Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a Tes uraian terbagi menjadi dua bentuk:  Tes uraian bentuk terbuka “Pada tes uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee sepenuhnya” 28  Tes uraian bentuk terbatas “Pada tes uraian bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah dibatasi”. 29 b Tes obyektif terbagi menjadi lima bentuk:  Tes obyektif bentuk benar–salah true-false test “Tes obyektif bentuk benar–salah true-false test adalah salah satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes prestasi belajar itu berupa pernyataan statement pernyataan mana ada yang benar dan ada ya ng salah”. 30  Tes obyektif bentuk menjodohkan matching test “Tes obyektif bentuk menjodohkan matching test adalah tes di mana disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua, sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut”. 31  Tes obyektif bentuk isian fill in test “Tes obyektif bentuk isian fill in test adalah tes di mana ada kata-kata penting dalam cerita atau karangan yang beberapa di antaranya dikosongkan, sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian- bagian yang telah dikosongkan itu”. 32 28 Ibid., h. 100. 29 Ibid., h. 101. 30 Ibid., h. 107. 31 Ibid., h. 111. 32 Ibid., h. 114.  Tes obyektif bentuk melengkapi completion test “Tes obyektif bentuk melengkapi completion test adalah tes yang mirip sekali dengan tes obyektif bentuk isian fill in test. Letak perbedaannya adalah bahwa pada tes obyektif bentuk fill in, bahan yang diteskan itu merupakan satu kesatuan cerita, sedangkan pada tes obyektif bentuk completion tidak harus demikian”. 33  Tes obyektif bentuk pilihan ganda multiple choice item “Tes obyektif bentuk pilihan ganda multiple choice item adalah salah satu tes bentuk obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu atau lebih dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan”. 34 Tes obyektif bentuk pilihan ganda multiple choice item ini dalam perkembangannya terbagi menjadi 9 model yaitu model melengkapi lima pilihan, model asosiasi dengan lima atau empat pilihan, model melengkapi berganda, model analisis hubungan antarhal, model analisis kasus, model hal kecuali, model hubungan dinamik, model perbandingan kuantitatif dan model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar. 35 2 Teknik non-tes prestasi belajar “Teknik non-tes prestasi belajar merupakan penilaian atau evaluasi prestas i belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa „menguji‟ peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis observation, melakukan wawancara interview, menyebarkan angket questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen documentary analysis ”. 36 Teknik nontes ini pada 33 Ibid, h. 116. 34 Ibid, h. 118. 35 Ibid, h. 119-120. 36 Ibid, h. 76. umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi prestasi belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup affective domain dan ranah ketrampilan psychomotoric domain. Adapun pengukuran prestasi belajar Alquran Hadis di MTs Nur- Attaqwa Jakarta Utara adalah teknik tes berbentuk uraian dan obyektif dalam rangka mengukur ranah proses berpikir cognitive domain siswa dan teknik non-tes berbentuk pengamatan secara sistematis observation dalam rangka mengukur ranah sikap hidup affective domain dan ranah ketrampilan psychomotoric domain siswa.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Wina Sanjaya, “pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen ”. 37 Eggen dan Kauchak dalam Trianto mendefinisikan “pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”. 38 Di pihak lain menurut Slavin dalam Solihatin , “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”. 39 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam menyelesaikan 37 Sanjaya, op.cit., h. 194. 38 Trianto, op. cit., h. 58. 39 Etin Solihatin, Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. I, h. 4.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

The Effectiveness of Using Teams-Games-Tournament (TGT) on Students' Reading Comprehension on Descriptive Text (A Quasi-experimental Study at the Eighth Grade of SMPN 166 Jakarta in the Academic Year 2016/2017

1 8 99

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 2 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202