Perbedaan antara tujuan dan prinsip yang mengatur pemberian suaka

27

BAB II PRINSIP-PRINSIP HUKUM TENTANG SUAKA

MENURUT SYARIAT ISLAM DAN HUKUM INTERNASIONAL Jelas bahwa hak suaka telah diatur secara prinsipil, baik dalam Syariat Islam maupun hukum internasional. Akan tetapi, sebelum menjelaskan prinsip-prinsip hukum tentang suaka, perlu kita tinjau faktor pembeda diantaranya dan tujuan dari pemberian suaka itu sendiri.

A. Perbedaan antara tujuan dan prinsip yang mengatur pemberian suaka

Tujuan akhir dari pemberian suaka ialah adanya jaminan keamanan dan perlindungan bagi pengungsi yang tinggal di wilayah negara pemberi suaka. Prinsip-prinsip hukum yang mengatur pemberian suaka merupakan hal yang wajib diperhatikan dan ditaati agar tujuan adanya suaka tersebut terwujud. Jadi, ia merupakan media atau alat yang mengantarkan kita kepada tujuan akhir dari pemberian suaka sehingga wajib diperhatikan. Sebab, tujuan akhir dari pemberian suaka itu disyariatkan, dan karenanya disyariatkan pula media yang menyampaikan kepadanya. Maka, di dalam 28 konteks hak suaka, seperti halnya aturan hukum lainnya, “tujuan” itu tidak menghalalkan “cara”. Pembukaan Piagam Negara-negara Arab tentang Hak Asasi Manusia tahun 2004 mengisyaratkan pengakuan “prinsip - prinsip yang abadi, yakni persaudaraan, persamaan dan toleransi antar sesama manusia yang dibangun oleh Islam dan agama-agama samawi lainnya”. Pembukaan Konvensi Negara-negara Arab tentang Status Pengungsi di Negara-negara Arab tahun 1994 menyatakan bahwa negara pihak Konvensi berpegang teguh kepada “keyakinan dan prinsip-prinsip ajaran agama para pengungsi yang mengakar secara mendalam dalam sejarah Arab dan Islam, dan yang menjadikan manusia sebagai makhluk berderajat agung dan bermartabat mulia, dengan berbagai sistem hidup dan sistem hukum yang apabila dijalankan akan mewujudkan kebahagiaan, kebebasan dan hak-hak mereka”. Hal demikian diisyaratkan pula oleh Seminar Pertama Cendekiawan Arab tentang Suaka dan Hukum Kepengungsian, yang merujuk kepada “tradisi Arab Islam tentang suaka dan kepengungsian” Kemudian, Seminar Keempat juga merujuk kepada prinsip-prinsip kemanusiaan, terutama dalam hal “prinsip-prinsip solidaritas sosial dan suaka serta prinsip- prinsip kemanusiaan tentang suaka dalam sistem Syariat Islam dan sistem nilai bangsa Arab”. 29 Sementara itu, komunike final dari Simposium dan Seminar Anggota Parlemen Dunia Arab tentang Hukum Pengungsi Regional dan Internasional serta Masalah Migrasi, yang diselenggarakan di Kota Sharm el-Syaikh kota wisata di tepi Laut Tengah, Mesir pada bulan Oktober 2008, menyatakan bahwa “tradisi, kebiasaan dan praktek – praktek dalam nilai - nilai Arab dan Islam, berlaku sebagai poros yang kokoh bagi perlindungan para pengungsi, dan penghormatan atas integritas kemanusiaan mereka.

B. Prinsip – prinsip utama yang mengatur hak-hak suaka