g. Untuk menentukan valid tidaknya butir soal, r
pbi
dibandingkan dengan r
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan terlebih dahulu mencari db dengan persamaan:
Db= N-nr Keterangan:
Db = derajat bebas N = jumlah responden
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
h. Menentukan kriteria pengujian
Jika r
pbi
r
tabel
maka soal tersebut valid Jika r
pbi
r
tabel
maka soal tersebut tidak valid Untuk langkah perhitungan disiapkan pada tabel. Dalam pemberian
interpretasi r
pbi
digunakan db sebesar N-nr yaitu 30-2 = 28. Derajat kebebasan tersebut lalu dikonsultasikan kepada tabel “r” product
moment pada taraf signifikan 5 hasilnya adalah sebagai berikut r
tabel
atau r
t
pada taraf signifikan 5 adalah 0.361. Jika r
tabel
dari r
pbi
maka soal dianggap tidak valid atau sebaliknya jika r
tabel
r
pbi
maka soal dianggap valid.
Berdasarkan perhitungan validitas instrumen pada tes membaca al-quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 11 item soal
dengan validitas baik yaitu nomor 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 23, 27, 29, 30 dan 19 item soal dengan validitas buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 14, 15,
16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26. Adapun hasil keseluruhan validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 9.
b. Uji Reliabilitas
Sudijono mengungkapkan, “Reliabilitas adalah keajegan atau kemantapan
”.
10
Suatu instrument evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Tidak reliabelnya suatu tes evaluasi, pada prinsipnya dapat dikatakan sia-sialah tes tersebut, karena
jika dilakukan pengetesan kembali hasilnya akan berbeda. Untuk mencari reliabilitas terhadap tes perlu dilakukan analisis butir
soal dari tes tersebut. Penulis menggunakan metode split half reliability, di mana metode ini dipakai untuk mengetahui reliabilitas tes dengan jalan
10
Ibid., h. 95.
membelah tes menjadi dua bagian, baik membelah antara skor ganjil dengan skor genap, ataupun membelah antara belahan nomor atas dan
nomor bawah. Kemudian skor kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan rumus tertentu. Adapun rumus yang penulis gunakan adalah rumus
Spearman-Brown model gasal genap. Rumus:
Keterangan: r
tt
= Koefisien reliabilitas tes total satu tes penuh r
hh
= Koefisien korelasi product moment setengah tes 1 2 = Bilangan konstan
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
11
a. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal dan
genap. b.
Mencari menghitung koefisien korelasi setengah tes dengan menggunakan
rumus korelasi
Product Moment.
∑ ∑ ∑ √ ∑ – ∑
∑ – ∑
c. Menghitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan rumus Spearman-
Brown. d.
Memberikan interpretasi terhadap r
tt
dengan patokan sebagai berikut: Jika r
tt
≥ 0,70 maka reliabilitas tinggi.
Jika r
tt
≤ 0,70 maka reliabilitas belum tinggi. Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen pada tes
membaca al- quran surah pendek pilihan
yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat tingkat reliabilitas tinggi dengan nilai 0.81. Adapun hasil keseluruhan reliabilitas
seluruh butir soal yang sudah dinyatakan reliabel dapat dilihat pada lampiran 10.
11
Ibid., h. 219.
c. Uji Taraf Kesukaran
Sudijono mengatakan, “butir-butir item tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain
derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup ”.
12
Dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois:
13
` Keterangan:
P = Angka indek kesukaran item
Np = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
n = jumlah peserta test
Interpretasi terhadap angka indek kesukaran item menurut Thorndike dan Hagen dalam Sudijono:
14
P = Kurang dari 0,30 : Terlalu Sukar P = 0,30 - 0,70
: Cukup sedang P = Lebih dari 0,70
: Terlalu Mudah
Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran instrumen pada tes membaca al- quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 20 item
soal dengan taraf kesukaran cukup sedang yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 30 dan 10 item soal dengan taraf
kesukaran terlalu mudah yaitu nomor 1, 8, 9, 12, 13, 17, 23, 24, 27, 29. Adapun hasil keseluruhan taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada
lampiran 11.
d. Uji Daya Pembeda
“Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan mendiskriminasi antara testee yang
12
Ibid., h. 370.
13
Ibid., h. 371-372.
14
Ibid., h. 372.
berkemampuan tinggi = pandai, dengan testee yang berkemampuan rendah = bodoh”.
15
Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:
16
Keterangan: D
= Indeks daya pembeda J
A
= Banyaknya peserta kelompok atas J
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Interpretasi terhadap angka indek daya pembeda item:
17
D = Kurang dari 0,20 : Poor Jelek D = 0,20 - 0,40
: Satisfactory Cukup D = 0,40
– 0,70 : Good Baik
D = 0,70 – 1,00
: Excellent Baik Sekali
Berdasarkan perhitungan daya pembeda instrumen pada tes membaca al- quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 6 item
soal dengan daya pembeda baik yaitu nomor 11, 13, 14, 18, 20, 23 dan 13 item soal dengan daya pembeda cukup yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 16,
21, 24, 25, 26, 29 serta 11 soal dengan daya pembeda buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 8, 15, 17, 19, 22, 27, 28, 30. Adapun hasil keseluruhan daya pembeda butir
soal dapat dilihat pada lampiran 12. Dengan demikian, kesimpulan yang didapat berdasarkan keseluruhan hasil
perhitungan 30 soal objektif pada uji coba instrument di atas, yang akan dipakai pada saat pretest dan postest ialah 20 soal objektif yang meliputi 5
soal yang sangat ideal nomor 6, 10, 11, 18, 20 dikarenakan memenuhi
15
Ibid., h. 385-386.
16
Ibid., h. 389-390.
17
Ibid., h. 389.
keseluruhan kriteria soal yang baik yaitu valid, reliabel, taraf kesukaran cukup sedang dan daya pembeda item baik atau cukup, 13 soal yang ideal 4, 5, 7,
9, 13, 14, 16, 21, 23, 25, 26, 29, 30 dikarenakan adanya satu dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi, dan 2 soal yang cukup ideal 27,
12 dikarenakan adanya dua dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi. Adapun kesimpulan seluruh butir soal dapat dilihat pada
lampiran 13.
F. Teknik Analisis Data
1. Pengujian prasyarat analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data yang akan dianalisis. Maka, uji normalitas
ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normal yang digunakan adalah Chi Square X
2
, yaitu: ∑
Keterangan: f
o
= Frekuensi dari hasil penelitian f
e
= Frekuensi yang di harapkan Adapun langkah-langkah dalam uji normalitas menggunakan uji chi
square, yaitu:
18
1 Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil
2 Menentukan rentangan R dengan cara:
R = nilai paling besar – nilai paling kecil
3
Menentukan banyakan kelas K dengan cara:
K = 1+3,3 log n 4
Mencantumkan interval atau panjang kelas i dengan cara:
5 Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Interval Titik Tengah
Xi f
i
X
i 2
f
i
X
i
f
i
X
i 2
18
Firdaus, Statistik Pendidikan II.
6
Menentukan rata-rata mean dengan cara: ̅
∑ ∑
7 Menentukan simpanan baku s dengan cara: √
∑ ∑
8 Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square
dengan cara: a
Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval.
b Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
̅
c Mencari Fz, dari tabel z. Di mana bila nilai z + z positif, maka
Fz = 0,5 + z
tabel.
Sedangkan bila nilai z – z negatif, maka Fz =
1 – 0,5 + z
tabel
d Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus:
LTKI = Fz bawah – Fz atasnya
e Mencari frekuensi yang diharapkan fe dengan rumus:
Fe = LTKI x N Interval
Batas Kelas X
Z F z Luas Tiap
Kelas Interval f
e
f
o
9 Menentukan harga X
hitung
dengan rumus: ∑
10 Menentukan harga X
tabel
dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan db = k-1.
11 Menentukan kriteria pengujian:
Jika X
2 hitung
X
tabel
maka H
o
ditolak = berdistribusi tidak normal Jika X
2 hitung
X
tabel
maka H
o
diterima = berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas
dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Adapun uji homogenitas dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan uji Fisher, dengan
rumus: , di mana
∑ ∑
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji fisher adalah:
19
19
Ibid.
1 Membagi data menjadi dua kelompok.
2 Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus:
∑ ∑
3 Menentukan F
hitung
dengan rumus:
4 Mencari db
1
pembilang varians terbesar dan db
2
penyebut varians terkecil, dengan rumus:
Db
1
= n
1
– 1 Db
2
= n
2
- 1 5
Mencari F
tabel
6 Menentukan kriteria pengujian:
Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima = populasi homogen. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak = populasi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis
dengan uji “t” Test.
“Test “t” atau “t” Test adalah salah satu alat tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa di antara dua buah Mean Sample yang diambil tidak secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang
signifikan ”.
20
Rumus uji t yang digunakan adalah rumus Fisher, adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah:
21
1 Menyiapkan Tabel Perhitungan
Sektor X
1
X
2
X
1 2
X
2 2
Var. X
1
Var. X
2
2 Mencari Mean Variabel Pertama X
1
dengan rumus:
∑
3 Mencari Mean Variabel Kedua X
2
dengan rumus:
∑
20
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2009, Cet. I, h. 278.
21
Ibid., h. 317.
4 Mencari deviasi skor Variabel Pertama X
1
dengan rumus: X
1
= X
1
– M
1
5 Mencari deviasi skor Variabel Kedua X
2
dengan rumus: X
2
= X
2
– M
2
6 Mengkuadratkan X
1
, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X
1 2
7 Mengkuadratkan X
2
, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X
2 2
8 Mencari t
o
dengan rumus:
√
∑ ∑
9 Memberikan Interpretasi terhadap “t
o
” dengan prosedur kerja sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya H
a
dan Hipotesis nihilnya H
o
b. Menguji signifikansi t
o
c. Mencari harga kritik “t”” yang tercantum pada Tabel Nilai “t”
dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf signifikansi 5 ataupun taraf signifikansi 1
10 Melakukan perbandingan antara t
o
dengan t
t ,
dengan patokan sebagai berikut:
a. Jika t
o
sama dengan atau lebih besar dari pada t
t
maka Hipotesis Nihilnya ditolak; sebaliknya Hipotesis alternatif diterima atau
disetujui. b.
Jika t
o
sama dengan atau lebih kecil dari pada t
t
maka Hipotesis Nihilnya diterima; sebaliknya Hipotesis alternatif ditolak atau tidak
disetujui. 11
Menarik kesimpulan hasil penelitian
G. Hipotesis Statistik
H
o
: µ
1 =
µ
2
H
a
: µ
1 ≠
µ
2
Kriteria pengujian: H
o
ditolak jika t
hitung
t
tabel
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
Keterangan: H
o
= Hipotesis Nihil H
a
= Hipotesis Alternatif µ
1
= prestasi belajar Alquran Hadis kelas eksperimen µ
2
= prestasi belajar Alquran Hadis kelas kontrol