PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN 42 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59 KESIMPULAN DAN SARAN

xii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Alquran Hadis MTs Kelas IX 12 Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional 22 Tabel 2.3 Perhitungan Poin Turnamen untuk Tiga Pemain 33 Tabel 2.4 Contoh Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok 33 Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian 42 Tabel 3.2 Variabel Penelitian 44 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 49 Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Ujian Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa 59 Tabel 4.2 Gambaran Guru MTs Nur-Attaqwa Tahun Pelajaran 20122013 60 Tabel 4.3 Gambaran Siswa MTs Nur-Attaqwa Tahun Pelajaran 20122013 61 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 62 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 64 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pretest, Postest dan Selisih Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65 Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 66 Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 66 Tabel 4.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 67 Tabel 4.10 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 67 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji-t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alur Penempatan Peserta Pada Meja Turnamen 30 Gambar 3.1 Desain Penelitian 45 xiv DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen 61 Diagram 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol 62 Diagram 4.3 Hasil Postest Kelas Eksperimen 63 Diagram 4.4 Hasil Postest Kelas Kontrol 64 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 74 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-2 82 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-3 88 Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 93 Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 94 Lampiran 6 Soal Pretest dan Postest 98 Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 101 Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest 102 Lampiran 9 Validitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 103 Lampiran 10 Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 109 Lampiran 11 Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 112 Lampiran 12 Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 114 Lampiran 13 Kesimpulan Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar 118 Lampiran 14 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 121 Lampiran 15 Nilai Pretest Kelas Kontrol 122 Lampiran 16 Nilai Postest Kelas Eksperimen 123 Lampiran 17 Nilai Postest Kelas Kontrol 124 Lampiran 18 Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 125 Lampiran 19 Normalitas Pretest Kelas Kontrol 127 Lampiran 20 Normalitas Postest Kelas Eksperimen 129 Lampiran 21 Normalitas Postest Kelas Kontrol 131 Lampiran 22 Homogenitas Pretest 133 Lampiran 23 Homogenitas Postest 135 Lampiran 24 Test “t” 137 Lampiran 25 Langkah-langkah Praktis Model Teams Games Tournament 139 Lampiran 26 Lembar Skor Model Teams Games Tournament 140 Lampiran 27 Soal Turnamen Pertemuan Ke-1 141 Lampiran 28 Soal Turnamen Pertemuan Ke-2 142 Lampiran 29 Soal Turnamen Pertemuan Ke-3 143 xvi Lampiran 30 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-1 144 Lampiran 31 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-2 145 Lampiran 32 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-3 146 Lampiran 33 Kelompok Belajar Model Teams Games Tournament 147 Lampiran 34 Kelompok Turnamen Model Teams Games Tournament 148 Lampiran 35 Daftar Skripsi TGT Mahasiswa UIN Syahid Jakarta 150 Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah 153 Lampiran 37 Lembar Uji Referensi 154 Lampiran 38 Gambar Media Pembelajaran 159 Lampiran 39 Gambar Hasil Penelitian 160 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tak ada satu pun manusia berakal mengingkari bahwa pendidikan manusia merupakan tugas yang berat dan mulia. Karena mendidik manusia agar menjadi insan yang lurus baik dari semua sisi membutuhkan pengetahuan ilmu, kesabaran, fleksibelitas, dan kecakapan. Hidayatullah Ahmad mendefinisikan pendidikan secara lengkap sebagaimana yang tertera dibawah ini. Pendidikan ialah pengarahan atau pembentukan pola hidup, adaptasi dengan alam sekitarnya, peradaban, penentuan kehidupan, transfer informasi dan kecakapan, pembentukan motivasi internal untuk menghadapi tantangan eksternal, perkembangan di setiap hal yang ada di masyarakat dan kehidupan, pemurnian tradisi dan peninggalan, penemuan bakat dan persiapan diri dengan baik. 1 Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahkan pendidikan akan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah: 1 Hidayatullah Ahmad, Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim, Terj. dari Mausu’atut Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh Sari Narulita dan Umron Jayadi, Jakarta: Fikr, 2008, Cet. I, h. 18. Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. Q.S. Al-Mujaadalah: 11 2 Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia yang berilmu memiliki derajat harkat dan martabat yang lebih tinggi daripada makhluk Allah lainnya. Namun, menuntut ilmu pengetahuan harus disertai pula dengan keimanan yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat. Islam memerintahkan dan mewajibkan manusia agar berusaha keras dalam menuntut ilmu pengetahuan sepanjang hidupnya. Dalam kehidupan, manusia akan menemui berbagai macam problematika kehidupan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menyelesaikannya lewat ilmu pengetahuan. Begitu penting pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa ”pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. 3 Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu indikasi paling nyata dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan prestasi belajar siswa. Khususnya, di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara. Pemerintah, guru, dan orang tua memiliki peranan yang penting dan signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum dan sistem belajar 2 Kementrian Agama RI, Alquran, Tajwid dan Terjemahnya, Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2010, h. 543. 3 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Jakarta: Eko Jaya, 2003, Cet. I, h. 5. mengajar, peningkatan kualitas pengelola sekolah dan guru, pemenuhan sarana belajar mengajar, penyempurnaan sistem penilaian dan sebagainya. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satu diantaranya yang harus dikembangkan terletak pada sistem belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, ”pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi inform asi dan siswa sebagai penerima informasi”. 4 Guru adalah pemberi informasi yang berfungsi sebagai sumber belajar, pengelola kelas dan pembelajaran, fasilitator mediator, pembimbing, motivator, demonstrator dan evaluator bagi siswa. Di mana guru merupakan salah satu faktor pendukung yang dapat mengantarkan keberhasilan siswa di sekolah. Adapun siswa adalah penerima informasi yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi yang masih perlu dikembangkan. Di mana siswa merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan guru untuk membantu membimbingnya menuju kedewasaan dan mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju sebuah keberhasilan. Persaingan yang semakin kompetitif saat ini, menjadikan prestasi akademik yang tinggi sebagai dambaan setiap siswa dan orang tua. Dengan banyaknya materi yang dibebankan dan indikator keberhasilan yang ingin dicapai, siswa diharuskan untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan tanpa adanya perubahan proses pembelajaran. Hampir di semua sekolah, guru menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dengan ceramah menjadi pilihan utama untuk penyampaian materi. Kemudian terjadilah situasi kelas yang tidak efektif dan tidak menyenangkan. Padahal, saat ini siswa dapat belajar lewat internet, perpustakaan, media cetak, televisi dan masih banyak lagi. Tugas pengajar saat ini seharusnya memotivasi siswa untuk mencari pengetahuan di luar kelas serta membimbing 4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa, 2010, Cet. VII, h. 135. penggunaan pengetahuan tersebut. Saat ini guru harus menekankan how daripada what ketika sebuah proses pembelajaran dilangsungkan di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution dalam Syah bahwa ”mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik- baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar ”. 5 Di mana proses belajar tersebut diartikan sebagai proses menanamkan ilmu pengetahuan sebagaimana pernyataan Smith dalam Sanjaya bahwa ”mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau ketrampilan”. 6 Untuk mencapai prestasi belajar maksimal, siswa dan guru harus memahami dulu proses belajar dan seluruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Umumnya siswa sangat memerlukan suatu model pembelajaran yang sederhana, praktis, serta mudah diterapkan untuk dapat belajar secara efektif dan menyenangkan. Joyce dan Weil dalam Suyono mengemukakan bahwa ”model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer ”. 7 Adapun Soekamto dalam Trianto mendefinisikan model pembelajaran sebagai ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003, Cet. VIII, h. 182. 6 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, Cet. I, h. 208. 7 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. I, h. 20.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

The Effectiveness of Using Teams-Games-Tournament (TGT) on Students' Reading Comprehension on Descriptive Text (A Quasi-experimental Study at the Eighth Grade of SMPN 166 Jakarta in the Academic Year 2016/2017

1 8 99

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 2 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202