Presiden adalah Majelis Permusyawaratan
Rakyat MPR. Mengapa pada tahun 1945 yang mengangkat dan memilih presidenwakil presiden adalah Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI?
246
IPS SMPMTs Kelas VIII
Negara Republik Indonesia yang sudah terbentuk ternyata mendapat dukungan dari berbagai daerah yang luar biasa. Rakyat menyambut dengan penuh kegembiraan
dan semangat untuk mempertahankannya. Dukungan dari berbagai daerah di Indonesia antara lain pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Rapat Raksasa di
Lapangan Ikada, dan penyambutan dan perlawanan di berbagai daerah.