Peradilan Islam menghormati hak-hak pengungsi non- Muslim

186

10. Peradilan Islam menghormati hak-hak pengungsi non- Muslim

Standar keadilan yang diberlakukan adalah satu untuk semuanya, tanpa perbedaan antara Muslim dan non-Muslim. Aturan ini tidak berubah, meskipun terhadap pengungsi sekalipun. Ibn ‘Abd al-Hakam telah meriwayatkan bahwa Khalifah ‘Umar ibn Khattâb pernah berkata: “Sungguh aku telah mengirim para gubernurku untuk mengajari kalian tentang agama kalian dan Sunah Nabi kalian. Aku tidak mengutus mereka untuk menghukum kalian atau mengambil harta kalian. Maka barangsiapa diantara kalian mengalami hal itu, maka adukanlah masalahnya kepadaku. Demi Allah, yang menguasai jiwaku, saya akan memberikan balasan yang setimpal.” Lalu Amr bin Al-Ash bediri seraya berkata: “Wahai Khalifah, bagaimana bila salah seorang gubernurmu menyakiti seorang rakyatnya dalam rangka mendidiknya, apakah gubernur tersebut akan mendapatkan hukuman yang setimpal juga? Akan kamu balas dengan hukuman setimpal?” Umar berkata: “Ya, aku akan memberikan hukuman yang setimpal karena aku telah melihat Rasulllah juga melakukan hal yang sama. Ingatlah, jangan sekali-kali kalian mumukul orang-orang Islam sehingga kalian 346., Di antaranya juga, tindakan membunuh, baik secara sengaja maupun semi-sengaja, terhadap orang Muslim atau orang non-Muslim dzimmiy yang dilindungi. h. 482; demikian pula, tindakan pemukulan orang Islam atau orang non-Muslim dzimmiy tanpa alasan yang dibenarkan oleh Syariat Islam. h. 495. 187 menghinakan mereka. Jangan kau halangi hak-hak mereka sehingga engkau mengingkari mereka. Jangan melempar tuduhan terhadap mereka sehingga kalian memfitnah mereka. Janganlah kalian tempatkan mereka di hutan sehingga kalian menyia-nyiakan mereka.” Kemudian seorang laki-laki dari Mesir mendatangi Umar seraya bertanya: “Wahai Khalifah, aku berlindung kepadamu dari kezaliman.” Umar berkata: “Aku berikan perlindungan kepadamu.” Orang itu berkata kembali: “Aku telah mendahului anak Amr bin al-Ash dalam sebuah perlombaan, namun ia terus memukulku dengan cambuk sambil ia berkata: “Aku anak orang terhormat””. Kemudian Umar menulis surat kepada Amr bin al-Ash di Mesir dan memerintahnya untuk menghadapnya. Amr pun menghadap bersama anaknya. Umar berkata: “Mana orang Mesir tadi? Ambilah cambuk, dan cambuklah anak orang yang terhormat ini anak Amr ibn al-Ash.” Kemudian orang Mesir tadi memukul anak Amr. Anas periwayat Hadis berkata: “Demi Allah sungguh ia benar-benar memukul anak Amr sampai kami puas, tanpa henti hingga kami berharap ia berhenti memukulnya.” Kemudian Umar berkata kepada orang Mesir tadi: “Letakkan cambuk itu di atas kepala Amr”. Orang Mesir tadi berkata: “Wahai Khalifah, sesungguhnya anaknya yang telah memukulku, dan aku sekarang sudah selesai memukulnya”. Kemudian Umar berkata kepada Amr bin Ash: 188 “Kenapa kamu perlakukan manusia merdeka seperti budak, padahal ibu-ibu mereka melahirkan mereka dalam keadaan merdeka?” Amr berkata: “Aku tidak tahu dan belum ada yang memberitahuku, wahai Khalifah.”

11. Perlindungan atas hidup non-Muslim