digabungkan ke dalam satu faktor yaitu faktor lingkungan. Syah juga menempatkan faktor pendekatan belajar dalam pembagian faktor secara
umum, yang menurut hemat peneliti lebih cocok dimasukkan ke dalam faktor eksternal saja sebagaimana yang dikemukakan oleh Munadi dengan kalimat
faktor instrumental.
b. Pengukuran Prestasi Belajar Alquran Hadis
Pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi prestasi belajar ke dalam enam langkah pokok, yaitu:
1 Menyusun rencana evaluasi prestasi belajar yang meliputi perumusan
tujuan dilaksanakan evaluasi, penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi, penentuan teknik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi, penyusunan alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian prestasi belajar,
penentuan tolak ukur atau kriteria yang akan dijadikan pegangan dalam memberikan interpretasi data hasil evaluasi, dan menentukan frekuensi
dari kegiatan evaluasi prestasi belajar itu sendiri.
2 Menghimpun data yaitu melaksanakan pengukuran.
3 Melakukan verifikasi data.
4 Mengolah dan menganalisis data.
5 Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan.
6 Tindak lanjut hasil evaluasi.
26
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.
1 Teknik tes prestasi belajar
“Teknik tes prestasi belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar
peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran”.
27
Teknik tes ini lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi prestasi belajar
peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya cognitive domain. Apabila ditinjau dari segi jenis soalnya, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
26
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. X, h. 59-62.
27
Ibid., h. 99.
a Tes uraian terbagi menjadi dua bentuk:
Tes uraian bentuk terbuka “Pada tes uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki
muncul dari testee sepenuhnya”
28
Tes uraian bentuk terbatas “Pada tes uraian bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki
muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah dibatasi”.
29
b Tes obyektif terbagi menjadi lima bentuk:
Tes obyektif bentuk benar–salah true-false test “Tes obyektif bentuk benar–salah true-false test adalah salah
satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes prestasi belajar itu berupa pernyataan statement
pernyataan mana ada yang benar dan ada ya ng salah”.
30
Tes obyektif bentuk menjodohkan matching test “Tes obyektif bentuk menjodohkan matching test adalah tes di
mana disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada
kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua, sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut”.
31
Tes obyektif bentuk isian fill in test “Tes obyektif bentuk isian fill in test adalah tes di mana ada
kata-kata penting dalam cerita atau karangan yang beberapa di antaranya dikosongkan, sedangkan tugas testee adalah mengisi
bagian- bagian yang telah dikosongkan itu”.
32
28
Ibid., h. 100.
29
Ibid., h. 101.
30
Ibid., h. 107.
31
Ibid., h. 111.
32
Ibid., h. 114.