Pembuatan Emulsi Pembuatan Koloid Secara Dispersi

234 Kimia XI SMA d. Pada pembuatan selai tiap 1 liter sari buah ditambah 1 kg gula, lalu dipanaskan sampai mencapai kekentalan tertentu. Untuk mengetahui bahwa pemanasan telah cukup, diambil jeli satu sendok lalu ditaruh di atas piring, lalu biarkan jeli dingin kemudian miringkan. Kalau jeli berjalan lambat berarti pemanasan sudah cukup. e. Sebelum dimasukkan ke dalam botol yang steril, pada setiap liter jeli ditambah 0,5 – 1 gram asam benzoat sebagai bahan pengawet masukkan jeli ke dalam botol pada waktu jeli masih panas.

C. Koloid Asosiasi

Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak membentuk larutan, melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar disebut kepala dan bagian yang nonpolar disebut ekor . Gambar 9.13 Molekul sabun Kepala sabun adalah gugus yang hidrofil tertarik ke air, sedangkan gugus hidrokarbon bersifat hidrofob takut air. Jika sabun dilarutkan dalam air, maka molekul-molekul sabun akan mengadakan asosiasi karena gugus nonpolarnya ekor saling tarik-menarik, sehingga terbentuk partikel koloid lihat gambar 9.13. Daya pengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi yang sama. Gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran lemak dari bahan cucian, kemudian mendispersikannya ke dalam air. Sebagian bahan pencuci, sabun, dan detergen bukan saja berfungsi sebagai pengemulsi, tetapi juga sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan. Air yang me- ngandung sabun atau detergen mempunyai tegangan permukaan yang lebih rendah, sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian. 1. Bedakan koloid menurut cara dispersi dengan cara kondensasi 2. Pembuatan koloid dengan cara dispersi sering disebut cara fisika, sedangkan cara kondensasi disebut cara kimia. Jelaskan hal tersebut 3. Jelaskan cara kerja sabun sebagai pembersih 4. Jelaskan fungsi sabun dalam campuran air-minyak CH 3 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –CH 2 –C–O–Na + Ekor Kepala O Latihan 9.3 235 Kimia XI SMA 1. Koloid adalah campuran dengan ukuran partikel berkisar antara 1 nm – 100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa, yaitu fasa pendispersi pelarut dan fasa terdispersi terlarut. 2. Sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi delapan kelompok berdasarkan pada jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya, yaitu aerosol, sol, sol padat, aerosol, emulsi, emulsi padat, buih, dan buih padat. 3. Macam-macam sifat koloid adalah efek Tyndall, gerak Brown, muatan koloid, koloid pelindung, dan dialisis. 4. Efek Tyndall adalah penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. 5. Gerak Brown adalah gerak partikel koloid yang terus-menerus dengan gerakan patah- patah gerak zig-zag. 6. Koloid pelindung terjadi apabila ada penambahan koloid lain untuk menstabilkan suatu koloid. 7. Koloid liofil terjadi apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. 8. Koloid liofob terjadi apabila gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dengan me- diumnya cukup lemah. 9. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi, yaitu partikel larutan sejati molekul atau ion bergabung menjadi partikel koloid. 10.Pembuatan koloid dengan cara dispersi, yaitu partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Rangkuman