Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat

164 Kimia XI SMA 4. Untuk menentukan kadar asam cuka perdagangan, diambil 10 mL larutan asam cuka, kemudian diencerkan sampai volume 50 mL. Dari hasil pengenceran diambil 5 mL, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, ternyata volumenya 20 mL. Jika diketahui massa jenis asam cuka adalah 1,05 g mL –1 , hitunglah kadar asam cuka perdagangan tersebut 5. Kalsium oksida sebanyak 11,2 gram dilarutkan ke dalam air. Larutan ini tepat dinetralkan dengan 25 mL larutan HCl 0,8 M. Tentukan kemurnian kalsium oksida tersebut A r Ca = 40, O = 16, H = 1, dan Cl = 35,5. 6. Sebanyak 25 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi dengan larutan KOH 0,1 M. Hitunglah p H larutan: a. sebelum ditambah KOH b. setelah ditambah KOH sebanyak 5 mL c. setelah ditambah KOH sebanyak 15 mL d. setelah ditambah KOH sebanyak 24 mL e. setelah ditambah KOH sebanyak 25 mL f. setelah ditambah KOH sebanyak 26 mL g. setelah ditambah KOH sebanyak 35 mL h. setelah ditambah KOH sebanyak 50 mL Gambarlah kurva titrasi tersebut 7. Larutan HCl 0,1 M sebanyak 50 mL dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Jika pH saat itu adalah 3, berapa volume larutan NaOH tesebut? 8. Asam klorida yang mempunyai pH = 1 dicampur dengan 50 mL larutan kalsium hidroksida yang mempunyai pH = 13. Ternyata pH campuran menjadi 12 + log 5. Berapa mL asam klorida yang ditambahkan? 9. Hitunglah volume larutan KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan secara sempurna masing-masing larutan berikut. a. 10 mL HCl 0,3 M b. 10 mL H 2 SO 4 0,2 M c. 15 mL H 3 PO 4 0,25 M 10.Uraikan tahap-tahap dasar yang terlibat dalam titrasi asam–basa Mengapa teknik ini dinilai sangat praktis? Bagaimana indikator asam–basa bekerja?

A. Judul

Penentuan Konsentrasi HCl dengan Titrasi

B. Kompetensi Dasar

Peserta didik mampu menentukan konsentrasi larutan asam atau basa untuk meng- hitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit menggunakan titrasi asam– basa. Praktikum 5.1 165 Kimia XI SMA

C. Dasar Teori

Reaksi penetralan asam-basa dapat digunakan untuk menentukan kadar konsentrasi berbagai jenis larutan, khususnya yang terkait dengan reaksi asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya. Demikian pula sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan dengan mengunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Proses penentuan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi asam-basa . Titrasi dilakukan untuk menetapkan molaritas suatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang telah diketahui molaritasnya. Larutan peniter itu kita sebut larutan standar. Ketepatan akurasi dari konsentrasi larutan yang dititer, salah satunya bergantung pada kepastian molaritas dari larutan peniter. Jika molaritas larutan peniter tidak pasti, maka molaritas larutan yang dititer pastilah tidak akurat. Pada percobaan ini, kita akan menentukan molaritas HCl dengan larutan NaOH 0,1 M . Untuk itu, sejumlah larutan HCl ditempatkan dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi dengan NaOH 0,1 M dalam buret sehingga keduanya ekuivalen tepat habis bereaksi. Titik ekuivalen dapat diketahui dengan bantuan indikator. Titrasi penetesan dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.

D. Alat dan Bahan

E. Cara Kerja

1. Buatlah larutan NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL. 2. Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL. 3. Masukkan 10 mL larutan HCl yang tersedia ke dalam erlenmeyer, kemudian tetesi dengan indikator PP sebanyak 3 tetes. 4. Tetesi larutan HCl dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan secara hati- hati dan labu erlenmeyer terus–menerus digoncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi merah muda. 5. Hitung volume NaOH 0,1 M yang digunakan. 6. Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama. No. Nama Alat Ukuran Jumlah No. Nama Bahan Jumlah 1. Buret 50 mL 1 buah 1. Larutan NaOH 0,1 M 100 mL 2. Erlenmeyer 250 mL 3 buah 2. Larutan HCl 30 mL 3. Gelas beker 250 mL 1 buah 3. Indikator PP 3 tetes 4. Gelas ukur 50 mL 1 buah 4. Akuades 1 liter 5. Pipet tetes - 1 buah 6. Corong kaca - 1 buah 7. Klem dan statif - 1 buah 8. Pipet gondok 10 mL 1 buah 9. Labu ukur 100 mL 1 buah 10. Botol semprot - 1 buah