229
Kimia XI SMA
E. Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat
dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu
dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-
partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
9.6 Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob
. Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka
cairan Yunani: lio = cairan, philia = suka. Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob
jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak suka cairan Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci. Jika medium
dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
Contoh: •
Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. •
Koloid hidrofob: sol belerang, sol FeOH
3
, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam. Koloid liofilhidrofil lebih mantap dan lebih kental daripada koloid liofob
hidrofob. Butir-butir koloid liofilhidrofil membungkus diri dengan cairanair mediumnya. Hal ini disebut solvatasihidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid
tersebut terhindar dari agregasi pengelompokan. Hal demikian tidak terjadi pada koloid liofobhidrofob. Koloid liofobhidrofob mendapat kestabilan karena meng-
adsorpsi ion atau muatan listrik. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa muatan koloid menstabilkan sistem koloid.
Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan.
Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk kembali sol hidrofil. Dengan perkataan lain, sol hidrofil bersifat reversibel.
Sebaliknya, sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi
jika dicampur kembali dengan air. Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob disimpulkan sebagai berikut.
Tabel 9.1 Perbedaan Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofrob
1. Mengadsorpsi mediumnya 2. Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar
3. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit 4. Viskositas lebih besar daripada mediumnya
5. Bersifat reversibel 6. Efek Tyndall lemah
Tidak mengadsorpsi mediumnya Hanya stabil pada konsentrasi kecil
Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit Viskositas hampir sama dengan mediumnya
Tidak reversibel Efek Tyndall lebih jelas
No. Sol Hidrofil
Sol Hidrofob
230
Kimia XI SMA
1. Jelaskan pengertian dari: b. efek Tyndall
c. gerak Brown d. elektroforesis
e. koagulasi f. dialisis
g. koloid pelindung
2. Jelaskan proses terjadinya muatan pada koloid 3. Apa yang dimaksud dengan koloid liofil dan koloid liofob?
4. Bandingkan koloid hidrofil dengan koloid hidrofob 5. Sebutkan contoh koloid hidrofil dan koloid hidrofob
6. Berikan contoh koagulasi pada kehidupan sehari-hari 7. Sebutkan contoh koloid pelindung yang Anda ketahui
8. Jelaskan perbedaan pengolahan air bersih dengan cara koagulasi dan adsorpsi
9.7 Pembuatan Sistem Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan agregasi partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan
medium pendispersi. Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati molekul atau ion ber- gabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi
kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh 1: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida H
2
S dengan belerang dioksida SO
2
, yaitu dengan mengalirkan gas H
2
S ke dalam larutan SO
2
. 2 H
2
Sg + SO
2
aq
⎯⎯ →
2 H
2
Ol + 3 S koloid Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl
4
dengan larutan K
2
CO
3
dan HCHO formaldehida. 2 HAuCl
4
aq + 6 K
2
CO
3
aq + 3 HCHOaq
⎯⎯ →
2 Aukoloid + 5 CO
2
g + 8 KClaq + KHCO
3
aq + 2 H
2
Ol
Latihan 9.2